27. Maling Handal

76.3K 5.8K 3.4K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Waktu pertama kali kita bertemu, kamu menuduh saya sebagai maling. Maka sekarang akan saya wujudkan perkataanmu itu. Mulai detik ini, saya akan menjadi maling yang handal untuk mencuri hatimu, Aliza Humeyra."

-Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein-

Perjalanan pulang terasa canggung setelah kejadian tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan pulang terasa canggung setelah kejadian tadi. Kedua insan itu memilih saling diam. Walaupun begitu, Farzan berusaha untuk memulai pembicaraan, tapi Aliza sepertinya lebih memilih sedikit bicara.

Dan benar saja, di tengah perjalanan tiba-tiba hujan turun. Farzan yang lupa membawa mantel akhirnya menepikan motornya dan mereka berteduh di halte.

"Sayang, kamu ingat nggak momen pertemuan pertama kita?" celetuk Farzan memecah keheningan.

Aliza mendongak. "Eh, itu...." Aliza malu sendiri mengingat kejadian itu. Dan tentu ia tidak bisa melupakan kejadian itu begitu saja. Bisa-bisanya saat itu ia menuduh Farzan maling hanya karena kaget di mobil ayahnya ada laki-laki asing yang belum ia kenal. Dialah Farzan.

Farzan terkekeh kecil, "Waktu pertama kali kita bertemu, kamu ingat sudah menuduh Mas sebagai maling, kan? Maka sekarang Mas akan wujudkan perkataanmu itu," ia menjeda ucapannya. "Mulai detik ini, Mas akan menjadi maling yang handal untuk mencuri hatimu, Aliza Humeyra," ujarnya.

Aliza terdiam dan lisannya tertutup rapat. Berbeda dengan hatinya yang begitu riuh, bergejolak, dan menahan salah tingkah. Perempuan itu menunduk sambil memainkan ujung hijabnya.

Farzan gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Rasanya laki-laki itu ingin mencubit bahkan mencium pipi merona itu. Tidak salah ayah mertuanya memberi nama putrinya Humeyra yang maknanya sama dengan Humaira, yaitu yang memiliki pipi kemerah-merahan. Julukan yang diberikan Rasulullah kepada istri tercintanya, Sayyidah Aisyah.

"Humeyra..," panggil Farzan pelan dan lembut seraya menundukkan kepalanya mengintip wajah sang istri yang juga menunduk.

Seketika Aliza mendongak, tapi beberapa detik kemudian ia kembali menunduk.

Melihat respon istrinya itu membuat Farzan terkekeh. "Iya, Mas lagi panggil kamu, Sayang," beritahunya.

"H-Ha? T-Tapi aku nggak biasa dipanggil Humeyra, Mas. Jadi aneh gitu, kan biasanya juga dipanggil Aliza," cicit Aliza.

"Justru itu, Mas mau berbeda dari orang-orang. Mas boleh, kan punya panggilan khusus untuk istrinya Mas ini?"

Aliza terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

Farzan pun tersenyum. "Assalamualaikum, Humeyraku."

"W-Waalaikumussalam," jawab Aliza sambil menahan salah tingkahnya. "Hm, selain biar beda sama yang lain, memangnya kenapa Mas panggil aku Humeyra?" tanya Aliza kemudian.

Lentera Takdir (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang