9th 'Hadiah

3.4K 323 1
                                    

Karena mendapat gelengan dari Ran, Nia, dan Furaka, Ney berkecil hati. Anak itu tidak menunggu jawaban ayahnya sendiri, lantas langsung beralih pada sosok wanita di sebelah Sanma.

Sanma? Kepalanya dengan cepat menyusun rencana agar bisa menculik bocah itu nanti.

"Jadi kau adalah pelaku yang membuat anakku bertingkah aneh, ya?" Dexter mengelus kepala Ney. Wajahnya tersenyum jahil menatap iris hazel Ney yang menatapnya bingung.

Kapan pula Ney bertemu dengan anaknya? Ney tidak ingat tuh.

Karena gemas, Dexter merebut Ney dari pangkuan istrinya. Padahal Hesley belum mengucap apapun dan hanya menatap wajah bulat Ney karena terpana.

"Hey!" Hesley hendak protes, tapi ucapan si kecil menghentikan niatnya.

"Ney nda kenal capa-capa. Ney nda calah!" Ney berusaha membela diri dari tuduhan Dexter. Sedangkan yang lain lagi-lagi tertawa.

Hari itu adalah hari kebalikan dimana keluarga Hinafuka yang terkenal dingin tanpa belas kasih justru mengeluarkan banyak tawa. Dan semua itu akibat kehadiran seorang Neybara yang datang tanpa diduga.

"Kau bersalah! Tanya saja pada abang Alben, apa yang kau lakukan padanya semalam?" Dexter juga tak ingin kalah. Ney yang sedang dipangkunya itu menatap cowok di samping Dexter karena pria itu menunjuk anaknya tadi.

"Abang Ben? Capa? Ney nda kenal!"

Sepertinya jati diri anak itu sudah kembali. Ia menatap galak ke arah Dexter yang masih tersenyum jahil. Hingga kemudian tubuhnya lagi-lagi ditarik paksa oleh Hesley.

"Aku belum sempat bicara denganmu, kecil." Hesley mencubit hidung Ney. Sedangkan Ney perlahan melunakkan tatapan 'galak' nya yang tidak seram itu.

"Capa?" tanyanya.

"Aku ibumu sayang. Kau mau ngemil?"

Entah sudah berapa kali Ney mendapat tawaran untuk mengisi perut. Tidak tau kah mereka kalau Ney itu diet?! Kan Ney juga mau punya badan yang bagus seperti abang Ran dan yang lain!

"Nda ibu. Ney macih diet," tolak bocah itu halus. Yang lain menganga karena terkejut sebelum akhirnya kembali tertawa kencang.

"Kau diet?! Kenapa?"

Ney menatap heran Dexter yang menyahutnya. Ia mengerucutkan bibirnya karena pria itu masih tertawa sesekali. "Kan bial badannya nda gemuk!" kesal Ney.

"Ha? Memang ada yang marah kalau badan Ney bulat?" Kali ini Zam yang angkat suara. Pria itu sudah dalam keadaan siap tarung dengan siapa saja yang mengajarkan Ney istilah diet!

"Ndaa. Tapi Lan-nii cuka panggil Ney gendut kalo di lumah, Ney nda mau!"

Semua mata kini menatap Ran tajam. Yang ditatap pun sudah ketar-ketir karena ketahuan mengajarkan Ney yang tidak-tidak. Ekor mata cowok itu melirik Zam yang sudah mengeluarkan aura hitam berapi-api.

#amaterasu:3

"Ikutlah denganku, kau bajingan. Aku juga belum menghukum mu perkara insiden kemarin."

Ran meneguk ludahnya susah payah. Ia kira Zam memaafkannya atas musibah jidat benjol Ney kemarin karena pria itu tidak membahasnya sama sekali. Mana ia tau kalau Zam hanya menunda hukumannya. Mau tak mau, ia mengikuti Zam yang sudah berjalan menuju lift dari belakang.

"Ney! Dada kerja sebentar ya, kamu sama oma dulu aja! Ada bubu juga 'kan." Setelahnya punggung kedua orang itu tak lagi terlihat.

Sebenarnya Ney ingin protes, tapi wajahnya sudah dihadapkan pada Hesley lagi dengan paksa.

Deep Inside [Hinafuka Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang