⚠️typo bertebaran
Happy reading
-
-
-🐯🐯🐯
Menjadi orang tua tunggal itu tidak mudah, Kiara harus bekerja banting tulang untuk menghidupi buah hatinya sendirian. Jika bisa, ingin rasanya Kiara memutar waktu dan memilih untuk tidak melakukan dosa itu, walaupun itu tidak disengaja.
Tetapi semuanya sudah terjadi, Tuhan menghadirkan Qila. Awalnya Kiara menolak dengan sangat keras saat anak itu tumbuh didalam rahimnya. Ini bukan kesalahan nya, ia hanyalah korban ke-brengsekan seorang laki-laki yang tak bertanggung jawab. Tetapi kenapa ia yang harus menanggung semua dosanya.
Bertahun-tahun ia hidup dipenuhi dengan cacian dan makian. Kiara menahan semua rasa sakit dan menelan mentah-mentah semua kata-kata pedas yang dilontarkan semua orang padanya.
Bahkan sampai sekarang, masih ada saja masyarakat yang sering memaki nya karena hamil tanpa suami. Semua itu ia alami sendirian, hanya sendirian.
Ibunya sudah meninggal saat sebulan setelah Kiara melahirkan Qila. Dan sejak itu, Kiara kembali terpuruk. Ia harus hidup sendirian bekerja dan mengurus anak nya.
Tetapi Kiara bersyukur karena ia memilih untuk mempertahankan Qila. Jika tidak, mungkin ia akan hidup sebatang kara sekarang. Ayahnya sudah lebih dulu meninggalkan nya, disusul ibunya setelah 3 tahun ayahnya meninggal.
Jika kebanyakan orang menganggap Qila putrinya itu anak haram, Kiara menganggap Qila itu anugrah paling indab. Qila tumbuh menjadi anak yang baik dan menggemaskan.
Qila itu anak yang pintar dan penurut, dia sudah bisa mengerti keadaan ibunya sejak dini. Kebanyakan balita seusianya pasti akan meminta ini dan itu atau minta dibelikan mainan ini dan itu, tapi Qila berbeda.
Jika ibunya bertanya "Qila gak mau beli mainan itu?" Qila akan menjawab "bunda cali uang capek, Qila ga mau habiskan uang bunda mainan itu mahal" begitu jawabnya.
Terbesit perasaan sedih dan sesak jika melihat anak-anak seusia Qila dapat bermain sesuka hati. Membeli apapun yang mereka mau dan masuk playgroup untuk belajar disana. Tetapi Qila, diusianya yang sekarang seharusnya dia bisa merasakan itu semua. Tapi lagi dan lagi keadaan yang memaksa nya harus mengerti, bahwa dia tak seberuntung anak-anak yang lain.
Seperti pagi hari ini, Qila sedang bermain ditaman bersama bunda nya. Disana banyak sekali anak-anak yang membawa mainan dan Qila hanya membawa satu boneka sapi kecil digendongan nya untuk diajak nya bermain.
Hati Kiara teriris melihat nya, dia merasa menjadi orangtua yang tidak berguna. Membelikan mainan untuk Qila saja tidak mampu.
"Bunda meleka bilang Qila ga boleh ikut main, Qila gapunya mainan kaya meleka jadi ga bisa main baleng" ucap anak itu dengan cadel nya.
"Emangnya mereka main apa?"
"Meleka main masak-masak kaya bunda ditempat kelja"
Kiara melirik kearah anak-anak yang sedang bermain masak-masakan disana. Mereka membawa peralatan memasak mini untuk main rupanya.
"Yaudah Qila main masak-masak nya sama bunda aja yuk dirumah?"
"Tapi Qila pengen main sama meleka bunda" lirih nya, Qila terlihat berkaca-kaca.
"Hmm gini aja gimana kalau kita belanja ke pasar terus habis itu bunda beliin mainan kayak mereka mau?"
Matanya langsung berbinar "mau bunda, tapi- nanti uang bunda habis telus gabisa beli susu stawbeli buat Qila" baru berapa detik anak itu sudah merubah ekspresinya menjadi sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET (End)
Teen FictionBertahun-tahun hidup diselimuti oleh rasa penyesalan. Mimpi buruk turut hadir dalam setiap malamnya tanpa henti. Akan kah ia menemukan jalan keluar untuk menyembuhkan rasa penyesalan itu? "Aku menyesal, sungguh. Tolong maafkan aku, maafkan laki-laki...