Hari Minggu dan Berita Mengejutkan

36 26 21
                                    

Shena sedang bersantai-santai di rumah. Tiba-tiba saja Shena mendapatkan sebuah pesan dari aplikasi Whatsapp. Isi pesan tersebut adalah Ananda mengajak Shena untuk nongkrong di Ren Coffee & Eatery yang terletak di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Awalnya Shena ragu-ragu untuk menerima tawaran Ananda, namun pada akhirnya ia pun menerimanya juga. Maka dari itu, Ananda berjanji pada Shena untuk menjemputnya di rumah.

Sesuai janji, tepat jam setengah empat Ananda sampai ke rumah dengan membawa motor Honda Beat warna silver miliknya. Tanpa basa-basi lagi, Shena yang sudah berpamitan dengan orang tuanya pun langsung naik ke motor Nanda setelah memakai helm.

"Ortu lo di rumah ga She?" tanya Nanda.

"Di rumah, gue udah pamit dan diijinin kok buat pergi sama lo. Btw, lo ngajak gue nongkrong dalam rangka apa? Kok cuma berdua?" tanya Shena penasaran.

"Nanti gue kasih tau pas udah sampe," kata Nanda. Selama perjalanan, Shena tak henti-hentinya memikirkan kata-kata Ananda. Ia penasaran mengenai apa hal yang akan disampaikan Ananda padanya. Apakah itu hal yang mengagetkan? Sangat mungkin, makanya Nanda sampai mengajak Shena bertemu dan menunggu saat yang tepat. Padahal biasanya ketika berkabar-kabar mengenai kejadian-kejadian di sekolah, mereka selalu menggunakan media sosial yang mereka miliki.

Sekitar setengah jam kemudian, mereka sampai di cafe tersebut. Saat masuk, mereka langsung berswafoto karena interior kafenya bagus sebelum akhirnya mencari tempat dan memesan makanan.

"Nan, lo ajak gue ke sini buat apa? Mau ngomong apa? Kok kayaknya penting banget?" tanya Shena setelah selesai memesan makanan.

"Buat ngasih berita," jawab Nanda singkat.

"Maaf kalo gue ga sopan, tapi tahan dulu dong ngasih beritanya. Gue mau nanya tentang si Venus. Gimana kabar dia sama Herve?" tanya Shena.

"She, kok lo kayaknya bisa baca pikiran sih. Gue belum ngomong loh, kok udah tau apa yang mau gue omongin," kata Nanda sembari tertawa.

"Hehehe, bisa ae. Btw lo mau ngomongin apa? Akunnya jadi dibalikin Selasa besok ga?" Shena tambah penasaran mendengar kalimat Ananda. Sebab, hari Selasa kemarin, saat Shena mengobrol dengan Herve melalui akun Ifena, Herve sudah mulai bisa mencium keberadaan Sena dibalik akun Whatsapp tersebut. Ya, itu karena Shena salah menjawab pertanyaan Herve tentang Ifena. Maka dari itu, Nanda sebagai "pengendali" Shena pun harus bertindak cepat agar situasi tak semakin parah. Ya, tindakan yang Nanda ambil adalah, nomor Venus yang "dipinjam" Shena itu dikembalikan ke Venus selama seminggu untuk menghilangkan rasa curiga Herve. Setelah seminggu, Nanda dan Venus pun kembali menyerahkan akun tersebut untuk dipakai Shena "berpacaran" dengan Herve.

"Akun-akun Venus sekarang udah dibalikin ke pemilik semula, dan cuma dia yang bakal pegang akun-akun itu," cerita Nanda.

"Trus yang Venus palsu itu gimana?" tanya Shena tentang aktivitas rahasianya yang ia kerjakan selama sebulan kemarin.

"Venus palsu udah ga berlaku lagi She, secara si Venus yang asli sama Herve udah putus. Kalo lo masih mau deketin Herve lewat chat, pake akun lo sendiri," kata Nanda.

"Hah serius udah putus? Siapa yang mutusin?" Shena tak percaya.

"Herve," kata Ananda dengan santai. Ia nampak tak kaget, karena ia telah hafal dengan perilaku dan kebiasaan dari Herve, sahabatnya sejak SD itu.

"Dia mutusin ya alasannya karena bosen. Selalu aja begitu, sampe gue apal siklusnya," lanjut Nanda.

"Sama njir, gue tebak pasti dia ganti nomor juga. Kan dia ganti nomor barengan sama ganti pacar. Itu sih yang gue liat dari ceweknya yang sebelum-sebelumnya," respon Shena.

"Iya eh, gue juga ngerasa gitu. Mana beberapa hari yang lalu si Venus sama Herve abis berantem, gara-gara Herve jailnya ga ngotak. Masa Herve jailin Venus ngajak putus sampe si Venus ngambek? Dia dari SMP ga ada berubahnya plis. Lo udah gue ceritain kan tentang dia yang nyuruh temennya ngeprank gue bilang kalo dia koma? In case lo lupa, kejadian itu pas kita kelas 9 yang dia sekongkolan ama temen-temennya sampe gue ama besti gue bela-belain ke rumah sakit buat mastiin dia aman, padahal ternyata yang sakit bukan Herve," cerita Ananda panjang kali lebar kali tinggi.

"Gue inget ceritanya Nan. Parah sih red flag banget kalo dia kaya gitu terus. Mana dia pernah kaya gitu lagi pas gue pegang akun Venus. Trus, yang bikin gue kaget dari kata-kata lo tadi adalah lo bilang kalo Herve mutusin Venus, sementara dia pernah janji ama Venus kalo dia ga bakal ninggalin," timpal Shena.

"Kata-kata Herve ga bisa dipegang, She. Ibaratnya dia kerjaannya janji palsu melulu dan janji-janji itu ga ada satu pun yang diwujudin. Salah satu alasan gue nyuruh lo pura-pura jadi Venus itu buat ngelindungin si Venus, biar dia ga ngerasain sifat jeleknya Herve, juga ngasih lo kesempatan biar bisa pacaran sama dia," jelas Ananda.

"Makasih banyak ya Nanda, lo emang sahabat terbaik gue. Sahabat sekaligus sepupu terbaik buat Venus juga," Shena menunjukkan rasa terimakasihnya akibat kebaikan Ananda selama ini.

"Lo ga perlu berterimakasih sama gue. Gue masih banyak kekurangannya. Gue juga minta maaf kalo kata-kata gue tadi terkesan manfaatin lo, karena sengaja ngebuat lo menderita biar penderitaan Venus berkurang," kata Ananda.

"Enggak Nanda. Gue sama sekali ga terbebani sama semua ini. Gue malah justru berterimakasih lo sama Venus udah bekerjasama biar gue bisa pegang akun Venus, karena tanpa kalian, gue ga bakal tau kepribadian asli Herve gimana. I knew his true colors because of both of you," Shena mengucapkan rasa terimakasihnya yang mendalam pada Ananda. Karena Shena percaya, apabila Nanda tak menyuruhnya berpura-pura jadi pacar Herve, Shena tak akan pernah tahu bagaimana Herve memperlakukan pacarnya saat mereka memiliki masalah atau sedang berselisih paham.

"Pada akhirnya, kita semua bakalan tau soal kelakuan buruk dia. Karena sehebat-hebatnya dia sembunyiin keburukan dia, kalo dianya ga berubah ya bakalan kerasa sama orang lain lagi yang deket sama dia," cerita Ananda.

"Nah iya. Bener juga ya," Shena menyetujui perkataan Ananda. Karena benar kata peribahasa yang dituturkan oleh nenek moyang kita, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, yang bermakna bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna, sebaik apapun disembunyikan pasti akan terungkap juga pada akhirnya.

Pada saat yang sama, makanan mereka sampai di meja makan setelah tadi minuman mereka sampai duluan. Mereka pun langsung mengucap terima kasih pada sang pelayan dan segera melahap makanannya setelah memotret sekaligus mengunggahnya ke Instagram.



==Unbelievable==

[SUDAH TERBIT, OPEN ORDER] unbelievable // k-idols 01lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang