Giordam Hinafuka, putra ketiga Furaka yang diperkirakan akan menjiplak watak ayahnya seratus persen. Pria yang hatinya sedingin es dengan wajah datar dan sifat sadis tak kenal ampun. Jika bisa memilih, para target pasti akan menunjuk Dexter sebagai eksekutor mereka. Gior terlalu suka bermain, membuat terkadang para korbannya lebih dulu menderita penyakit jiwa sebelum akhirnya meninggalkan dunia. Tak ada satupun hal yang mampu membuat pria itu takut, termasuk ayahnya sendiri.
Tunggu, siapa yang kita bicarakan barusan? Sekarang pria bernama Gior itu sedang cekikikan dan terlihat menggemaskan bersama keponakan kecilnya. Bukannya seram seperti seharusnya.
"Ney mau petik buah?" tanya Gior sembari menatap sosok bocah di gendongannya.
Dengan senang hati yang ditawari mengangguk antusias. Surai cerah itu juga ikut bergerak karena Ney mengangguk terlalu semangat. Senyumnya yang merekah membuat suasana hati Gior semakin baik saja. Padahal tadi pagi pria itu baru menghabisi nyawa seorang mafia kelas kakap dari Italia.
"Mama malah ndaa??" Jujur saja Ney tidak yakin dengan papinya ini. Ia pernah sekali melihat kemarahan Yoslie ketika wanita itu kesal karena masakannya tak sengaja kena tumpahan garam. Saat itu seorang pelayan ceroboh, dan Ney baru tiba bersama Steclo, jadi Yoslie tidak menyadari kehadiran bungsu kesayangannya.
Yah, bagaimana tidak kesal? Makanan itu ia buat sengaja untuk diantarkan kepada Ney, tetapi malah terkena insiden menyebalkan seperti itu. Jadi Hiru yang sebelumnya dipanggil untuk membawa hidangan Yoslie, malah berakhir harus membantu wanita itu menyiapkan yang baru.
"Gak, mama gak akan marah sama kamu." Gior menyempatkan mencium kedua pipi bulat Ney dan mengecup singkat bibir mungilnya. Setelah itu Gior membawa si kecil menuju lift untuk segera turun dan memetik beberapa buah.
Dua puluh menit berlalu. Rumah yang semula rapi dan bersih, sekarang penuh dengan aneka macam buah segar yang berhambur dimana-mana. Ketika Ney baru kembali dan berjalan memasuki rumah, tak sengaja ia tersandung dan akhirnya keranjang buah itu ikut terjatuh.
"Papi.." Ney tidak berniat menangis, hanya mengadu karena ia tak sengaja mengotori lantai.
"Ssttt, mana yang sakit, hmm?" tanya Gior khawatir. Pria itu mengangkat tubuh Ney dan mengecup seluruh wajahnya.
"Nda cakit kok! Tapi ituu.." Ney menunjuk buah-buahan yang tercecer di lantai. Bagaimana kalau Yoslie sampai tau dan akhirnya marah? Tidak! Ney tidak mau.
"Ada apa?" Yoslie muncul dari arah lift. Wanita itu memang sedang pergi keluar karena mendadak Dexter memanggilnya untuk melakukan sesuatu. Tetapi ketika tiba di rumah, yang didapatinya adalah buah-buahan segar yang Yoslie yakin berasal dari kebun miliknya.
"Ha?! Mama!" Gior seketika tertawa melihat wajah terkejut Ney yang menurutnya sangat lucu. Mulut itu menganga dan matanya membulat ke arah Yoslie. Yoslie saja tanpa sadar terpingkal.
"Ahahahah.. kenapa hmm? Apa yang kau lakukan? Apa ada yang salah dengan wajah mama?" Wanita itu mengambil alih si kecil. Ney inginnya takut, tapi yang Yoslie lakukan adalah menciumi perut bulatnya hingga ia tertawa karena geli.
"Cetop mamaa ahahhaahhah!"
"Dia hari ini sangat takut kalau kalau kau akan marah, apa kau pernah memarahinya?" ujar Gior sembari berjalan menuju sofa. Beberapa pelayan diinstruksikan untuk memungut buah-buahan yang jatuh dan mencucinya, sedangkan Yoslie menyusul sang suami dengan raut bingung.
"Marah? Aku? Kapan?"
"Mama malen malah.. mama malah cama Ney nda?" Kali ini Ney yang menyahut. Anak itu memiringkan kepalanya dengan menatap Yoslie polos. Tingkahnya yang seperti itu justru membuat Yoslie ingin memakan si kecil saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Inside [Hinafuka Fam]
HumorGanas? Dingin? Sadis? Tak kenal ampun? Ya Hinafuka. Sebut saja keluarga ini Mafia, karena kekayaan mereka yang tak ternilai sudah cukup untuk membuktikan kekuasaan mereka. Wajah tanpa ekspresi dengan rupa yang harus diakui dunia, mereka bukanlah ora...