Brakk
"AAA"
"Eh siapa itu?!"
"Abang sakit!!!"
"Dek kamu ngapain ada di belakang pintu?"
"Aku mau keluar terus tiba-tiba pintunya kebuka"
"Maaf coba sini abang liat dahinya"
Vernon narik pinggang aera mendekat lalu menyelipkan helaian rambut aera ke belakang telinga dan memeriksa dahi aera yang terbentur pintu tadi
"Merah banget ini ayo kebawah biar abang kompres"
"Pusing"
"Ayo abang gendong"
Vernon jongkok di depan aera terus aera naik ke punggung vernon dan mereka turun ke bawah
"Tunggu disini"
Aera duduk di sofa sambil nunggu vernon menyiapkan kompresnya
"Sini boboan"
Vernon nepuk pelan pahanya terus mulai meletakan kompres tadi di dahi aera setelah aera berbaring
"Maaf ya abang ga sengaja tadi"
"Hmm gapapa"
"Kamu bikin ulah apa lagi kali ini dek?" J
"HEH SI ADEK LO APAIN SAMPE DAHINYA MERAH GITU?!" Dk
"Apanih ribut-ribut?" Wz
"Dek?!" Ww
"Kamu diapain vernon?" Hs
"BANG!"
Seungkwan teriak bikin yang lain langsung pada turun kebawah
"Paansih?" Js
"Liat dahi si adek merah" Sk
"Dahi kamu kenapa dek?" Mata jeonghan melebar dan langsung menghampiri aera untuk mengecek dahinya
"Ayo kita ke rumah sakit kamu harus di periksa" Ucap seungcheol panik
"Aku gapapa cuma kebentur dikit doang tadi"
"Kebentur apaan?"
"Pintu"
"KO BISA?!"
"Abang buka pintu barengan sama aku yang mau keluar jadinya kepala aku kebentur tapi abang ga sengaja ko aku nya juga gapapa"
"Gapapa gimana? Nanti kalo otak lo geser gimana?" Saut chan
"Ayo dek kita ke rumah sakit"
"Cepet siap-siap"
"Siapa yang mau nyetir?"
"Aduh akunya jadi tambah pusing denger kalian ribut"
"Maaf"
"Aku beneran gapapa jadi gausah ribut lagi okay?"
"Maaf bang gue ga hati-hati tadi, gue gatau di sana ada adek"
"Lain kali hati-hati ya non" Kata joshua pelan
"Iya bang maaf"
"Kamu beneran ga mau ke rumah sakit dek?" Tanya minghao
"Ngga bang ga perlu"
Minghao menghela nafas pelan terus ngusap kepala aera lembut
"Nanti malem kita pesen makanan aja kalian gausah masak" ucap seungcheol dan diangguki oleh yang lainnya
Siang nya karna yang lain punya urusan masing-masing aera mutusin buat naik ke atas karna dia baru inget kalo ada tugas matematika
Aera duduk di meja belajarnya dan menatap buku yang berisi angka dan rumus yang memusingkan