Kai

736 96 4
                                    

The monster gone,he's on the run and your kai is here.





Kaiser benar2 ingat kalau ness memiliki satu ketakutan yang dialami sampai sekarang.dan sekarang dia sangat resah mendiang cuaca hari ini lah yang memicu ketakutannya.siapa yang tidak resah?..sesuatu yang dikhawatirkan tidak bersamanya.dia menghilang begitu saja atau bahkan tidak ada diarea sekolah.


Dia berusaha mencari kemana pun,mengelilingi tempat yang sekiranya pernah ness datangi disana.walau sampai sekarang ness masih menghilang,dia tidak bisa dihubungi.


Sementara si magenta itu duduk disebuah halte,meratapi orang2 yang lewat dengan beberapa pasangannya sambil berbagi payung.hujan yang semakin deras menghalanginya untuk pulang.sialnya,dia tidak membawa payung disaat cuaca memang sedang buruk.

Semakin lama angin semakin kencang disertai petir.benar2 hanya dia seorang yang masih disana,disaat udara yang sedang dingin justru ness penuh berkeringat sekarang.wajahnya yang memucat dan tubuhnya yang gemetar.bahkan kuku tangan tak bisa lepas dari atensinya,dia menggigitnya terus menerus walau sampai berdarah sekalipun.

Pikirannya terhuyung entah kemana,semuanya terasa kosong hanya rasa ketakutan dan dirinya disini.tubuhnya mulai memanas dan tanpa disadari ness sudah meneteskan air mata.

"Ini aneh.."lirihnya kemudian meringkuk dan memejamkan mata.trauma nya sejak dulu belum hilang sampai sekarang.anehnya,disaat seperti ini ness malah mengingat dimana kaiser memeluknya erat malam itu.guna agar dirinya merasa tidak kesepian dan sadar bahwa ada kaiser disini.sayangnya itu dulu.dimana ness belum jatuh terlalu dalam soal cinta.

Berulang kali ness menyebut namanya,hanya 'kaiser'yang dia ucapkan saat itu.bahkan rasanya itu lebih penting dibandingkan kata tolong untuknya.

"Kaiser..."

"Kaiser.."

Beberapa percikan air hujan mengenainya karna angin kencang.

Sesaat ness mendengar suara gesekan payung didekatnya,dengan cepat ia kembali mendongak dan ternyata payung itu untuknya.seperti yang ness ucap,payung itu dari kaiser yang dia sebut sejak tadi.seragam yang acak acakan."tadi kemana?mau cari mati,alexis?.."tanya kaiser dengan wajah kesalnya.

"Maaf..dan makasih payungnya"

Mereka memutuskan untuk tetap di halte sampai bus datang.kaiser hanya fokus dengan ness yang terlihat sangat tidak tahan dengan suasana ini."hei,masih takut?"tanyanya,dan dibalas anggukan cepat.

"Rasanya susah"jawab ness dengan lesu.kaiser bisa melihat ness yang sudah pucat tak berdaya,tubuhnya yang berkeringat di cuaca dingin.sesaat badannya mengigil dan ia melepas jas sekolahnya yang belum terlalu basah lalu memberikannya kepada ness.

Kaiser ikut duduk disebelah ness lalu menarik kepalanya agar bersender kepadanya."kaiser ini dingin loh"

"Oke,karna ini dingin.mau peluk?"

Sesekali ness menatapnya,lalu wajahnya memerah.kaiser bisa membuatnya hangat—tidak.panas saat itu juga,hanya dengan tawaran itu.ness mengangguk pelan dan dibalas kekehan oleh kaiser.


Tubuh si magenta itu dipeluk erat olehnya,seperti sebuah keajaiban.rasanya ketakutan itu menghilang begitu cepat,oh ya.ada kaiser disini.semua yang mengusiknya terasa pergi begitu saja.hanya tersisa perasaan hangat dan nyaman yang mengitari,ness bersyukur bisa mengenalnya dalam perasaan seperti ini walau terkadang perasaaan itu akan menjadi seribu pedang yang menusuknya.tetapi ini sangat membantu dalam menghilangkan phobianya.

Seperti para monster yang kabur setelah kedatangan satu orang pahlawan yang siap menyelamatkan kapan saja.

"Maaf kai jas nya kupake"

"Besok aku balikin,sekalian dicuci"

"Gapapa,lagian aku udah meluk ness sekarang?..oh ya,gimana rasanya?"tanyanya,ness mengerjap bingung.

"Maksutnya?"

"Gimana rasanya setelah dipeluk??"ness mengerti dan pada akhirnya dia tertawa.

"Gatau..tapi kai tau ga sih,rasanya kayak aku kelilingi monster"

"Kok serem.."

"Tapi,ada seseorang yang dateng.terus monsternya langsung pergi"ucapnya sambil tersipu."dan orang itu kaiser."

Kaiser sudah tidak kuat,perasaan senang sekaligus malu yang tak tertahan.ia memeluk ness lebih erat,saat ness mau menatapnya,kaiser langsung menutup matanya dengan telapak tangan.

"Jangan liat aku,lagi jelek"ucapnya menahan malu.

"Oh iyakah?mau liat jeleknya"ness tetap bersikeras ingin melihatnya,pada akhirnya kaiser mengalah dan membuka pandangannya."kaiser lucu.."ucap ness dengan seringainya.

"Udah diem."ness hanya tertawa dengan reaksi kaiser.pelukan itu belum kunjung dilepas,keduanya merasa senang melakukannya.tak peduli mau suasana yang tidak mendukung,itu sudah bukan hambatan bagi mereka untuk saat ini.

"Ness,maybe.i can be someone to drive away monsters that bother you?..don't be afraid as long as im here"

Kalimat itu terus berputar diotaknya bagaikan kaset rusak.

"Sure"















































CHILDHOOD! [kainess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang