⚠️typo bertebaran
Happy reading y'all
🐯🐯🐯
"Duh kak males banget gak sih kalo hari senin tuh" Dinda yang sedang membersihkan toilet sebelah mengeluh lantaran hari ini adalah hari Senin.
"Masih pagi Dinda gak boleh ngeluh"
Dinda menghampiri Kiara yang sedang membersihkan wastafel.
"Kak aku mau tanya deh maaf ya kalau sedikit nyinggung, emm emangnya suami kakak nggak kerja?" Tanya Dinda pada Kiara.
Kiara menoleh kemudian tersenyum "aku nggak punya suami Din" jawabnya dengan Jujur.
Toh lagipula tidak ada gunanya berbohong hanya menambah beban pikiran Kiara saja. Biar saja orang mau menganggap ia wanita yang nggak bener karena menikah tanpa suami toh kenyataan nya memang seperti itu. Ia hamil tanpa suami.
"M-maksudnya? Terus Qila?" Dinda nampak kebingungan dengan jawaban Kiara.
Yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana bisa punya anak tapi tidak punya suami. Dinda berpikir atau jangan-jangan?
"Iya bener apa yang ada dipikiran kamu, aku hamil tanpa suami"
"Kok bisa? Kakak jadi korban pemerkosaan atau gimana?"
Kiara menarik nafasnya yang terasa berat sebetulnya ia sudah lupa dengan kejadian itu. Tetapi pertanyaan Dinda barusan membuatnya ingat kembali.
"Nanti ya nanti juga kamu tau kok, aku lagi nggak mau bahas itu sekarang"
"Eh maaf kak aku nggak maksud buat buka luka lama kakak, maaf ya kak aku nggak akan tanya-tanya lagi kok" ucap Dinda.
Ia merasa tidak enak karena sudah menanyakan hal yang sensitif bagi Kiara. Ia jadi menyesal karena bertanya.
"Kamu nggak akan ngejauh kan?" Tanya Kiara
"Hah? Ngejauh apa maksudnya?"
"Ya kamu kan udah tau kakak punya anak tapi nggak punya suami, kamu nggak akan ngejauhin kakak kan?"
Kiara bertanya seperti itu karena ia merasa takut, takut kalau Dinda akan menjauhinya setelah tahu kalau ia hamil diluar nikah. Sudah banyak orang seperti itu yang Kiara temui termasuk tetangga-tetangga didekat rumahnya.
"Ih ngomong apa sih, ngapain juga aku ngejauh. Aku tau kakak bukan perempuan yang kaya gitu, kalaupun iya aku salut sama kakak karena kakak berani bertanggung jawab"
Kiara tersenyum senang "makasi ya, kamu baik banget sih Din"
"Aku emang baik loh hahaha" ucapnya diselingi nada bercanda.
"Habis bersihin toilet ini kita ke lantai empat lagi?"
"Iya lah kan bagian sana belum kita bersihin"
"Kak, penasaran gak sama CEO perusahaan ini?"
"Enggak tuh kenapa, kamu penasaran ya?"
Dinda mengangguk "katanya ganteng banget dan masih jomblo juga, aku jadi penasaran deh kaya gimana wajahnya"
"Pak bos itu kayaknya nggak deket sama karyawan nya deh, dia jarang interaksi sama karyawan kecuali urgent banget"
"Kakak tau darimana?"
"Kata resepsionis yang didepan sih gitu, aku beberapa kali dateng kesini antar pesanan kopi dan bos nya emang keliatan serem banget auranya" ujar Kiara.

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET (End)
Teen FictionBertahun-tahun hidup diselimuti oleh rasa penyesalan. Mimpi buruk turut hadir dalam setiap malamnya tanpa henti. Akan kah ia menemukan jalan keluar untuk menyembuhkan rasa penyesalan itu? "Aku menyesal, sungguh. Tolong maafkan aku, maafkan laki-laki...