Shena's POV
Aku berjalan menuju ruang waka untuk mengumpulkan tugas sejarahku yang sempat tertunda. Ya, meja Pak Husein dan guru-guru lain yang merangkap jadi wakil kepala sekolah maupun tim tatib memang berada dalam sebuah ruangan khusus, tidak bersama dengan guru-guru yang lain.
"Pak, ruang wakanya dimana ya?" tanyaku pada Pak Yoga, seketika setelah masuk ke dalam ruang waka. Pak Yoga langsung menatapku dengan tatapan bingung.
"Di sini nak, ada apa memang?" tanya Pak Yoga. Saat inilah yang membuatku sadar aku tadi telah salah bicara! Harusnya nanya Pak Husein mejanya dimana, malah nanya ruang waka dimana. Gila ga sih?
"Oh maaf pak, maksud saya, meja Pak Husein dimana ya?" tanyaku, dengan masih mencoba untuk profesional. Setelah ini, Pak Yoga pun menunjukkanku dimana letak meja Pak Husein. Aku segera meletakkan bukuku di meja beliau.
"Pak, perihal insiden pencurian minggu lalu, sudah ketahuan pelakunya belum? Saya menanyakan ini karena ada rumor bahwa saya yang mencuri uang bapak, dikarenakan tersebar rekaman CCTV yang memperlihatkan saya berjalan bolak balik sembari membuka dompet di depan ruang waka, padahal saat itu saya sedang melihat jumlah uang di dompet saya karena saya mau membeli minuman," tanyaku.
"Belum nak, semoga cepat ketemu. Saya tidak tahu perihal rumor tersebut, tapi saya yakin bahwa pelakunya bukan kamu. Sebaliknya, saya malah curiga kalau pelakunya bukan murid sekolah ini," jawab Pak Yoga.
"Maaf pak, apakah saya boleh tahu itu siapa?" tanyaku.
"Sebelum bapak cerita, saya mau memberitahu kalau ini hanya perkiraan. Maka dari itu, tolong anggap saja sebagai selingan, jangan terlalu serius," aku mengangguk tanda mengerti, "jadi tahun 2012, salah seorang murid sekolah kami ada yang dikeluarkan dari sekolah karena sebuah masalah. Masalah itu cukup besar, sampai ia dimasukkan ke tahanan khusus anak. Saya sempat tak dengar kabarnya selama bertahun-tahun, namun baru-baru ini saya dengar dari alumni yang seangkatan sama dia, bahwa dia sedang buronan karena kasus perampokan. Saya langsung mencurigai dia, karena masalah dia dulu juga menyangkut perampokan, yang bahkan disertai kekerasan menggunakan sajam. Saat dikeluarkan, dia bersumpah untuk membalaskan dendamnya pada guru-guru di sekolah ini."
"Mengapa bapak mencurigai orang itu? Apakah hanya 3 juta itu yang hilang pak? Apa ada indikasi lain jika memang dia pelakunya?" tanyaku memastikan.
"Di ruangan saya, hanya uang tersebut yang hilang. Namun, hasil investigasi kami menunjukkan bahwa uang sejumlah guru lain juga hilang, beserta komputer di lab bahasa. Saya yakin pelakunya lebih dari satu, dan sudah hafal letak dari tempat-tempat barang itu diambil, karena semua rapi. Mereka pasti sudah melakukan observasi sebelumnya, karena CCTV pada waktu saya rapat mati, dan saat menyala lagi, saya sudah selesai rapat. Rekaman CCTV terakhir menunjukkan kamu yang berjalan bolak-balik di depan ruang waka. Dengan ini, saya yakin bahwa salah satunya pasti orang yang pernah sekolah di sini. Saya yakin betul jika itu dia, karena tidak ada lagi lulusan sini yang pernah terlibat kasus kriminal selain dia," jelas Pak Yoga.
"Begitu ya pak, terima kasih informasinya. Saya pamit dulu, karena akan melanjutkan pelajaran," pamitku.
"Baik Shena, akan saya infokan lagi jika sudah ada perkembangan," Pak Yoga memberi janji.
Oh ya, selama seminggu ini, tidak ada kejadian apapun yang menghebohkan sekolah. Walaupun begitu, proses pencarian pelaku pencurian uang yang terjadi minggu lalu masih berlanjut dikarenakan CCTV pada jam diperkirakan uang tersebut hilang dalam kondisi mati. Karena tidak ada kejadian yang menghebohkan sekolah, maka semua kehebohannya jadi pindah ke sosmed. Ya, kemarin-kemarin aku diserang oleh fans-fans Herve di Twitter, yang dimulai dari orang yang bertanya sekaligus mengejek dengan kata-kata seperti "emang herve mau sama lo?". Tentu saja kurespon dengan jujur, kubilang aku sudah tak lagi.
Sayangnya, mereka tidak menerimanya, sehingga kembali kurespon dengan alasan mengapa aku tak menyukai Herve. Alasan tersebut tak lain tak bukan adalah karena sifatnya yang suka memfitnah mantan-mantannya, yang kuketahui dari cerita Ananda yang mendapat kesaksian dari mantan Herve sendiri, Anesya. Namun, usahaku untuk memberikan pembelaanku kembali sia-sia, sebab mereka malah menuduh aku memfitnah Herve, padahal alasanku berdasarkan fakta dan bukan sebuah fitnahan belaka yang digunakan untuk menjelekkan orang lain. Terlebih lagi, dasar fakta tersebut adalah keterangan seorang saksi.
Skip jam istirahat pertama
"Heh Shena, sini deh!" panggil Nanda saat melihatku membawa makanan yang kubeli di kantin. Ia juga memberi isyarat padaku untuk duduk di sebelahnya pada salah satu bangku kantin. Selain Ananda, ada Felice dan Sindai pula di bangku lain yang ditempatkan pada meja itu.
"Iya Nan, ada apaan?" kataku sembari meletakkan makananku di meja.
"Gue nemuin satu fakta lagi. Tentang Herve," kata Ananda sambil menatapku. Sepertinya ia sudah siap untuk membahas sesuatu yang bersifat serius.
"Apa emang?" tanyaku dengan penuh rasa penasaran.
"Ada nih, masih anget. Jadi si Herve ngefitnah Venus," Ananda menyampaikan isu pertamanya.
"Apa kata Herve?" tanyaku penasaran.
"Dia bilang Venus ngatain dia pacar ga baik," cerita Nanda, "padahal Venus sendiri yang udah nanya soal perjanjian mereka gimana, tapi ga digubris sama Herve. Lo paham kan sampe sini?"
"Iya paham," kataku, "ngomong ngomong ya Nan, gue tadi abis di Whatsapp Andrea. Katanya Herve pacaran sama Aika, dan trus karena gue ga percaya si Ea juga ngasih bukti Herve ama Aika pacaran. Alasan gue ga percaya adalah karena jarak antara dia putus sama Ifena dengan dia pacaran sama Aika itu berdekatan banget. Cuma sekitar semingguan."
"Aika? Sahabat masa kecil lo itu?" Ananda juga tak yakin.
"Iya Nan, Aika besti gue dari SD itu," aku mempertegas kalimatku.
"She, lo ga worry sama Aika apa? Terus terang gue worry loh, soalnya gue ga mau Aika jadi korban fitnahan Herve yang selanjutnya kalo mereka berantem," Ananda terdiam sejenak, lalu menyatakan kekhawatirannya terhadap Aika, sahabatku.
"Terus terang gue worry, tapi kalo baru pacaran mesti lagi bucin banget dan saran sahabatnya ga didengerin sama sekali. Kita tunggu aja deh, ntar si Aika ngadu sama gue atau ga kalo dia berantem sama Herve," aku menyampaikan pendapatku terhadap Aika yang pacaran sama Herve, "btw kok bisa si Herve baru putus sama Ifena langsung pacaran sama Aika?"
"Ya itu karena Herve ngedua, She. Dia bilang ga bakal ngedua atau ninggalin itu cuma janji palsu, dan itu jelas banget," terang Ananda.
"Oke deh kalo gitu," kataku sembari menghabiskan makanan yang kubeli di kantin. Tak lama kemudian, kami berdua selesai makan dan langsung kembali ke kelas karena jam istirahat pertama telah selesai.
==Unbelievable==
KAMU SEDANG MEMBACA
[SUDAH TERBIT, OPEN ORDER] unbelievable // k-idols 01l
FanficSudah open order via DM, Shopee, Tokopedia, langsung chat aja! "Terkadang hal yang tak dapat dipercaya bisa terjadi, namun pada saat yang sama hal yang selama ini diharapkan tak bisa terjadi" Status : Completed & published Highest rank : #1 teenlit ...