⚠typo bertebaran
Happy reading
-
-
-🐯🐯🐯
Pagi-pagi sekali Kiara sudah bangun, selesai Sholat subuh ia langsung bergegas membereskan rumah dan membuat sarapan. Walaupun hari ini ia libur bekerja, tetapi bangun pagi sudah menjadi kebiasaan nya sejak mengandung Qila.
Kiara mengawali pagi nya dengan mencuci pakaian, dan dilanjut dengan pekerjaan yang lain nya.
Setelah 2 jam membereskan rumah Kiara pergi kedapur untuk membuat sarapan. Rumah yang ditempati Kiara sekarang ini adalah peninggalan orangtua nya yang terisisa. Rumah sederhana yang tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil, Kiara bersyukur setidaknya masih ada satu peninggalan orangtuanya yang bisa ia jaga.
Selesai membuat sarapan, Kiara membangunkan putrinya yang masih tertidur pulas dikasur. Baru saja Kiara membuka pintu kamar, Qila sudah lebih dulu membukanya.
Buntalan mungil itu berjalan sembari mengusak matanya yang masih sedikit terpejam.
"Qila udah bangun sayang padahal baru mau bunda bangunin" Kiara menghampiri Qila dan menggendongnya. Anak itu mengalungkan tangan nya dileher sang bunda.
"Qila kan anak pintal bunda jadi halus bangun sendili" ucap nya dengan suara khas bangun tidur.
Kiara terkekeh pelan "buntalan imut nya bunda mau sarapan dulu atau mandi dulu nih?" Tanya nya.
"Salapan bunda, Qila lapal" jawab nya.
"Yaudah Qila ke kesamping dulu ya cuci muka bunda siapin sarapan nya"
"Oke bunda" Turun dari gendongan si bunda, Qila berjalan kearah keran disamping rumah untuk mencuci wajahnya. Kiara melarang Qila kekamar mandi sendiri takut kalau nanti anak itu terpeleset.
Selesai mencucui wajahnya, Qila kembali kedapur. Kiara membasuh wajah Qila dengan handuk lalu mendudukan nya dibangku.
"Susu stawbeli nya Qila mana bunda?" Tanya nya saat tidak melihat susu favoritnya diatas meja.
"Minum susu nya selesai sarapan aja ya Qila minum air putih dulu"
Qila menurut dan meneguk air putih, setelah itu Qila mulai melahap sarapan nya. Walau terbilang masih balita, tetapi Qila sudah pintar dan bisa makan sendiri tanpa perlu disuapi.
"Bunda Qila main sama Lio yah hali ini, Lio mau ajak Qila kelumah nenek nya" beo anak berumur empat tahun itu.
"Boleh kok tapi Qila harus janji sama bunda ya jangan ngerepotin mama dan papa nya Rio, oke?"
"Yaudah nanti bunda antar ya kerumahnya Rio" Kiara mengusap kepala Qila.
Kiara bersyukur karena tetangga nya itu sangat baik padanya. Kiara tidak terlalu mengenal Dara- ibunya Rio, tetapi ia tahu kalau wanita itu sangat peduli pada putrinya.
Karena itu Kiara selalu mengizinkan Qila untuk bermain dengan Rio anaknya Dara.
Sekarang Qila berada didalam bak mandi, tubuhnya yang mungil dan sedikit berisi itu tenggelam dalam bak mandi. Anak itu suka sekali berendam saat mandi.
"Qila bunda tinggal sebentar ya, sabun mandi nya habis. Jangan keluar dari bak mandi sampai bunda datang lagi oke?"
"Oke bunda" Qila mengacungkan jempolnya keatas.
Qila bermain air sampai bunda nya datang, dan tak lama Kiara kembali kekamar mandi dengan membawa sabun mandi. Kiara menyabuni tubuh mungil putrinya dengan telaten.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET (End)
Teen FictionBertahun-tahun hidup diselimuti oleh rasa penyesalan. Mimpi buruk turut hadir dalam setiap malamnya tanpa henti. Akan kah ia menemukan jalan keluar untuk menyembuhkan rasa penyesalan itu? "Aku menyesal, sungguh. Tolong maafkan aku, maafkan laki-laki...