My world

612 80 5
                                    



Sekarang adalah musim salju.dimana musim yang keduanya tunggu,kaiser dan ness sempat membuat janji kalau mereka akan melihat salju bersama.kaiser ingin menepati itu.



Ia berjalan cepat dengan perasaan berdebar menuju ke salah satu kamar pasien.entah kenapa hanya ada perasaan senang dalam dirinya.melihat pemandangan salju dengan orang yang dicintai.


Ia berhenti didepan salah satu kamar,sebelumnya kaiser sempat terdiam didepan pintu.membayangkan bagaimana ekspresi senang ness ketika mereka berhasil melakukan ini.pintu itu dibuka perlahan,ia sudah melihat ness yang tengah duduk disebuah kursi sambil melihat ke jendela,menyaksikan buliran dingin yang turun.


Kaiser tidak memanggilnya,ia hanya terus berjalan ke arah ness.


"Kamu beneran dateng,kaiser.."si magenta mengucap itu sambil menoleh dengan seutas senyuman.ia bisa menyadari keberadaan kaiser karna suara barang yang ditaruh di ranjang.


"Ini janji"


Pada akhirnya ia memberikan sebuah buket itu kepada ness.bunga mawar biru,yang ness minta kemarin.


"Makasih kai"



"Kalau ada bunga ini aku gabakal kesepian pas kaiser lagi sibuk"ucapnya,kemudian mengambil salah satu bunga itu dan memasukkannya ke saku kaiser.


"Ness,kalo butuh aku panggil aja.aku bakal dateng"lantas ness menggeleng."aku gabisa ganggu pekerjaan kamu kai,tapi mungkin dengan ini aku bakal terus ngerasain kamu ada disini?"kaiser tertawa dengan alasan itu.



Ness memang akan selalu merindukannya,tetapi ia tidak bisa mengganggunya."udah makan?"tanya kaiser.



"Udah,tadi suster nganterin makanannya"kaiser melepas syal yang ia pakai,kemudian memakaikannya di leher ness.saat kaiser memakaikannya ness hanya diam tersipu karna jarak mereka yang dekat.walau mereka sudah lama berpacaran ness masih tidak menyangka ia bisa mempunyai pacar setampan ini.



Ness ingin terus melihat kaiser sedekat ini.



Selesai memakai syal itu kaiser mengajaknya untuk keluar"ayo jalan jalan?.."


"Kita beli puding oreo?"



"Haha iya sayang,sekalian beli puding"kaiser mengandeng tangan ness,dan mereka jalan2.tak lupa berhenti ke toko puding sesuai yang ness inginkan.



Sepanjang jalan kaiser terus menggandengnya,tak mau melepas sekalipun.seperti orang tua yang takut hilang pengawasan terhadap anak kecilnya dan ness bisa menghilang sewaktu waktu.



Keduanya berhenti di taman sejenak.ness memakan pudingnya dengan lahap.kaiser hanya melihat kekasihnya itu.sesekali ness menyuapinya puding."kalo mau ambil aja kai satu,kita kan beli banyak"


"Ness makan aja,lagian aku gasuka puding"


"Trus kenapa disuapin mau?"



"Kalo pudingnya dari ness,pasti maulah.."ucapnya dengan seringai.ia mengambil sisa puding di dekat mulut si magenta kemudian memakannya.ness luar biasa malu.



"Kaiser jorok"ucap ness dengan tawaan.walau ia sudah salting setengah mati.


"Biarin"



Keduanya tampak bahagia di taman itu.tentu saja,kaiser senang karna pada akhirnya sang kekasih sembuh setelah melewati masa2 sulit dirumah sakit.ia lega karna bisa menepati janjinya,awalnya kaiser ragu,tapi setelah melihat ness yang benar2 bertekad keraguan itu menghilang.saling percaya bahwa mereka pasti bisa.




Sambil menikmati indahnya salju,kaiser sesekali ikut menyuapi ness."makasih ness."ucap kaiser yang membuat ness bingung.



"For?.."



"Awalnya aku ga yakin,kalo kita bisa lewatin ini semua.tapi setelah aku liat ness yang berjuang,aku makin yakin kalo kita gabakal berakhir secepat itu"



"Kaiser takut?.."ness menaruh wadah pudingnya.beralih menangkup pipi kaiser sekaligus menatap cemas.


"Yeah.liat kondisi ness yang makin lemah pas itu hampir bikin aku putus asa,frustasi.semuanya rusak"kaiser memegang tangan ness yang menangkup diwajahnya.ia sedikit terisak karna masih bisa melihat orang yang dicintai ada dihadapannya.dengan senyuman seolah hal buruk yang menimpanya sudah menghilang.ness benar2 sembuh.


Ini sudah seperti mimpi untuk kaiser.



Tubuh kaiser sedikit gemetar.ness memeluk dan mengelus surai blonde itu dengan sangat lembut.ia sangat tau bagaimana kaiser yang takut kehilangannya,mereka sama.ness tidak ingin meninggalkan kaiser sendiri di dunia ini.atau bahkan bagi ness kaiser itu sudah dunianya.


"Selamat ness"


Terlalu lama tenggelam dalam pelukan itu,ness segera melepas kaiser dan mengajaknya untuk bermain disini."ayo main bola salju?"



"Tapi,ness baru sembuh"



"Aku udah sembuh,ayo main!"ness menarik tangan kaiser kemudian mereka bermain lempar salju,sekaligus membuat boneka salju bersama.keduanya telaten membuat boneka itu,rasanya seperti deja vu.



"Tau ga,ini ngingetin kita pas kecil dulu"



"Iya kah?"



"Dulu kita bikin boneka salju lebih dari dua malahan,itu juga awal2 dimana aku ngerasa suka sama kaiser"ness mengatakannya dengan tersipu,sambil mengingat betapa indahnya kenangan dulu.



Kaiser yang awalnya diam mengingat itu tiba2 tertawa,membuat ness penasaran."kenapa ketawa?"



"Maaf ness,tapi aku ingetnya pas kamu kejengkang di semak2 itu hahaha!"ness luar biasa malu dan reflek melempar bola salju ke wajah kaiser.menyebalkan,kenapa kaiser masih ingat.



"Aduh maaf deh!"



"GAUSAH DIINGET BISA GA?"kaiser tak bisa berhenti menjahili sang kekasih,sudah lama ia tidak melihat ness semarah itu yang menurutnya sangat lucu.



Selesai sentuhan terakhir,kaiser mengambil bunga mawar biru yang dibawanya kemudian menaruh di atas kepala boneka."kok bunganya dikasih kesini?"



"Tanda kalo ini punya kita"


"Tapi ntar kan juga ilang bonekanya trus bunganya bakal layu"kaiser kemudian sedikit membuka kerah pakaiannya."ness punya yang disini,dan gabakal layu"


Wajah ness memerah,dengan cepat dia menutup kembali pakaian kaiser.


"Ini dingin,jangan dibuka"


"Bilang aja malu"






































CHILDHOOD! [kainess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang