Aera melambai pada ketiga belas kakak dan abang nya yang sedang menunggu nya di sebrang jalan
Mereka tersenyum manis dan membalas lambaian dari adik kecil nya yang sedang membawa tumpukan buku di tangan nya
Aera hanya tinggal menunggu lampu penyebrangan menyala untuk memeluk mereka di sebrang sana
"Eh lampu penyebrangan nya belum nyala"
"Awas"
Aera reflek menarik pria yang nekat menyebrangi jalan yang masih sangat ramai dengan kendaraan
Pria itu berteriak membuat aera sangat terkejut, pria itu mengguncang tubuh aera dengan kasar membuat tumpukan buku yang berada di tangan nya terjatuh ke jalan
"KENAPA LO NAHAN GUE?!"
"K-karna itu bahaya"
"APA PERDULI LO?!"
Pria itu menarik paksa tas aera bikin aera reflek melepas tas nya setelah tas nya terlepas pria itu menyeret aera dengan paksa meninggalkan tas, buku dan ketiga belas kakak dan abang nya yang masih terpaku di sebrang sana
Pria itu membawa aera ke tempat yang tampak seperti pembuangan barang-barang bekas
"HARUS NYA LO BIARIN GUE MATI AJA"
"LO UDAH BIKIN GUE KEHILANGAN KESEMPATAN ITU"
"M-maaf"
"ARGHH"
Hal yang pertama kali mereka lihat saat sampai di sana adalah aera yang di dorong dengan kasar, punggung nya menghantam lemari besi yang berada di belakang nya dengan sangat keras
Saking kerasnya hantaman itu kardus yang berada di atas lemari itu ikut terjatuh dan mengenai aera yang berada di bawahnya
Kardus yang berisi barang-barang kecil terus terjatuh membuat tubuh kecil aera terpaksa harus menerima keadaan itu
"AERA!!"
Mereka menghampiri aera lalu menyingkirkan kardus-kardus yang menghalangi tubuh kecil adiknya
"Sayang" Sk
"Are you okay?" Js
"Sakit"
Aera memegang punggung nya sambil terus meringis melihat itu dk langsung mengangkat aera dan memindahkan aera ke tempat yang lebih aman
"LO APA-APAAN SIH SIALAN" Hs
"BERANI BANGET LO NYENTUH ADEK KITA" Wz
Bughh
Seungcheol adalah orang yang emosi nya paling susah untuk di kendalikan ia meninju pria itu dengan kencang untuk melampiaskan kemarahan nya
"LO HARUS NYA BERTERIMA KASIH SAMA ADEK GUE KARNA DIA UDAH NOLONGIN LO" Sc
"BUNUH AJA GUE"
"GUE CAPEK SAMA HIDUP GUE"
"KALO CAPEK TUH ISTIRAHAT" Mh
"BUKAN NYA MILIH BUAT MATI" Jh
"KAYA PAHALA LO BANYAK AJA" Ww
"LO GA BERHAK NASEHATIN GUE"
Pria itu melepaskan cengkraman seungcheol lalu pergi meninggalkan mereka semua di sana
"Sayang, kamu gapapa?" Vn
"Mana yang sakit hm?" Sc
"Coba kak han periksa dulu, ada yang luka ga?"
"Aku salah ya?"
"Bukan lo yang salah" Ch
"Ga semua orang pantes di selamatin" Js
"Gausah di pikirin, ayo kita ke rumah sakit" Wz
"Kamu harus di periksa" Ww
"Aku gapapa, mau pulang aja"
"Ngga, kita harus ke rumah sakit dulu" Mg
"Kak, aaww-
"Kan, di pegang gini aja kamu kesakitan" Vn
"Gaada penolakan ya dek" Sk
"Kita cuma mau mastiin kalo kamu ga kenapa-napa" Dk
"Gausah protes, ini semua buat kebaikan kamu" Wz
"Udah ayo di gendong dulu adek nya" Sc
"Kita ga butuh izin dia, walaupun dia ga mau kita harus tetep pergi" Hs
Mingyu ngalungin tangan aera ke lehernya lalu menggendong tubuh kecil aera dengan mudahnya
Brakkk . . .
Pria yang di tolong aera tadi berhasil melakukan keinginan nya ia nekat menyebrangi jalan yang ramai dengan kendaraan itu lagi
Ia ditabrak mobil truk dan tubuhnya terpental sangat jauh dari tempat ia berdiri tadi dan berakhir tepat di depan mereka berempat belas
Pria itu sempat memberikan senyuman kecil pada mereka sebelum dirinya tak sadarkan diri dan meninggal di tempat membuat aera menangis sejadi-jadi nya di dalam gendongan mingyu
Di dalam mobil aera masih terus menangis dan berhasil diam dengan bantuan minghao
Melihat aera yang tertidur mereka memutarbalikan mobil mereka dan memutuskan untuk tidak pergi ke rumah sakit dan pulang ke rumah saja
Hoshi menidurkan aera di atas ranjang nya lalu menaikan selimutnya agar aera tidak kedinginan selama tidurnya
Malam nya karna aera tidak kunjung turun vernon naik keatas untuk menyusul sang adik karna waktu makan malam telah tiba
"Dek"
"Ayo bangun makan malem dulu"
Vernon bangunin aera sambil mungutin jaket dan beberapa barang-barang aera yang berserakan di lantai
"Dek-
Vernon terdiam selama beberapa detik saat melihat dahi aera yang di penuhi keringat ia sedikit menyibak selimutnya dan menghela nafas nya pelan saat mengetahui aera demam
Vernon mengelap keringat di dahi aera menggunakan handuk kecil yang ada di laci nakas lalu turun untuk membawa kompres dan memberi tahu yang lain soal keadaan aera
Mereka masuk ke dalam kamar aera dengan wajah cemas seungcheol duduk di ujung ranjang dan memeriksa suhu tubuh aera
"Panas banget" Ucap seungcheol
"Bawa ke rumah sakit aja ayo kak"
"Iya yah"
Tidur aera terusik mata nya sedikit terbuka untuk melihat sekitar lalu kembali menutup matanya
"Dek sayang" Panggil irene
"Kita ke rumah sakit ya?" Tambah suho
Aera menggeleng lemah lalu berpegangan pada ujung ranjang saat seungcheol berusaha untuk menggendongnya
"Dek sayang, jangan gini"
Wonwoo menggenggam tangan aera lalu melepaskan pegangan aera pada ujung ranjang saat pegangan nya terlepas aera beralih menggenggam tangan wonwoo dengan erat
"Gamau hiks"
Aera mulai menangis bikin mereka kebingungan
"Kalian makan dulu aja, biar gyu yang nemenin si adek"
"Shua ikut mingyu"
"Biar bunda ambilin kompres"
Aera kembali tertidur saat dahi nya di kompres kamarnya di penuhi oleh 13 kakak dan abang nya mereka tidak berniat untuk meninggalkan aera walaupun hanya sebentar
"Si adek pasti masih shock banget" Mg
"Dia sampe demam tinggi gini" Dk
"Kalo sampe tangah malem nanti demam nya belum turun juga panggil dokter aja biar di rawat disini" Jh
"Iyaa ayah juga ngusulin nya gitu" Sc
"Kita tunggu aja dulu, semoga aja demam nya bisa turun" Ww