"Dek pulang sekarang, keadaan rumah lagi kacau"
Aera memutus panggilan telfon nya secara sepihak lalu menutup laptop dan membereskan buku-buku nya kemudian segera pergi dari perpustakaan dengan di bantu ten
Di mobil aera ga berhenti menelfon kakak dan abang nya tapi tidak ada satupun yang mengangkatnya
"Kak sebenarnya ada apa di rumah?" Tanya aera pada ten
"Tuan seungcheol ingin membawa kalian pergi dari rumah nona"
"Pergi? Kenapa?"
"Mereka bertengkar lagi"
"Siapa? Ayah sama kak cheol?"
"Iyaa nona"
Aera memberikan laptop dan tas nya pada ten lalu masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru
"Oh kamu udah pulang?" Js
"Kak ini ada apa?"
"Ayo kita pergi dek" Ww
"Pergi? Kemana?"
"Kemana aja asal pisah sama ayah" Jh
"Kenapa tiba-tiba kak?"
"Ngga tiba-tiba, kakak emang udah mau bawa kalian pergi semenjak ayah ngomong sembarangan 2 hari yang lalu" Sc
"Kak kenapa harus pergi?"
"Ayah masih ga sadar juga? Ini semua salah ayah tau ga" Hs
"Karna ayah mereka semua hampir ga punya waktu buat istirahat dan lebih mentingin belajar daripada kesehatan mereka sendiri" Wz
"Mereka bahkan selalu lewatin waktu makan, ayah ga kasian sama mereka yang terbebani sama standar ayah?" Js
"Nilai bagus ga menjamin semuanya jadi lebih baik yah" Ww
"Ayah mau mereka sakit cuma karna harus perbaikin nilai mereka yang bahkan cuma turun sedikit?" Sc
"Kak"
"Mereka masih anak kecil yah, ga seharusnya mereka ngabisin waktu mereka cuma buat belajar" J
"Mereka juga butuh istirahat dan main sesekali biar mereka ga stress, ayah sadar ga sih kalo omongan ayah kemarin tuh keterlaluan banget?" Jh
"Ayah marahin 2 anak ayah tapi yang sakit malah kita berdua belas" Ww
"Omongan ayah kemarin tuh ga pantes dikeluarin seorang ayah ke anak nya" Js
"Mereka berdua ga sepenuh nya salah tapi kita juga ga membenarkan kelakuan mereka" Hs
"Omongan ayah bisa loh berdampak ke kesehatan mereka, ayah mau mereka stress karna denger omelan ayah kemarin?" Wz
"Bang kita beneran gapapa ko jadi udahan ya?" Ucap dk
"Ga bisa"
"Bang gue tau kalian ngelakuin ini buat kebaikan kita tapi ga gini caranya bang" Mh
"Ayah ga sepenuhnya salah, kita sebagai anak harusnya bisa penuhin standar orang tua kita biar mereka ga malu punya anak kaya kita" Mg
"Diem kamu dek" Jh
"Kalo kalian nurut aja kedepan nya kalian makin kesulitan buat penuhin standar yang makin gila" Sc
"Kak aku-
"Dek"
Hoshi dengan sigap menutup hidung aera pake tangan nya saat melihat darah keluar dari hidung adik perempuan nya
"BANG TISSUE"
Aera sedikit bersyukur karna berkat hal itu mereka langsung menghentikan perdebatan nya
Joshua nuntun aera dan hoshi untuk duduk di sofa lalu terus memberikan lembaran tissue baru untuk menyeka darah yang keluar dari hidung aera
"Kecapean kamu tuh dek" Ww
"Udahan ya? Kamu perlu istirahat" Jh
"Semalem lo ga tidur ini udah waktu nya lo istirahat" Ucap chan
"KAMU SEMALEM GA TIDUR?!" Emosi seungcheol makin meledak-ledak
"Ah aku ga bisa tidur semalem jadi belajar sedikit"
"Terus sampe sekarang kamu belum tidur?" J
"Belum sempet, nanti aja aku masih harus urus tugas-
"Liat yah" Hs
"Ayah mau liat mereka semua kecapean sampe mimisan gini?" Jh
"Kak, dek ayah minta maaf"
Emosi mereka yang tadi nya meledak-ledak mendadak diam membisu saat melihat suho duduk berlutut di hadapan mereka semua
"Ayah minta maaf"
"Ayah tau ayah salah"
"Maaf karna ayah marahin kalian karna ayah kecapean sama urusan kerjaan kemarin"
"Maaf karna ayah nyatuin urusan kerjaan sama urusan rumah sampe bikin kalian kena imbasnya"
"Ayah beneran minta maaf, ayah nyesel sama semuanya"
"Ayah belum becus jadi kepala rumah tangga, ayah udah nyakitin kalian"
"Ayah minta maaf"
Mereka masih terus terdiam sambil menatap suho yang mulai menangisi kesalahannya
"Ayah bangun, jangan gini" Sk
"Aku udah maafin ayah"
Si kembar nyamperin suho dan berusaha bantu sang ayah untuk berdiri
"Ngga dek, ayah ga pantes nerima maaf dari kalian"
Hati mereka berempat belas terasa seperti di remas-remas saat melihat sang ayah menangis sambil terus berlutut di hadapan mereka
"Ayah jangan gini hiks"
Aera ikutan nangis dan langsung meluk erat tubuh besar sang ayah, aera merasa sangat bersalah karna ialah yang memulai semua ini
"Aku yang salah"
"Harusnya aku ga ngelakuin itu semua"
"Harusnya aku nolak bicara sama dia biar semuanya ga terjadi"
"Ayah maaf"
"Vernon juga salah yah"
"Harusnya vernon bisa nahan diri dan ga mukul dia kemarin"
"Ayah maaf"
Emosi mereka yang tadi nya memuncak mendadak hilang dan kini mereka ikut berlutut dan meminta maaf pada sang ayah
"Maaf karna kita ikut kebawa emosi sampe harus ngelakuin ini semua" Ucap hoshi
"Yah cheol minta maaf, cheol udah lancang sama ayah"
"Yah han juga salah karna ikut kebawa emosi"
"Ngga yah, shua yang salah harusnya shua bisa nengahin kalian dan ga bikin semua nya jadi makin berantakan"
"Maaf yah maaf karna jun juga ga bisa nahan diri"
"Kita semua salah yah, tolong maafin kita" Kata wonwoo
"Yah, kak, dek udahan ya?"
Irene yang dari tadi hanya memperhatikan kini mulai membuka suara
"Jangan salahin diri kalian, kita semua salah disini"
"Cukup jadiin ini pembelajaran ya?"
"Bunda maaf"
"Iyaa bunda maafin, tapi tolong jangan beneran pergi ya? Bunda sedih dengernya"
"Ayah sama bunda gabisa apa-apa kalo gaada kalian disini"
"Ngga kita gaakan pergi, cheol minta maaf bun"
"Anak bunda udah besar" irene ngusap kepala seungcheol dengan sayang
"Kamu berhasil jadi kakak yang bisa ambil keputusan yang besar buat lindungi adik-adik kamu"
"Terus kaya gini ya sayang? Jaga adik-adik kamu sama seperti bunda jaga kalian"
Mendengar itu seungcheol nangis sejadi-jadi nya di pelukan irene itu menjadu hari yang penuh air mata di rumah ini.