Siang itu, kelas 11 B IPA kompak untuk keluar kelas lebih cepat dikarenakan jam terakhir kosong. Setelah berpamitan dengan teman-temannya, Shena pun memutuskan untuk istirahat sejenak di 1/15 Coffee yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari sekolah. Ketika Shena sedang berjalan menuju kafe itu, tiba-tiba saja ia dihadang oleh sekelompok orang yang tak ia kenal. Namun, orang-orang yang menghadang Shena tersebut tidak nampak berbahaya atau mencurigakan sedikit pun, melainkan mereka tampak seperti anak sekolah pada umumnya, hanya saja mereka adalah sekelompok siswi sekolah menengah pertama.
"Heh Shena!" panggil salah satu diantara lima murid tersebut.
"Tau nama panggilan gue dari mana?" tanya Shena pada anak-anak itu karena ia tak mengenal anak-anak tersebut, sekaligus heran mengapa mereka bisa memanggil dengan nama panggilannya. Padahal, orang-orang yang tidak mengenalnya atau guru biasanya memanggil dengan sebutan Arsena, sesuai dengan nama pertama yang ada di absen atau tanda pengenal.
"Ga penting tolol," kata salah satu perwakilan anak tersebut. Betapa kagetnya Shena mendengar kata-kata dari anak-anak tersebut. Orang dewasa yang mendengar kata-kata mereka pasti langsung mengejek mereka tak punya tata krama seperti anak yang tidak disekolahkan, padahal anak-anak yang saat itu melabrak Shena terlihat menggunakan seragam dengan penanda nama sekolah swasta yang cukup populer di Jakarta."Lo kelas berapa? SMP kan? Sopan ga begitu? Fyi aja, gue ga ngapa-ngapain kalian loh ya. Jangan sok iye deh kalian. Mending belajar attitude dulu," ejek Shena setelah mengetahui bahwa mereka siswi SMP.
"Ga peduli lo kelas berapa gue kelas berapa. Gue cuma mau nanya, kenapa lo masih berulah gangguin Kak Herve terus? Dia kan udah punya pacar," siswi SMP yang sedari tadi bicara itu memberikan pernyataan pembukanya.
"Kalian telat banget ngasih taunya. Gue udah tau dari awal pacaran, udah beberapa bulan lalu. Dan gue isengin Herve cuma buat lucu-lucuan aja, ga ada maksud lain," balas Shena jujur."Trus kalo lo ga ada maksud lain kenapa lo ngomongin pengen balikan sama Kak Herve?" lanjut si gadis yang gayanya sok ketua geng itu.
"Mending lo ga usah berharap lebih deh kalo Kak Herve bakal balikan sama lo. Perbuatan lo ini bisa bikin Herve trauma sama lo," sambar salah satu anak geng tersebut selain yang menjadi juru bicara atau ketua geng tadi.
"Ya elah main nyamber aja, mana sok tau pula. Ga ada kok gue berharap, udah ga ada rasa juga. It's just a prank. Anak-anak jaman sekarang ga bisa diajak bercanda kah?" Shena memberikan klarifikasi, sembari menyindir siswi-siswi tersebut yang ia anggap tak bisa memahami suatu candaan.
"Kalo udah ga ada rasa tuh ya ga usah gibahin Kak Herve sama temen lo lagi, gitu aja kok ga bisa," satu anak lain pun ikutan menyambar.
"Kayaknya untuk sementara belum bisa deh, soalnya seru gibahin Herve," Shena bercanda sembari tertawa-tawa, sama sekali tak menanggapi kata-kata siswi tak dikenal tersebut dengan serius.
"Itu namanya lo masih berharap," komentar anak keempat yang bicara sedari tadi.
"I don't think so. Gue ga ngerasa gue masih naro ekspektasi Herve, karena temen-temen gue udah kasih tau segala macem keburukan dia," balas Shena.
"Coba kalo ga berharap, ga usah bahas Kak Herve dimanapun, bisa ga?" si ketua geng kembali angkat bicara."Kalo gitu, bisain aja deh," kata Shena berharap argumen tidak jelas ini segera selesai.
"Buktinya ga bisa kan? Kemarin sore lo aja bilang kalo lo seneng Venus sama Herve putus. Itu yang namanya ga berharap?" kata si anak ketua geng.
"Ada alasannya kenapa gue seneng Herve sama Venus, dan alasannya itu bukan karena gue dapet kesempatan pacaran sama dia. Alasannya kenapa udah gue kasih tau tadi, tapi detailnya belum bisa gue bahas karena satu dan lain hal. Gue rasional, ga berharap pacaran juga karena percuma gue berekspektasi terlalu tinggi kalo pada akhirnya gue sendiri yang dihancurin sama realita," jelas Shena panjang kali lebar kali tinggi. Murid-murid SMP yang sedari tadi tak mau percaya kata-kata Shena pun seketika terdiam. Si ketua geng ingin bicara lagi, namun ditahan oleh salah seorang temannya.
"Eh, kita mau nonton jam 4 kan? Anjir berarti kita udah hampir telat dong," kata sang anak yang bicara kedua.
"Iya bener, cabut yuk," kata sang ketua sambil memberi isyarat untuk segera meninggalkan tempat tersebut.
Selesai geng itu meninggalkan tempat tersebut, Shena langsung melanjutkan perjalanannya ke kafe yang akan dia tuju. Saat sampai, ia langsung memesan minuman dan mencari tempat duduk. Tidak lupa, ia menanyakan kata sandi wifinya agar hemat kuota. Setelah mendapatkan tempat duduk ternyaman sekaligus kata sandi wifi, ia langsung membuat cuitan di Twitter tentang kejadian yang menimpanya tadi.
==Unbelievable==
KAMU SEDANG MEMBACA
[SUDAH TERBIT, OPEN ORDER] unbelievable // k-idols 01l
FanfictionSudah open order via DM, Shopee, Tokopedia, langsung chat aja! "Terkadang hal yang tak dapat dipercaya bisa terjadi, namun pada saat yang sama hal yang selama ini diharapkan tak bisa terjadi" Status : Completed & published Highest rank : #1 teenlit ...