26th 'Ninja

1.9K 246 5
                                    

"Ney.." Furaka masih berusaha membujuk bocah gembul yang saat ini sedang memanjat pohon mangga. Setelah menonton salah satu serial bwabwa terbaru semalam, anak itu jadi terinspirasi untuk beraksi layaknya seorang ninja. Jangan salah, Ney itu anak yang nekat apalagi kalau sudah terkontaminasi oleh bwabwa.

Sejak pagi, Ney memulai aksinya dengan bersembunyi di dalam lemari hingga membuat Zam saat bangun langsung kelimpungan. Anaknya tidak ada, dan orang di mansion juga tak menculiknya. Beruntung mereka bergegas mengecek CCTV dan akhirnya memergoki si kecil yang ternyata melanjutkan tidur di dalam lemari.

Lagi, bocah itu juga sempat bersembunyi di bawah meja makan namun, langsung ketahuan oleh Nia. Tidak sampai disitu, ia dengan lincah menghindari Hiru saat wanita itu ingin memandikannya. Dan jangan lupakan sleepsuit hitam polos yang ia kenakan supaya menambah kesan seorang Ninja. Kelvin yang membelikannya.

Kembali ke realita saat ini. Jangan sampai salah mengira, Ney memang memanjat pohon, tetapi anak itu tetap masih lebih pendek dari Furaka. Tubuh cebolnya hanya menempel pada batang pohon, selebihnya ia hanya menutup mata dan mengeluarkan suara layaknya orang yang sedang kepayahan.

"Ugh! Ney mau cembunyi. Hah! Ugh! Ney nda boleh ketahuan!"

Furaka menahan tawanya. Tak lama, seorang wanita tua menyusul mereka setelah sebelumnya ia mengambil beberapa buah dari kebun Yoslie. "Tidak ada ninja yang tubuhnya cebol sepertimu. Ayolah, kita makan pisang saja!" ujar Nia seraya menarik tangan kecil yang masih berpegangan pada pohon.

Furaka semakin ingin tertawa saat Ney tiba-tiba membulatkan matanya. Anak itu mendelik ke arah sang oma dengan mulut monyong tanda tak terima. Sesaat kemudian barulah ia sadar bahwa ia tak beranjak dari tempatnya saat pertama kali memulai aksi memanjat.

"Kok Ney macih di bawah?"

Astaga, ucapan itu malah membuat Nia dan Furaka jadi terpingkal saja. Terlebih tatapan yang semula dibuat setajam mungkin, sekarang jadi bulat karena bingung.

"Sudahlah, kalau pisangnya gak dimakan, nanti dihabiskan abang Ran." Nia kembali membujuk anak itu dan Furaka mengambil alih keranjang buah yang dibawa istrinya.

"Abang Acam dimana moma?" Menyerah, Ney merentangkan tangannya berharap dipungut Nia. Anak itu malas berjalan sendiri karena jarak dari pohon ke mansion cukup jauh. Juga, ia kelelahan tentu saja karena dari tadi berlarian terus.

"Abang Lakhsyam? Kayaknya di rumah lagi bobok, kenapa?" Benar, Lakhsyam baru kembali setelah tiga hari lamanya cowok itu mendekam di hutan belantara. Ia terus terjaga untuk mengawasi beberapa anak buah Hinafuka yang dicurigai bermain di belakang mereka. Karena Lakhsyam adalah seorang pengamat terbaik, maka Furaka langsung yang menyerahkan tugas itu padanya.

"Abang Acam kelen kalo loncat-loncat atac gedung, Ney pelnah liat abang loncat ke atap!"

"Lalu?"

"Ney mau belajal ke abang!" jawab Ney antusias. Sedangkan Furaka tepuk jidat karena ternyata cucunya yang satu itu tidak berhati-hati dan membuat aksinya jadi terlihat oleh si kecil.

"Yakin itu abang? Ney gak salah liat?" Nia berusaha menggoyahkan pernyataan Ney karena akan gawat kalau anak itu jadi terobsesi ingin memanjat. Nia tak bisa membayangkan betapa bahayanya kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Uhm! Itu abang! Nanti Ney mau tempat abang ya, moma?"

"Hahh.. baiklah."

(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Seperti permintaan si kecil beberapa waktu lalu, sekarang anak itu sudah berada di lantai paling atas mansion. Sebenarnya Ney baru pertama kali berkunjung ke sana, karena biasanya Dexter sekeluarga lah yang berbondong-bondong ke rumah Furaka jika ingin bermain dengan Ney.

Deep Inside [Hinafuka Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang