4. Penindasan

37.7K 4K 126
                                    

Avalle keluar dari kemarnya dalam keadaan agak ngantuk. Avalle merasa lapar, karena itu dia berniat ke dapur untuk mencari makanan, walau tadi dia sudah makan entah kenapa sekarang dia kembali merasa lapar.

Avalle ke lantai bawah lewat lift. Saat Avalle keluar dari lift, terdengar suara gaduh.

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL!!!"

Avalle langsung sepenuhnya tersadar ketika mendengar teriakan itu. Avalle mengernyitkan dahinya ketika melihat beberapa pelayan terlihat sedang menindas seseorang, saat Avalle semakin mendekatkan, dia bisa melihat orang yang sedang ditindas itu... Latasha.

Latasha terlihat bersimpuh di lantai dengan badan yang basah, seorang pelayan menjenggut rambut Latasha ke belakang, satu pelayan lainnya mencengkram pipi Latasha dengan kuat, dan satu pelayan lainnya memegang ember, sepertinya dia yang menyiram Latasha.

Avalle berjalan dengan tergesa-gesa dengan wajah yang memerah karena emosi, "ADA APA INI?!"

Semua orang lantas mengalihkan perhatiannya ke arah Avalle.

Avalle kemudian dengan paksa melepas jenggutan salah satu pelayan pada rambut Latasha, dia lalu memeluk Latasha erat sambil melemparkan tatapan tajam pada ketiga pelayan itu.

"BERANI-BERANINYA KALIAN MENYAKITI NONA KALIAN SENDIRI." Avalle berteriak dengan marah.

Pelayan yang tadi mencengkram dagu Latasha kemudian tersenyum dengan remeh, "Heee, memangnya kenapa? Toh dia anak yang tidak diperhatikan tuan besar. Untuk apa kami memperlakukannya dengan baik padahal tuan besar saja tidak melakukan itu? Lagipula, untuk apa kau ikut campur. Kau saja baru 1 minggu di rumah ini, KAU HANYA SEORANG ANAK PUNGUT!"

Avalle bangkit kemudian dengan marah menunjuk-nunjuk pada pelayan itu, "Sadarilah posisimu! Jika aku hanya anak pungut, maka kau hanyalah seorang pelayan! Tugasmu adalah melayani tuanmu, dan Latasha adalah salah satu dari orang yang harus kau layani. Tidak peduli seperti apa tuan besar memperlakukannya, itu tetap tidak menutup fakta bahwa Latasha adalah nona yang harus kau layani, dan kau hanyalah seorang pelayan!"

Wajah pelayan itu memerah karena malu dan emosi, "AKU TIDAK MENGERTI MENGAPA TUAN BESAR YANG SANGAT KEREN, BISA MEMILIKI ANAK-ANAK SEPERTI KALIAN. ANAK PEREMPUAN SATU-SATUNYA ADALAH PEMBAWA SIAL, DIA YANG MENYEBABKAN NYONYA MENINGGAL. ANAK ANGKATNYA TERNYATA ORANG YANG TIDAK TAHU DIRI, BARU MUNCUL SUDAH SOK BERKUASA. DAN ANAK LAKI-LAKI KANDUNGNYA, ADALAH ORANG YANG CACAT DENGAN WAJAH YANG MENJIJI-"

PLAK

Belum sempat pelayan itu menyelesaikan ucapannya, sebuah tamparan lebih dulu melayang ke wajahnya. Avalle adalah pelaku penamparan itu, dia benar-benar sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Ini adalah pertama kalinya, aku bertemu seseorang yang tidak tahu diri sepertimu." Avalle berkata dengan penuh penekanan, auranya benar-benar berubah. Tiba-tiba atmosfer di ruangan menjadi dingin dan mencekam.

Ketiga pelayan itu seketika menundukkan kepalanya, merasakan tekanan yang berasal dari aura Avalle.

"Aku memang baru 1 minggu di sini. Tapi aku benar-benar tidak mengerti dengan keadaan di rumah ini. Kalian memberikan makanan tidak layak pada Askar dan Latasha yang notabennya tuan muda dan nona kalian. Meskipun kalian mengatakan 'Tapi tuan besar juga tidak mempedulikan mereka' itu tetap tidak masuk akal. Jika kalian tidak bisa memperlakukan mereka sebagai tuan muda dan nona kalian, karena alasan tuan besar, kenapa kalian tidak memperlakukan mereka sebagai manusia? Apa susahnya memperlalukan mereka berdua dengan baik sebagai sesama manusia? Apa kalian tidak pernah berpikir 'Oh, bagaimana ya kalau aku diposisi mereka' ketika kalian berlaku jahat? Kalian tau mereka tidak mendapat perlakuan baik dari orang tuanya, bukankah seharusnya kalian justru iba karena hal itu? Tapi kenapa kalian justru malah ikut-ikutan? Kemana perginya hati nurani kalian ?" Avalle berkata dengan nada lembut tapi menuntut.

Avisha or Avalle : An ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang