1st 'Hari Biasa

5.4K 429 2
                                    

"Dexter, yang di bawah mulai bergerak!"

"Aku tau."

Sambungan telepon terputus. Seorang pria paruh baya namun gagah itu membawa langkah besarnya menapaki anak tangga. Ia akan mengecek sendiri kondisi di lantai atas, baru kemudian turun menuju ruang bawah tanah untuk memusnahkan para bawahan tikus tak layak hidup itu.

Dexternain Hinafuka, putra sulung Furaka Hinafuka. Sang pewaris utama profesi turun temurun keluarga. Saat ini ia tengah menyelesaikan salah satu misinya untuk menyelesaikan permainan seorang koruptor asal Prancis. Koruptor yang sudah terlanjur piawai dalam beraksi itu mampu membuat pemerintah negara Prancis kewalahan. Alhasil, mereka menyerahkan manusia kotor itu untuk segera dibersihkan oleh keluarga Hinafuka.

Dengan senang hati tawaran tersebut diiyakan. Jika bagi pemerintah tikus itu sangat sulit diatasi, maka Hinafuka akan beraksi apik dengan sentilan jari.

Awalnya keberadaan keluarga ini sangat meresahkan untuk pemerintah. Namun lambat laun, orang-orang mulai memanfaatkan kecerdasan dan kekuatan mereka untuk saling bekerjasama. Hingga saat ini, Dexter selaku pewaris ke-delapan, tak pernah sekalipun keluarga Hinafuka berhasil ditumbangkan. Baik oleh pemerintah dunia maupun mafia dunia bawah yang merasa terancam keberadaannya.

Keluarga ini dididik dengan keras sejak kecil, membuat kegagalan tak pernah mampu menghampiri mereka. Anak-anak diberikan senjata api sedini mungkin, melatih mereka agar cepat tanggap dan kemudian mengenalkan tentang silsilah keluarga itu.

Tak heran, beberapa anak cicit keturunan Hinafuka geram bahkan dendam dengan pelatihan yang mereka terima dahulu, tetapi mereka juga sadar akan pentingnya bagi mereka untuk menguasai semua ilmu-ilmu itu. Pada akhirnya, watak keluarga ini mulai mengalami perubahan alami yang membuat beberapa generasi terakhir tidak pernah mengeluh dengan kehidupan mereka.

Sifat sadis itu sudah mendarah daging. Rupa menawan sudah menjadi ciri khas mereka. Aura mencekam bahkan seakan dibuat otomatis yang membuat sang lawan akan bergidik ngeri meski belum diapa-apakan.

Saat ini, Hinafuka menguasai tiga puluh persen dunia bisnis Internasional, menjadikan mereka keluarga yang tidak pernah memikirkan masalah uang. Belum lagi hasil jerih payah mereka di dunia bawah. Dan jangan lupakan profesi utama yang memberikan mereka kekuasaan dunia.

Hinafuka tidak meminta imbalan langsung dari pemerintah manapun untuk aksi seperti ini, sebagai gantinya mereka akan menguasai seluruh harta kekayaan para korbannya tanpa pajak. Sungguh kejam bukan? Jadi jangan pernah mempertanyakan darimana uang itu terus mengalir. Bahkan terkadang dengan sukarela mereka menyumbang kepada negara sedikit dari kekayaan tersebut.

Kembali lagi, Dexter kini menuruni anak tangga. Setelah selesai mengecek keadaan lantai atas, ia harus bergegas menuju ke ruang bawah tanah dan menyusul anak bungsunya yang ikut dalam misi kali ini.

"Tuan! Tuan muda dilumpuhkan!"

Dexter mempercepat langkahnya ketika mendengar seruan salah satu bodyguard yang berjaga. Tak butuh waktu lama untuknya sampai di ruangan kedap udara itu. Di sana, terlihatlah seorang anak laki-laki bersurai pirang yang terduduk lemas masih dengan samurai di tangannya. Anak yang usianya masih dua belas tahun itu tetap melawan walau musuhnya jauh lebih besar sekarang. Sorot matanya tak gentar dengan darah yang sudah menodai pakaian birunya.

Dexter menatap sekeliling, para bodyguard yang tadi ia perintahkan bersama anaknya itu sudah lebih dulu tak bernyawa. Entah sejak kapan, tapi Dexter menduga anaknya itu memiliki suatu urusan mendesak hingga harus turun tanpa menunggunya.

Tanpa aba-aba Dexter mulai menerjang tubuh-tubuh atletis itu dengan samurai miliknya. Dirasa sang anak dalam kondisi aman dari jangkauan para musuh, Dexter beralih dengan shotgun yang juga ia genggam dan mulai menembaki musuhnya dengan tenang.

Deep Inside [Hinafuka Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang