Digidaw

806 94 8
                                    

Mereka berdua tengah jalan2.tapi maksut jalan2 itu tidak tau mau kemana,selama perjalanan hanya keheningan melanda.ness sibuk memikirkan apa yang akan mereka bahas dan tujuan mereka hari ini.sementara kaiser sibuk menyetir berfokus pada jalanan.ayolah,bayangkan saja.



Selama satu jam hanya keliling alun2,seperti orang tersesat.berulang kali ness tanya mau kemana tapi kaiser menjawab tidak tau dan malah bertanya balik.padahal dia yang lebih dulu mengajaknya.atau mungkin hanya modus kaiser belaka.



"Pilih bubur dikenyot atau dilempar?"tanya ness.kaiser sempat tertawa karna tiba2 meranah ke bubur.



"Aku sih digidaw"



Kaiser kaget karna tiba2 ness memukul punggungnya.oleng sedikit bisa kecelakaan mungkin."itu gaada di pilihan!"




"Terserah,selama komodo ga ngidam rujak cingur di warung pak slamet"aneh.pikir ness,tapi dia juga aneh karna tanya itu.



"Lagian kalo pingin bubur bilang aja kali,mau mampir?"tawarnya.dengan senang hati ness menerimanya."ya mau.."



Mungkin mimpir sebentar tidak begitu buruk dibanding keliling tanpa tujuan.apalagi cuaca sangat panas,ness hampir pingsan rasanya.sudah terlalu lama mereka berjemur diluar.berbeda seperti saat bermain bola.



Selama disana hanya hal candaan random yang dibicarakan,tapi mereka terlihat serius membahas itu dan tetap saling menyambung walau tiap kalimat akan berbeda makna.tidak tau tujuan mungkin membuatnya gila sekarang.


Memang.bubur yang mereka makan sangat nikmat,ness mengakui dia nyaman dengan tempat yang dipilih kaiser,tapi ada satu hal yang membuat rasa nyamannya terganggu walau kaiser tidak menyadarinya.


Dua orang yang tengah membicarakan mereka tepat dibangku belakang.berbagai hujatan yang mereka ucap tentang kaiser dan juga dirinya.ness sudah muak mendengar itu dan saat kaiser membayarnya dia langsung mendatangi kedua orang itu dengan perasaan kesal.


"Kalian ngomong apa tentang kaiser?..."oh.sekarang ness tau kenapa mereka mengenalnya,ternyata itu teman seangkatannya.


Suara keributan itu mengambil alih perhatian kaiser dan langsung ia mendatangi ness yang sudah marah."Ness?!kenapa woi?"tanya kaiser yang sudah heran melihat ekspresi sahabatnya.


"Gapapa,tadi ngajak ribut"bukannya cemas kaiser malah tertawa melihat ekspresi ness yang tidak terima itu."keren.ayo pulang"ucapnya kemudian langsung menarik tangan magenta itu pergi.


Selama perjalanan pulang ness menceritakan panjang tentang kejadian tadi,berawal dari mereka bicara hal random.kaiser hanya ber-oh ria saja sambil membayangkan betapa lucunya ness saat itu.


"Ya pasti ga terima lah!"kekesalan terus menyelimutinya.ness masih belum bisa melupakan itu selama menyangkut tentang kaiser.


"Temenin aku beli konsol game ayo?"kaiser dengan mudah mengalihkan topik.


"Ayo"


Sesampainya ditoko,kaiser terus meminta rekomendasi kepada ness.ness pusing karna menurutnya semua itu sama saja,dia tidak begitu mengerti tentang konsol.


"Bagusan ini atau yang ini?"kaiser menunjukkan dua barang yang berbeda warna,yang satunya merah sedangkan yang satunya lagi biru."yang biru mungkin?.."ness menunjuk ke warna biru.


"Tapi bagusan yang merah ga sih?"ucap kaiser yang masih bimbang.ness ingin marah tapi karna ini sang pujaan hati jadi dia menahannya.


"Yaudah kai,ambil aja yang merah.."



"Oke"



Dan ternyata kaiser malah membeli dua duanya.


Malu.ness sadar beberapa karyawan disana mengira mereka seperti pasangan yang sedang berkencan saat itu.ia cepat2 mengajak kaiser pulang.


"Kenapa tadi milih warna biru?"tanya kaiser.aneh,sedari tadi ness diam dan wajahnya memerah.


"Yang biru bagus"jawabnya,ness masih mengalihkan pandangannya dari kaiser,doi pun heran dengan sikap ness yang berubah secepat itu setelah mereka membeli konsol tadi.


Adegan berdiam diri itu membuat kaiser menyadari sesuatu dan seketika senyumannya kembali terpatri.


Oh itu..


"Ness kamu pilih biru,karna warnanya sama kayak tato ku kan?.."kaiser menunjukkan lehernya yang tertera tato mawar biru.


"Ngga lah,kebetulan aja aku pilih itu"mau tak mau ia mengiyakan saja.masih penasaran juga kenapa wajah ness semakin memerah seiring waktu.


"Emang bener ya?kita kayak pasangan?.."tanya ness tiba2.sedikit semburat merah ikutan muncul diwajah kaiser.tapi dia berusaha terlihat biasa saja.


"Iya sih,kita kayak pasangan hahaha!"


"Tapi kan kita ga pacaran?.."lanjutnya.satu kalimat menciptakan seribu paku.


"Oh ya lupa"









































































CHILDHOOD! [kainess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang