03. Mencintai Dalam Diam

73.1K 6.8K 3.3K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Mencintai dalam diam dan melangitkan doa adalah cara terbaik dalam mencintai saat hati masih tak yakin, perasaan yang datang saat itu karena hawa nafsu atau memang datangnya dari Allah. Dan istikharah adalah cara terbaik sebelum bertindak, halalkan atau lupakan."

Arshaka Farzan Ghaziullah El-Zein

"Komandan," panggil Farzan sambil berlari menghampiri komandannya yang turun dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Komandan," panggil Farzan sambil berlari menghampiri komandannya yang turun dari mobil.

Ya. Tanpa sepengetahuan Aliza, Farzan memberitahu Komandan Andika. Bukan tanpa alasan, Komandan Andika terus menelpon Farzan karena tahu saat pulang putrinya tidak ada. Jadi Farzan tak tega melihat komandannya khawatir. Jika tahu Aliza sudah baik-baik saja di rumah sakit, setidaknya beliau akan lebih tenang.

"Farzan, bagaimana kondisi Aliza?"

"Siap, Aliza.... eh putri komandan baik-baik saja," jawab Farzan sambil berjalan sedikit di belakang Komandan Andika. "Saat ini putri komandan berada di UGD."

"Alhamdulillah." Komandan Andika mengelus dada.

"Izin Ndan, ini juga berkat Ipda Farzan yang cepat memberi tembakan peringatan sehingga dua orang itu melepaskan putri Komandan," beritahu Dhafi yang tiba-tiba muncul dari lorong rumah sakit.

"Lalu dari laporan Devan, dua orang itu sudah ditangkap dan dibawa ke Polres. Mereka memang sudah menjadi DPO sejak dua Minggu lalu atas kasus pelecehan dan pencurian barang berharga milik korban yang sudah dilecehkan."

Komandan Andika tersenyum. "Kalian berhasil. Terima kasih atas kerjasamanya."

"Siap, sudah menjadi tugas kami, Ndan," seru Farzan dan Dhafi kompak.

Di sisi lain, Aliza dan Aisyah sedang menyusun strategi agar Ayah Aliza tidak mengetahui perihal ini. Rencananya Aliza akan menginap di rumah Aisyah yang ada di pondok pesantren tak jauh dari sini dan pulang esok hari dengan dalih mereka menginap di rumah Aisyah.

"Ning, please, bolehlah aku menginap di pesantren." Aliza memohon.

Aisyah terkekeh. "Kalau ada maunya aja manggil Ning," ujarnya.

"Ih, kan kamu sendiri yang larang aku panggil Ning. Padahal aku sudah terbiasa panggil Ning Ai-"

"Iya..iya, Ning Aliza," potong Aisyah terkekeh.

Pasalnya memang Aisyah yang melarang Aliza memanggilnya Ning, terutama jika di tempat umum. Namun jika Aliza datang ke pesantren, ia selalu memanggil Ning.

Ya. Aisyah merupakan putri dari Kyai.

"Jangan panggil Ning sekarang Ai," keduanya terkekeh.

"Yaudah iya Alizaku Sayang...jadi nanti kita-"

Lentera Takdir (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang