بسم الله الرحمن الرحيم
"Maaf, ternyata pertarungan doa disepertiga malam untuk sebuah nama yang sama-sama kita perjuangkan dimenangkan oleh saya, bukan kamu."
Muhammad Azka Alfarizqi
"Saya bahagia ketika melihat perempuan yang saya cintai bersama laki-laki yang lebih baik dan lebih sholeh dari saya."
Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein
"Farzan..."
Komandan Andika berdiri ketika melihat sosok di depannya, Farzan. Sosok laki-laki yang beliau harapkan menjadi calon menantunya. Namun sekarang rasanya sudah tidak mungkin, putrinya sudah dilamar laki-laki lain
"Maaf, saya menganggu Komandan. Kalau begitu saya permisi, assalamu'alaikum." Farzan membungkukkan badannya lalu perlahan beranjak keluar.
Melihat Farzan beranjak pergi, Komandan Andika berpamitan untuk ikut keluar. Wajahnya begitu khawatir dan merasa bersalah. "Nak Azka, Aliza, Ayah keluar sebentar dulu ya."
Gus Azka mengangguk. "Silakan, Om."
Siapa laki-laki itu, kenapa Om Andika terlihat begitu khawatir? Gus Azka bertanya-tanya.
Farzan lagi Farzan lagi. Ayah sampai tega meninggalkan Gus Azka hanya demi Farzan. Apa spesialnya laki-laki itu bagi Ayah? batin Aliza kesal.
Suasana begitu canggung kala di ruang tamu hanya ada Gus Azka dan Aliza. Seketika Gus Azka memilih pamit untuk ikut keluar supaya tidak menimbulkan fitnah jika berduaan di dalam rumah laki-laki dan perempuan bukan mahram.
"Aliza, saya pamit keluar ya. Tidak baik laki-laki dan perempuan berduaan di dalam rumah," pamit Gus Azka beranjak pergi.
"Baik, Gus."
Aliza menunduk, dalam tunduknya ia tersenyum. Ternyata masih ada laki-laki yang menghargai perempuan seperti Gus Azka.
Baru menginjakkan kaki di teras rumah, Gus Azka melihat tak jauh di depan sana, Komandan Andika sedang berbincang dengan Farzan di gazebo halaman rumah.
"Farzan," panggil Komandan Andika membuat Farzan menghentikan langkahnya lalu menoleh.
"K-Komandan?" Farzan cukup terkejut. "Maaf Komandan, bukannya di dalam sedang ada tamu? Saya bisa segera pergi. Sekali lagi maaf sudah meng-"
"Apa yang kamu bawa itu?" potong Komandan Andika melihat Farzan menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.
Farzan menggeleng cepat. "Bukan apa-apa Komandan, ini hanya-"
Pletak.
Tangan Farzan yang gemetaran tak sengaja menjatuhkan kotak berwarna merah yang ia sembunyikan. Kondisi tertentu membuat Farzan gemetaran, seperti saat ini ia mengetahui sesuatu yang membuatnya sangat syok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Takdir (TERBIT)
SpiritualRomansa - Spiritual - Abdi Negara Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein adalah seorang Perwira Polisi berpangkat Ipda. Terlepas dari profesinya, Farzan juga merupakan laki-laki yang memiliki pemahaman agama baik dan hafidz quran. Suatu kejadian membuat...