Herve Kencan?

55 26 15
                                    

"Astaga, cepet jawab, inget naskahnya. Jangan bilang ada lo She, nanti lo nya dimarahin," Nanda kaget melihat chat dari Herve yang ada di HP Sena.

"Kalo bisa ketikan lo dibuat jadi lucu, biar tambah mirip gue," perintah Ifena. Sena pun langsung menuruti perintah Ifena dan menjawab pesan Herve dengan gaya mengetik ala Ifena.

"Niat banget si Herve, tapi lumayan banget sih dapetnya Pizza Hut," respon Ananda sesaat setelah membaca obrolan Sena di akun Ifena dengan Herve. Benar saja, di situ tertulis bahwa Herve bilang ia akan menraktir Venus makan siang yang diantarkan melalui aplikasi ojek online.

"Mau apa kalian?" tanya Shena.

"Big Box Plus yang bisa buat banyak, pizzanya Meat Lovers, pastanya Pepperoni Cheese Fusilli sama Beef Spaghetti," kata Ifena dengan lengkap sesaat setelah membuka situs menu Pizza Hut. Sena pun menganggukan kepala tanda paham akan perintah Ifena.

Beberapa saat kemudian, pesanan sampai. Mereka bertiga menghabiskan makanannya sambil bercengkrama tentang rencana mereka setelah makan siang. Terlebih lagi, nanti jam 3 Herve akan jemput Ifena ke rumah Nanda. Ya, Herve mengajak Venus kencan di Mall Pondok Indah yang hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah Nanda.

"Tenang Fen, ada kita semua aman," seru Nanda dan Sena bebarengan.

Karena waktu sudah hampir jam satu, mereka bertiga langsung mendatangi rumah Ifena yang sama-sama kosong untuk membantu Ifena bersiap-siap. Kebetulan rumah Ifena terletak tepat di samping rumah Nanda, maka dari itu mereka tak membutuhkan waktu lama untuk pindah gedung. Di rumah Ifena, Sena memilihkan baju-baju untuk kencan Ifena dengan Herve. Setelahnya, ketiga wanita itu langsung kembali ke rumah Nanda untuk mendandani Ifena. Sena hari ini sudah seperti penata gaya pribadi Ifena, karena ia yang mendandani sekaligus memilihkan baju.

Tepat jam 14.30, Herve datang naik mobilnya, yaitu mobil Agya yang berwarna hitam. Ifena keluar dari rumah Nanda dan segera naik ke mobil Herve.

"Ayo She, naik mobil gue kita buntutin mereka," Nanda dan Shena yang sedari tadi mengintip keluar melalui jendela pun segera mengambil tas dan berlari ke garasi. Di sisi lain, sedari tadi Sena sudah meminjam baju Nanda karena ukuran tubuh mereka yang sama. Begitupun Nanda, ketika ia tahu Venus diajak pergi, Nanda juga berganti baju dan memberi alasan akan mengerjakan tugas kelompok di rumah teman pada Ifena. Karena Nanda cukup gercep, mobil mereka berhasil membuntuti mobil Herve tanpa ketahuan namun masih terkejar.

Sesampainya di mall, mereka juga kebagian mujur untuk membuntuti Ifena dan Herve yang tengah merasa bahwa dunia hanya milik mereka berdua dan yang lain hanya mengontrak. Di tempat parkir, jarak mobil mereka cukup dekat namun tidak bersebelahan pas, melainkan berjarak sekitar 2 mobil.

"Agendanya mereka kemana aja sih?" tanya Nanda.

"Ga tau," jawab Sena.

"Ya harusnya kan lo tau, orang whatsappnya Ifena nyangkut di HP lo," komentar Nanda dengan nada kesal.

"Nyoh, lo liat sendiri kan, si Herve ga bilang mau kemana aja di PIM," seru Sena sambil menunjukkan percakapan terakhirnya di akun Ifena dengan Herve. Nanda terdiam dan segera berjalan bersama Sena sembari membunti Herve dan Ifena.

Sungguh tak disangka, ternyata Ifena dan Herve berjalan ke arah bioskop yang terletak di PIM 2. Setelah survei sejenak, mereka memutuskan untuk membeli tiket. Seketika tibalah giliran Nanda dan Sena untuk beli tiket karena mereka hanya berdiri beberapa barisan setelah Ifena dan Herve, juga orang-orang sebelum Sena dan Nanda cukup cepat dalam beli tiket.

"Permisi kak, cowok rambut pink sama ceweknya tadi nonton apa jam berapa ya?" tanya Sena pada sang petugas kasir.

"Kita temennya, ketemu di sini kebetulan. Btw sekalian seat-nya juga ya," sambung Nanda.

"Oh, mereka nonton Mariposa jam 16.05, yang abis ini pas. Mereka duduknya di F13 sama F14. Mau duduk deket mereka kah? Kebetulan belakang mereka masih kosong," jelas sang petugas.

"Iya kak kita mau di situ, yang kursi E11 sama E12 ya," kata Sena setelah melihat denah nomor tempat duduk.

"Dua tiket? Satunya 45000, kalo dua jadi 90000," kata sang petugas. Sena langsung menyodorkan selembar uang pecahan seratus ribu dan segera mendapat kembalian. Setelah beli tiket, Nanda dan Sena langsung beli popcorn dan minuman. Kebetulan Herve dan juga Ifena juga baru saja selesai membelinya. Masih membuntuti kedua sejoli itu, Sena dan Nanda masuk ke teater beberapa saat kemudian ketika pengeras suara telah memanggil para penonton untuk masuk ke dalam teater.

Setelah sekitar dua jam di dalam gedung bioskop, Herve dan Venus segera keluar karena film telah selesai. Jam sudah menunjukan pukul 18.00, yang mana sudah waktu makan malam. Mereka berdua masih mengikuti Herve dan Ifena yang berputar-putar keliling mall untuk mencari makanan.

"Lama banget muter-muternya," komentar Nanda.

"Nyari yang murah kali, Herve kan walau anak businessman sekaligus politikus, orangnya simpel nan low budget. Mau hemat atau dianya pelit cuma dia yang tau," komentar Sena.

"Eh liat, mereka ke sana tuh!" sahut Nanda setelah melihat pasangan itu dari jarak sekitar 50 meter. Walaupun berjarak masih terlihat dengan jelas dan dapat terikuti, karena besok hari kerja sehingga keadaan mall cukup lengang. Ternyata Herve dan Ifena berjalan menuju PIM 3, yang diikuti oleh Nanda dan juga Sena. Setelah beberapa waktu, Herve dan Ifena memasuki restoran Subway. Tentu saja, Nanda dan Sena ikutan masuk dan membeli makanan. Masa iya masuk resto ga beli makan? Kalo sekilas doang sih boleh, masalahnya ga sesuai rencana kalo cuma sekilas.

Seusai makan, Herve dan Ifena berjalan untuk membeli minuman sehat di Boost. Karena Sena juga kepingin dan Nanda ikut-ikutan mau beli, makanya mereka juga beli setelah Herve dan Ifena. Saat menunggu pesanan, mereka berusaha untuk duduk sejauh mungkin namun tetap dalam pantauan, agar tidak terlihat. Kebetulan, saat minuman jadi, Herve dan Ifena langsung beranjak dari tempatnya. Nanda dan Sena pun melakukan hal yang sama agar dua sejoli itu tak lepas dari radar mereka.

"Wow, keren banget. Sejauh ini kita ga ketahuan," kata Nanda.

"Woiyadong, Sena!" kata Sena narsis.

"Kan ide gue, jangan lo claim sendiri dong," protes Nanda. Aktivitas terakhir yang dilakukan Nanda dan Sena hari itu sama dengan Ifena dan Herve, yaitu belanja roti untuk sarapan di toko roti Paris Baguette. Setelah itu, mereka berempat sama-sama berjalan menuju parkiran dan bersiap-siap untuk pulang. Mereka melakukan aktivitas yang sama di saat dan tempat yang sama, tetapi Nanda dan Sena tidak ketahuan oleh mereka yang sedang diikuti. Entah Ifena dan Herve yang terlalu menikmati suasana pacaran atau Sena dan Nanda yang memang pintar membuntuti orang tanpa ketahuan, tak ada yang mengetahuinya secara persis.








==Unbelievable==

[SUDAH TERBIT, OPEN ORDER] unbelievable // k-idols 01lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang