Si Bintang Jatuh yang Egois

45 23 10
                                    

Shena's POV

Pada jam istirahat siang, aku sedang mengobrol kecil-kecilan dengan salah seorang adik kelasku yang bernama Elia. Aku mengenal Elia setelah kami iseng melakukan foto bersama beberapa bulan lalu. Sejak saat itu, kami saling mengikuti di Instagram dan cukup sering mengobrol. Terlebih lagi, aku juga mendapatkan nomor Elia dari seorang teman sekaligus mutualan di Twitter. Elia orangnya cukup nyambung dan seru untuk diajak mengobrol sekaligus bergosip, maka kami nyaman dengan satu dan lainnya.

"Heh Liyah!" panggilku saat kami berpapasan di koridor sekolahan, "tumben sendirian aja, bestimu mana?"

"Lagi ke perpus kak, sama ke kantin," jawab Elia.

"Sibuk ga?" tanyaku lagi.

"Enggak," katanya, "bentar ya aku ke toilet dulu, tungguin di kelas aja". Sesuai perintah Elia, aku pun segera masuk ke dalam kelas 10 E IPA, alias kelasnya Elia. Aku disambut dengan baik di kelas Elia, maka dari itu aku langsung mengambil tempat duduk di salah satu bangku secara acak.

"Ada apa kak?" tanya Elia yang baru saja kembali dari kamar kecil. Melihat isyaratku, Elia segera duduk di bangku yang ada tepat di sebelahku.

"Tau ga sih, ex crush gue tuh aneh banget ya. Masa dia kan punya pacar baru, tapi gue ga dibolehin buat ngobrol sama pacar barunya. Padahal pacar barunya temen gue juga," ceritaku.

"Hah? Emang kenapa?" Elia bingung.

"Ga tau, ga jelas alasannya," kataku jujur.

"Lah, berarti dia kaya Seungho dong. Hobinya ngekang orang. Beruntunglah lo udah ga ngecrushin lagi kak, ga baik ngecrushin orang pengekang kaya gitu," komentar Elia. Setelah itu, aku pun mengucapkan terima kasih pada Elia dan meninggalkan kelasnya.

Omong-omong, minggu lalu aku meminta rekomendasi dari para pengikutku di Twitter, menanyakan Painter Of The Night bagus atau tidak. Elia berkata bahwa manhwa tersebut bagus, namun ada banyak adegan dewasa sehingga aku harus berhati-hati. Tapi aku berkata bahwa aku tidak keberatan dengan adegan-adegan tersebut, sehingga aku siap membacanya. Benar saja, dalam manhwa tersebut ada banyak sekali adegan dewasa.

Kamis, 23 April 2020
Hari Kamis sepertinya merupakan hari keberuntunganku. Ya, karena hari Kamis kelasku banyak jamkosnya sehingga murid-murid banyak yang mengobrol, ke kantin, atau main basket. Aku biasanya mengobrol, kalau tidak ya scrolling sosmed. Saat ini, aku iseng melihat-lihat nomor di grup angkatan 2021, dan melihat salah satu nomor yang menarik perhatianku. Karena aku kelewat berani, aku segera menghubungi nomor tersebut dan seketika mendapatkan balasan. Nomor tersebut ternyata milik Benith, dan kami langsung saling menyimpan nomor saat itu. Benith tidak sungkan saat kuajak mengobrol, maka dari itu aku juga mengobrol dengannya. Saking senangnya, aku bahkan sampai menangkap layar foto profil Benith dan tangkapan layarnya kuunggah di status WA.

Tak lama kemudian, aku mendapat Whatsapp dari Herve. Aku kaget bukan kepalang, mengapa Herve tiba-tiba menghubungiku. Seingatku, Herve telah memblokir nomor Whatsappku. Namun, apapun yang terjadi chat dari Herve itu tetap kubuka. Dari yang kulihat, Herve sepertinya sangat marah dalam chat tersebut. Alasan Herve marah adalah aku dianggap mendekati Benith dan Kaisha secara romantis. Padahal mah engga. Aku sama mereka cuma ngobrol-ngobrol random. Emang sih akrab, tapi masa iya cewe sama cowo ga boleh temenan akrab? Seperti biasa, aku dan Herve berantemnya sambil saling mengatai dengan kata-kata kasar. Untung saja ga sambil teriak-teriakan agar tidak mengganggu kelas lain.

Setelah chat tadi, aku langsung menunjukkan isi obrolan tersebut pada teman-temanku. Mereka malah balik menertawakan Herve dan pilihan kata-katanya yang konyol.

"Lo mau liat amarah gue lagi?" Ananda menirukan kata-kata Herve dengan nada mengejek.

"Dia tu masih sayang sama lo She, cuma dia gengsi mau bilang sayang atau kangen sama lo soalnya dia udah punya pacar!" komentar Elen.

"Heh! Pake akal sehat lo! Mana mungkin Herve bisa suka sama gue!" teriakku. Aku memang suka ngehalu, tapi aku juga bisa berpikir rasional. Sementara itu, Elen hanya tertawa kecil setelah diteriaki olehku. Yang lain juga ikut tertawa melihat respon aneh Herve.

Setelah menceritakan ke teman-teman dekatku di kelas, aku juga menyindir Herve di akun Twitter utamaku. Seperti biasa, aku kalau sudah menyindir orang di akun utama, maka dari itu sudah dapat dipastikan aku benar-benar kesal dengan orang tersebut. Lagi-lagi, Elia si adik kelas pun juga merespon cuitanku yang menyindir Herve. Ia langsung tahu bahwa itu mantan gebetanku, bahkan ketika aku tak menyebutkan subyek dari orang yang kubicarakan secara khusus. Ia pun juga kembali menyamakan Herve dengan tokoh Seungho setelah aku menceritakan permasalahanku dengan Herve.






==Unbelievable==

[SUDAH TERBIT, OPEN ORDER] unbelievable // k-idols 01lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang