part 6

39.5K 1.5K 6
                                    

⚠typo bertebaran

-
-
-

Happy reading💜

🐯🐯🐯

Kiara terlihat sangat antusias saat mendengar Qila bercerita tentang pengalaman nya kemarin saat bermain dirumah nenek nya Rio. Sembari menyuapi Qila makan, Kiara memperhatikan putrinya yang terus berceloteh.

"Telus Qila ketemu sama Om- om apa ya nda..Qila lupa" Qila nampak berpikir berusahan mengingat nama seseorang.

Kiara terkekeh pelan melihat ekspresi Qila yang sangat menggemaskan itu. Matanya mendelik keatas seakan berusaha mengingat sesuatu.

"Om siapa hm?" Kiara kembali menyuapi putri gembilnya dengan nasi.

Kiara sedang makan siang sekarang.

"Lupa nda pokonya om nya Lio itu ganteng banget nda dia milip sama papa nya Lio" ucap nya.

Kiara hanya mengangguk saja, dia bahkan tidak kenal dengan Gibran dan tidak pernah melihatnya sama sekali saat berkunjung kerumah Dara. Suami Dara itu selalu sibuk bekerja dan wajar saja jika wajahnya mirip karena mereka adik kakak.

"Qila senang ketemu oma sama om nya Rio? Enggak takut kan nak?" Tanya nya, dia sangat tahu kalau putrinya ini sangat takut jika bertemu dengan orang baru.

Qila menggeleng "Oma nya Lio cantik jadi Qila suka, telus om nya Lio juga baik. Qila suka semuanya" Ucapnya yang membuat Kiara tersenyum.

"Bunda tau nggak om nya Lio suka susu stawbeli juga kaya Qila. Telus dia juga alelgi kacang sama kaya Qila, asik kan bunda Qila sama om nya Lio sama"

"Oh ya? Terus om nya Rio baik nggak sama Qila?"

"Baik kok bund"

Kiara tersenyum lalu memberikan suapan terakhir pada Qila "Nah makan nya udah habis, minum air nya Qil bunda mau taruh piringnya dulu ya"

"Siap bunda"

Kiara menaruh piring dan mencucinya. Pikiran nya berputar waktu Qila menyebutkan kesamaan nya dengan om nya Rio. Semoga saja apa yang ada dipikirannya tidak benar.

'Flasback on'

Kiara berjalan kearah kantin fakultas bisnis. Sembari membawa kotak bekal ditangan nya, Kiara tersenyum sumringah.

Sampai dikantin, matanya melirik kesana kemari mencari seseorang. Tepat dimeja bagian tengah Kiara melihat orang yang sedang ia cari. Kiara menghampiri laki-laki itu yang duduk diantara dua teman nya.

Disana ada tiga laki-laki yang tengah duduk bersantai menikmati minuman dingin. Tiga laki-laki itu lah yang menjadi pujaan gadis satu kampus.

"Kak hehe aku bawa bekal nih buat kakak" tanpa basa-basi Kiara langsung memberikan kotak bekal itu pada laki-laki yang ada didepan nya.

Laki-laki didepan nya memandang Kiara dengan tatapan datar seperti biasanya. Dia memilih untuk tidak menanggapi Kiara. Sedangkan dua teman nya sudah memberi kode agar laki-laki itu menerima pemberian Kiara.

"Terima aja supaya dia cepet pergi" bisik salah satu teman nya yang masih bisa didengar Kiara.

Laki-laki itu menoleh kearah Kiara "lo itu emang enggak ada kapoknya ya. Berapa kali sih harus gue peringatin kalau gue itu enggak suka sama lo!!" Tegas laki-laki itu.

Kiara tersenyum getir, selalu seperti ini balasan nya saat ia memberikan sesuatu pada laki-laki didepan nya ini. Meski sudah puluhan kali mendapat penolakan terang-terangan, Kiara tetap kekeuh pada pendirian nya.

"Aku masak ini khusus buat kakak loh mmm kalau kakak mau bagi ke temen kakak juga boleh"

"Makanan itu pasti dikasih kekita kok dek biasanya juga gitu" celetuk salah satu teman nya.

Hatinya mencelos, jadi selama ini semua makanan yang ia berikan dengan sepenuh hati tidak pernah disentuh olehnya. Kiara tidak menyangka kalau laki-laki segegitu tak menghargai perjuangan nya.

Arga mengambil bekal yang ada ditangan Shila lalu membukanya. Kiara tersenyum selebar mungkin saat laki-laki itu mulai membuka tutup tupperware itu.

Kiara kira laki-laki itu akan langsung memakan makanan yang ada didalam kotak itu tetapi ia salah. Lelakk itu justru membanting kotak itu ketanah dengan keras sampai isinya berserakan.

Kiara terkejut, apa yang salah dengan makanan nya kenapa harus dilempar seperti itu. Berikan saja pada kedua teman nya jika ia tidak mau memakan nya. Seperti yang biasa ia lakukan.

"Lo mau bunuh gue hah!" Teriakan itu menggema diarea kantin.

Seluruh pasang mata yang tengah berada dikantin itu menatap kearah meja yang ditempati oleh laki-laki itu dan kedua sahabatnya.

"M-maksud kakak apa?" Cicit Kiara yang sedang ketakutan.

"Lo sengaja kasih gue makanan yang ada kacangnya kan, lo mau balas dendam karna gue selalu nolak lo?!" Ucap nya tajam dan menusuk.

Kiara menunduk takut.

"Bro tenang bro dia mungkin gak tau kalau lo alergi kacang" salah satu temannya berusaha menenangkan lelaki itu.

"Mending lo pergi deh dia bahaya kalau emosi" Ucapnya pada Kiara yang masih tertunduk takut.

Kiara mengangguk "m-maaf kak a-aku gak tau" setelah itu ia beranjak keluar dari area kantin.

Teriakan dan sorakan seta tertawaan dari beberapa mahasiswa/i mendengung ditelinga Kiara.

"Katanya suka, masa doi alergi kacang aja enggak tau"

"Tau huuuh payah lo"

"Maba kok berani banget deketin senior"

"Iya yah mos wanted lagi, tinggi banget selera lo"

"Jalur beasiswa aja belagu lo sok mau dapetin Senior!"

Dan masih banyak lagi kata-kata pedas yang mereka lontarkan untuk Shila. Kiara merasa tetohok, dia bahkan tidak tahu kalau laki-laki yang ia suka alergi kacang-kacangan.

"Lo keterlaluan bro, kalo enggak suka jangan dibuang juga itu makanan. Biasanya juga lo kasih ke kita berdua kan?"

"Biar dia sadar dan enggak bakal gangguin gue lagi. Lo berdua enggak tau gimana risihnya gue ditempelin sama cewek itu terus!" Tegas nya

Kedua temannya memilih diam dan tak menjawab sepatah kata pun.

Sedangkan disisi lain, Kiara menangis menahan malu dan sakit secara bersamaan. Kenapa jatuh cinta harus sesakit ini.

Flashback off

Kiara menggelengkan kepalanya dengan cepat. Kejadian itu sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu, tetapi ia masih ingat dengan jelas bagaimana detailnya kejadian saat itu.

"Bunda~"

Kiara tersentak saat baju nya ditarik pelan oleh putrinya.

"Iya nak?" Kiara berjongkok menyamakan tinggi badan putrinya.

"Besok Qila sekolah baleng Lio boleh nggak bun?"

"Qila kan sekolah sama tante Agnes sayang"

"Tapi Qila pengin sekolah baleng Lio" cicit nya.

Kiara meringis melihat putrinya yang sudah berkaca-kaca. Kiara belum bisa memasukan Qila ke Tk atau playgroup karena biaya masuk nya cukup mahal. Sedangkan gaji nya sama sekali tidak cukup untuk mendaftarkan Qila masuk kesana.

"Qila denger bunda ya nak, nanti kalau bunda sudah ada uang bunda janji bakal masukin Qila sekolah bareng Rio. Nah untuk sekarang Qila sekolah sama tante agnes sementara ya?" Kiara berusaha menenangkan putri kecilnya.

Qila mengangguk sembari mengacungkan jari kelingkingnya yang mungil "plomise?" Ucapnya.

"Promise" Kiara ikut menautkan jari kelingkingnya dengan jari Qila.

🐯🐯🐯

REGRET (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang