Romansa - Spiritual - Abdi Negara
Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein adalah seorang Perwira Polisi berpangkat Ipda. Terlepas dari profesinya, Farzan juga merupakan laki-laki yang memiliki pemahaman agama baik dan hafidz quran.
Suatu kejadian membuat...
"Allah memang tidak melarang kita untuk mencintai seseorang. Tapi Allah melarang kita mencintai dengan cara yang salah, misal mengajaknya pacaran. Sebab cinta karena hawa nafsu itu asalnya dari setan. Sedangkan cinta karena Allah hanya diwujudkan dengan pernikahan."
—Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi hari yang sejuk setelah hujan mengguyur kota Jakarta sejak ba'da shubuh tadi. Sekarang sudah cerah kembali, aktivitas pagi berjalan normal. Lalu lalang kendaraan memadati jalan, ada yang pergi ke kantor, sekolah, universitas, ataupun sekedar menghirup udara segar setelah semalaman berlindung di bawah atap rumah.
Seorang laki-laki menepikan motornya tepat di depan sebuah butik bernuansa pastel dengan arsitektur modern dan terkesan aestethic saat mata yang memandang. Zayra Boutique tertulis di bagian depan butik.
Butik baru saja buka, tampak beberapa orang karyawan sedang bersih-bersih baik di dalam butik maupun di luarnya. Tak lama kemudian, seorang perempuan paruh baya keluar sambil membawa alat penyiram bunga hendak menyirami bunga yang ada di depan butik.
"Bunda..Bunda..biar Farzan aja yang nyiram bunganya. Bunda duduk manis aja di sana ya.. Bundaku sayang yang cantik seperti lentera jelita."
Farzan, laki-laki itu segera bergegas turun dari motornya saat melihat sang bunda keluar dari butik. Biasanya jika tidak berangkat dinas pagi, Farzan selalu mengantar bundanya ke butik. Namun pagi ini ia ketiduran karena semalam pulang tengah malam setelah menyelesaikan tugasnya menangkap pelaku begal motor bersama tim.
Bunda Syafiya terkekeh dan salah tingkah sendiri walaupun kalimat-kalimat manis itu selalu ia dapatkan hampir setiap hari dari lisan putra keduanya itu.
"Bunda kenapa senyum-senyum? Salting ya dipuji anak bunda yang ganteng ini?" Farzan menoleh sambil melanjutkan aktivitasnya menyiram bunga.
"Iya, Bunda salting sekali dipuji Farzan. Makasih ya, Nak, pagi-pagi sudah bikin mood bunda lebih baik."
"Memangnya sebelumnya mood bunda kurang baik?" tanya Farzan. "Oh, apa jangan-jangan karena aku nggak nganterin bunda tadi pagi? Jadi bunda kesel?" Farzan merasa bersalah.
Bunda Syafiya menggeleng lalu beranjak menghampiri Farzan. "Bunda cuma lagi kangen sama abang. Tapi tadi sudah cukup membaik karena melihat wajah Zayra yang mirip dengan abang. Ditambah Farzan juga sudah menghibur bunda," jawab bunda berusaha tersenyum.
Sejak setahun yang lalu, Zayyan, putra pertamanya gugur di medan latihan, Bunda Syafiya masih sering merindukan anak sulungnya itu. Caranya mengobati rindu pada Zayyan adalah melangitkan doa dan datang ke makam. Hanya itu cara terbaik menyampaikan rindu pada seseorang yang tidak mungkin bisa ditatap lagi.