Jam Kosong

113 76 4
                                    

Shena's POV

Setelah chat dari Herve yang membuatku sedikit kesal, ketua kelasku langsung memberi tahu bahwa jam pelajaran pertama setelah istirahat 1 adalah jamkos, dikarenakan guru PPKN kami tidak masuk. Untung saja, sang guru tidak memberi kami tugas sehingga kami diberi waktu bebas.
"Shena, kantin yuk!" ajak Sindai. Mau tidak mau, aku pun menerima tawaran Sindai, karena aku merasa sedikit lapar, walaupun sudah makan camilan di istirahat pertama tadi.

Tak menunggu lama, kami sudah sampai di kantin sekolah. Pada saat itu juga, kami kompak memesan kentang goreng. Yang tidak terlalu berat, tapi cukup mengeyangkan. Minum yang kupesan adalah air perasan jeruk yang sudah terasa manis walau tanpa gula. Alasan aku memesannya tak lain tak bukan adalah karena aku memerlukan minuman yang dingin, menyegarkan, namun juga sehat.

"Loh, Nanda sama Elen mana?" tanyaku begitu sadar bahwa sedari tadi kami hanya berjalan berempat.

"Mereka misah," kata Sindai.

"Bener. Kata Nanda, dia sama Elen mau duduk berdua," sambung Felice.

"Kenapa? Bukannya kita di kelas selalu sepaket berenam?" aku merasakan ada sebuah kejanggalan. Aku tak ingin berprasangka buruk, namun apakah Nanda dan Elen yang menjaga jarak itu karena aku mengundurkan diri dari Kreatif? Aku sangat bingung.

"Ga tahu, ga ngomong mereka," jawab Nata.

Ngomong-ngomong, selain Elen, anak dari geng Kamseupay yang ikut Kreatif juga Nanda. Nanda sama Anes satu SMP, jadi ga heran kalau mereka dekat. Maka dari itu, aku yakin 100% mereka menjaga jarak agar tak ikut-ikutan keluar karena diriku, atau tak dicap pengkhianat bersama denganku juga.

"Gimana menurut lo kentang gorengnya? Enak ga?" tanyaku mencoba mengalihkan topik. Walaupun kami semua memesan makanan yang sama, tapi bumbunya berbeda-beda. Aku dan Felice pesan yang bumbu keju, sedangkan Nata dan Sindai memesan bumbu pedas manis.

"Lumayan," kata Sindai.

"Baru aja gue mau minta punya lo," komentar Nata.

"Ya udah sok lah ambil aja," responku. Kami pun langsung lanjut bercengkrama sambil makan camilan.

"Eh, besok ulangan B Inggris kah?" tanya Sindai.

"Iya," ucap Felice, "mana gue belum belajar lagi".

"Kisi-kisinya all about bab 4 kan? Gampang banget sih sebenernya, cuma harus dilakuin di luar jam sekolah supaya ga rame. Caranya lo tinggal masuk ke ruang guru, cari mejanya Miss Rosi, abis itu lo bongkar deh kertas-kertas yang ada di mejanya. Siapa tau nemu kunci jawaban. Nah kalo lo udah nemu, tinggal lo simpen aja trus bagiin di grup kelas. Kelas kita kan solid, ga bakal ada yang cepu kalo kita dapet kunci," cerita Nata sambil tertawa-tawa. Nata memang penuh dengan ide gila, namun ide-ide tersebut tak pernah gagal membuat kami tertawa karena dikemas dengan sangat lucu. Tentu saja kami tak pernah melaksanakannya, karena kami semua mengerti dia hanya tidak serius alias hanya bercanda.

"Yeeee dasar elo tukang ngaco. Itu mah bukan cara biar lo dapet nilai bagus pas ulangan B Inggris, tapi sama aja simulasi elo dipanggil BK. Atau lebih parahnya lagi, ortu lo yang dipanggil ke sekolah gegara ulah anaknya sendiri," komentar Felice dengan nada yang agak tinggi. Terlihat dari raut wajah Felice, ia sedikit kesal dengan ucapan Nata yang sepertinya asal bicara tanpa dipikir terlebih dahulu.

"Akwoakwoakwoak jangan marah dong Fel, gue becanda doang," timpal Nata sembari memberikan senyuman yang menyebalkan. Melihat itu, Felice pun membalasnya dengan memberikan tatapan tajam seakan berkata, "ngomong sekali lagi muka lo gue lempar batako".

"You keep dreaming, and dark scheming~" aku menyanyikan sepenggal lirik dari lagu I Feel Like I'm Drowning milik penyanyi Two Feet.

"Itu maksudnya apa sih? Maaf maaf aja nih, gue buta Inggris jadi ga ngerti maksud kalimat lo," komentar Nata.

"Tuh kan. Ketahuan banget lo tuh sebenernya ga bisa, trus pengen nilai lo bagus tapi kaga mau belajar. Makanya lo sampe bikin rencana nyolong kunci jawaban segala," omel Felice.

"Iyain deh," ucap Nata sarkas. Sepertinya ia mulai pasrah dengan tuduhan-tuduhan Felice yang diarahkan padanya. Sangat mungkin. Karena kali ini ia tak melayangkan argumentasi sama sekali.

"Haduh, gue mau ngejelasin kaga jadi-jadi gara-gara lo berdua gelut melulu. Lirik yang gue nyanyiin tadi tuh dari lagu I Feel Like I'm Drowning nya Two Feet. Makna lirik itu bisa diartiin kaya,"elo mimpi, dan lo juga ngerencanain hal-hal gila". Gitu kurleb. Kaya Nata persis sih emang. Soalnya dia ngerencanain hal gila buat ngeraih mimpinya," aku menjelaskan makna penggalan lirik yang aku lantunkan tadi.

"Oh, lo sekarang gini ya She? Lo ikut-ikutan Felice ngejatohin gue kan?" sahut dengan nada tinggi khasnya yang terdengar lucu karena kental dengan aksen medhok ala cici-cici Surabaya.

"Enggak sih. Tapi gue setuju ama Felice, lo sinting soalnya," sindirku.

"SHENAAAAAA!" teriak Nata sembari mengambil ancang-ancang akan memukul kepalaku.

"Ampun ampun," kataku dengan sedikit memelas. Melihat kekonyolan kami, Sindai dan Felice pun saling menatap sembari tertawa kecil.




==Unbelievable==

[SUDAH TERBIT, OPEN ORDER] unbelievable // k-idols 01lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang