8th 'Perjuangan Ney pt.2

3.4K 338 13
                                    

Setelah diberi semangat oleh Zam, akhirnya anak kecil itu melanjutkan misinya. Ia lantas menatap Gior yang tengah menahan tawa karena melihat muka Ney yang sudah basah dan membengkak akibat menangis.

"Astaga, maafkan papi, sayang." Gior memungut Ney yang sudah kembali berdiri di hadapannya. Pria itu langsung mengambil tisu yang disodorkan sang istri untuk membersihkan sisa sisa air mata si kecil.

Ney masih terisak sesekali, bibirnya manyun karena kesal ditertawakan. Tetapi anak itu juga tak punya cukup nyali untuk melawan.

"Hahah, kau marah eh? Nanti papi belikan coklat yang banyak buat Ney," ujar Gior ceria.

Stella dan Steclo yang melihat papi mereka seperti itu lantas tak bisa berkata-kata. Hey, tak pernah sekalipun papinya itu bahkan memanjakan mereka. Gior adalah sosok yang acuh tak acuh dengan orang. Isi kepala pria itu hanya samurai, revolver, gym, dan sejenisnya. Bahkan Gior sangat jarang menegur Nia dan Furaka selaku orang tuanya.

Ney benar-benar hebat karena mampu melunakkan hati keras pria itu. Yah, mari kita lihat seberapa jauh batas kesabaran yang Gior miliki.

"Nda ucah."

Semua orang terbahak mendengar penolakan Ney yang sebenarnya hampir tidak terdengar. Secara terang-terangan bocah itu menolak makanan kesukaannya hanya karena Gior yang memberi. Zam, Ran, dan Hiru lantas menganga tak percaya.

Kasta kehidupan bagi Ney itu adalah Coklat, lalu Zam, Ran, dan terakhir Hiru. Tapi sepertinya anak itu menempatkan Gior di atas coklatnya.

Pria itu ikut memanyunkan bibirnya, menatap Ney melas karena si kecil tak membiarkannya minta maaf. Alhasil, Gior menggelitik perut bulat Ney hingga sang empu akhirnya tertawa kembali.

"Ahahahhahaha geliiii.."

Gior mengecup sayang wajah Ney. Dimulai dari jidat, kedua mata, hidung, pipi, dan berakhir di bibir sekilas. Melihat itu Zam baru akan mengamuk seperti gorila lepas sebelum Nia menahannya. Zam tenang, dilanjut Furaka yang juga sudah berdiri dari duduknya. Untung Mirwa masih punya nyali untuk menahan sang ayah mertua.

"Jangan. Lecehkan. Anakku!" tegas Zam. Wajahnya masam, tatapannya tajam.

Apa Gior peduli? Tidak! Pria itu tetap melanjutkan aksinya dengan mencubit-cubit pipi gembil Ney. Ia menatap adiknya dengan tatapan remeh. Oh! Sepertinya niat menculik anak itu sudah direncanakan dengan matang.

Gior baru akan menggelitik perut itu lagi, sebelum keponakan menyebalkan di sampingnya merampas Ney.

"Sudah, tinggalkan saja papi yang kejam itu. Hey, apa kau mau membuat cookies bersamaku?"

Itu putra sulung Dexter. Gior yang merasa mainan barunya dirampok, kemudian memukul kepala ponakannya itu geram. "Berani sekali kau!"

Ney menatap cowok yang tengah memangkunya itu. Sangar dan seram. Tapi tatapannya penuh kasih sayang. Ney jadi bingung.

"Abang capa?" tanya Ney dengan wajah yang sudah miring bingung. Ingin ikut buat makanan, tapi dia masih ragu.

Ney memang suka ikut Hiru membuat cemilan dulu. Entah itu cookies atau kue kering lain. Anak itu bahkan seperti punya bakat dalam memasak camilan.

"Hmm, nama abang Kelvin. Coba Ney tebak, abang anaknya siapa?" tanya Kelvin.

Ney menatap satu persatu pria di sana. Dan tatapannya jatuh pada Gior. Menurut Ney, Kelvin itu cocok dengan Gior, sama-sama terlihat menyeramkan.

Jari mungil Ney menunjuk Gior yang masih duduk di samping mereka. Semua orang tertawa melihat musuh bebuyutan keluarga Hinafuka yang saling melempar tatapan tajam sekaligus tak percaya dengan jawaban Ney.

Deep Inside [Hinafuka Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang