بسم الله الرحمن الرحيم
"Perempuan shalihah tidak akan luluh pada laki-laki yang memberinya kata-kata gombalan, coklat, atau sebuket bunga. Tapi perempuan shalihah akan luluh pada laki-laki yang berani menjabat tangan ayahnya dalam akad."
—Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein—
"Aku ingin menjadi perempuan yang tidak akan luluh hanya dengan gombalan, coklat, atau sebuket bunga. Karena hatiku hanya akan dimenangkan oleh laki-laki yang berani menjabat tangan Ayah dalam akad."
—Aliza Humeyra—
"Farzan, buka amplopnya."
Farzan terdiam sejenak. Mencoba untuk memahami situasi ini. "S-Saya Komandan?" Ia menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kamu," jawab Komandan Andika.
Farzan bingung, kenapa tiba-tiba dirinya diminta membuka amplop? Amplop berlogo Kepolisian Negara Republik Indonesia. Melihat dan membacanya saja membuat Farzan sedikit takut walaupun ia tidak merasa berbuat kesalahan. Semoga saja ini benar bukan surat yang membuat dirinya terancam.
AKP Andika Pratama S.H.
Farzan sedikit lega setelah mengetahui nama di depan amplop itu bukan namanya, melainkan nama Komandannya. Namun yang membuat Farzan kembali bingung, kenapa ia harus membuka surat milik sang komandan?
Tidak ingin banyak bertanya, apalagi membantah, Farzan memutuskan untuk membuka isi amplop tersebut dan mulai membaca surat yang ada di dalamnya. Apalagi ini perintah Komandannya. Menuruti beliau saja lebih baik.
Farzan mulai meneliti baris perbaris bacaan di dalam surat tersebut. Sampai di satu bait yang membuat Farzan kaget. Ia meletakkan surat itu dan mendongakkan kepalanya menghadap Komandan Andika.
Komandan Andika mengangguk. "Ya, seperti yang sudah kamu baca. Tidak lama lagi saya akan ditugaskan ke Papua selama satu tahun lebih," ujar Beliau menegaskan kembali.
"Lalu bagaimana dengan unit reskrim di sini, Komandan?"
"Kita masih bisa berkomunikasi lewat forum online. Lebih lengkapnya saya akan sampaikan nanti saat semuanya berkumpul."
"Baik, Komandan," balas Farzan.
Komandan Andika berdiri dari duduknya. Beliau beranjak menuju lemari yang ada di sebelah meja kantornya. Lalu mengambil sebuah foto dari sana.
"Farzan, sebenarnya ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu. Tapi sebelumnya saya mau bertanya."
"Siap, silahkan, Komandan."
"Apa kamu masih mengagumi Aliza?"
Deg!
Farzan tidak menyangka jika Komandan Andika akan bertanya tentang masalah ini. Namun ia tidak bisa berbohong pada hatinya sendiri. Ada rasa senang saat mengetahui Gus Azka membatalkan pinangan pada Aliza. Seolah Farzan masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan Aliza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Takdir (TERBIT)
EspiritualRomansa - Spiritual - Abdi Negara Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein adalah seorang Perwira Polisi berpangkat Ipda. Terlepas dari profesinya, Farzan juga merupakan laki-laki yang memiliki pemahaman agama baik dan hafidz quran. Suatu kejadian membuat...