"Abang"
Aera ngetuk pintu seungkwan perlahan saat mendengar suara aneh dari kamar sang abang tetapi tidak mendapat balasan apapun
"Ngapain dek?" Tanya vernon
"Gapapa bang, kayanya aku salah denger"
Vernon ngangguk kecil lalu saat hendak balik ke kamar suara bising tadi kembali terdengar dari arah kamar seungkwan dan suaranya terdengar lebih keras
Aera dan vernon saling menatap lalu masuk kedalam kamar seungkwan dan langkah mereka terhenti saat melihat darah dan pecahan vas bunga yang berserakan di lantai
"ABANG!!"
Nafas aera tercekat saat melihat seseorang mendorong tubuh seungkwan dari arah balkon kamar
Pria itu sempat menghadang mereka berdua tapi yang mereka lakukan selanjutnya adalah menyerang pria itu bersamaan
Vernon meninju wajahnya sementara aera menendang perutnya mereka berdua melakukan itu sekaligus
Setelahnya mereka berlari ke arah balkon terus ngulurin tangan mereka kearah seungkwan yang berhasil berpegangan pada pagar balkon
"A-abang pegang tangan aku"
"Dek"
Seungkwan mengangkat kepalanya dan langsung berpegangan pada tangan aera dan vernon sekaligus
Karna takut yang lain nya ikut masuk pria itu mengunci pintu kamar seungkwan lalu ia menarik tangan vernon dan berusaha untuk menghentikan mereka menolong seungkwan
Kesal melihat aera dan vernon mengganggu kegiatannya ia memutuskan untuk melakukan hal yang tidak termasuk kedalam rencananya yaitu mencelakai ketiganya
"LEPAS!!"
Pria itu membenturkan kepala vernon ke pagar balkon dan ga lama darah menetes dari dahi vernon bikin pegangan nya pada seungkwan hampir terlepas
"Abang"
Aera reflek menguatkan pegangan tangan nya pada seungkwan menggunakan kedua tangan nya saat pegangan vernon melemah
"Abang please"
Selesai dengan vernon pria itu beralih pada aera ia masuk kedalam dan kembali ke balkon dengan membawa pecahan vas bunga lalu mengoreskan benda tajam itu ke pergelangan tangan aera
Aera yang kesakitan reflek nendang pria itu dengan kencang bikin pria tadi ikutan jatuh dan perpegangan pada pagar balkon dengan posisi yang sama seperti seungkwan
"SEUNGKWAN?"
"AERA KAMU DI DALEM DEK?"
Suara ketukan pintu kamar menyadarkan vernon lalu ia kembali menguatkan pegangan tangan nya pada seungkwan
Darah yang keluar dari luka aera mengalir dengan bebas dan mengenai tangan seungkwan
"DEK ABANG BAKAL DOBRAK PINTUNYA"
"Abang please"
Mereka berdua mulai lemas membuat pegangan tangan mereka pada seungkwan melemah mereka merasa tidak kuat menahan seungkwan lebih lama lagi
"Dek abang ga kuat" Ucap seungkwan lemah dahi nya sudah mengeluarkan cukup banyak darah
"Ngga, abang harus tetep sadar aku mohon"
"Stay with me please" Ucap vernon pelan
Badan aera bergetar dan mulai terisak pelan keadaan mereka bertiga sama-sama tidak memungkinkan untuk saling bertahan