23. Menikmati Udara Malam

73.5K 5.8K 3.2K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Serumit apapun jalannya, akan terasa indah jika ujungnya adalah mendapatkanmu."

Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein —

"Ayah mau kopi atau teh?" tanya Aliza pada sang ayah yang sedang asyik mengobrol dengan suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah mau kopi atau teh?" tanya Aliza pada sang ayah yang sedang asyik mengobrol dengan suaminya. Dua laki-laki dengan perbedaan setengah umur itu tampak asyik berbincang.

Ya, Komandan Andika sengaja datang ke rumah baru menantu dan putrinya untuk yang pertama kalinya setelah mereka menikah. Beliau sebenarnya sudah diminta datang kemarin, namun baru bisa datang sekarang karena kemarin ada tugas yang harus diselesaikan.

"Ayah mau kopi aja," jawab Komandan Andika.

Aliza mengangguk. "Kalau Mas Farzan mau minum apa?"

"Kopi juga, sama kayak Ayah, Sayang," jawab Farzan.

"Oke, jadi suami dan ayahku sama-sama mau kopi," ujar Aliza sambil beranjak ke dapur.

Tak butuh waktu lama, Aliza sudah selesai menghidangkan dua gelas kopi untuk dua laki-laki tersayangnya itu. Kemudian ia meletakkan masing-masing cangkirnya dengan hati-hati. Mengingat ada perbedaan diantara keduanya. Kopi milik ayah hanya sedikit gula, sedangkan milik Farzan dengan gula normal.

"Jadi gimana, Aliza suka sama rumahnya, Nak?" tanya Komandan Andika pada putrinya.

Aliza mengangguk dengan senyum mengembang. "Suka, Yah. Sukaaaa banget," jawabnya.

Komandan Andika ikut tersenyum mendengarnya. "Alhamdulillah. Rumahnya memang bagus dan strategis sekali. Suamimu ini memang terbaik, Nak," beliau memuji Farzan.

"Alhamdulillah, Yah. Yang terpenting bagi saya, Aliza suka dan nyaman tinggal di sini," ujar Farzan menanggapi.

Obrolan ringan dilanjutkan sambil sesekali dua laki-laki itu menyeruput kopinya masing-masing. Hingga tiba-tiba Komandan Andika berdekhm, dan suasana menjadi berbeda. Perasaan Aliza mendadak tak enak. Ia paham betul bagaimana ayahnya. Saat hendak membicarakan sesuatu yang penting dan serius, pasti laki-laki paruh baya itu memulai dengan dekheman. Aliza langsung paham.

"Kenapa, Yah?" tanya Aliza menatap sang ayah.

"Minggu ini Ayah akan berangkat ke Papua dan harus berada di sana selama satu tahun."

Deg!

Walaupun ini bukan kali pertamanya ditinggal tugas dalam waktu lamaoleh sang ayah. Namun Aliza tetap syok dan tak siap mendengarnya. Apalagi minggu hanya tinggal beberapa hari kedepan.

"Ayah serius?"

"Tidak ada tugas negara yang main-main, Nak," jawab Komandan Andika mengangguk. "Tapi Ayah cukup tenang karena sekarang sudah ada Farzan. Akan ada yang menjaga putri ayah setelah kamu menyelesaikan pendidikan di Al-Azhar nanti. Jadi Ayah tidak perlu khawatir kamu sendirian, di sini" tampak raut wajah tenang dan lega pada Komandan Andika. Seolah beban di pundaknya sudah hilang dan keinginannya berjalan sesuai rencana.

Lentera Takdir (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang