23. Keluarga

20.9K 2.5K 125
                                    

Avalle, Askar, dan Latasha menatap heran pada pria dewasa di hadapan mereka, Arthur.

"Papa mau ikut?" Avalle memiringkan kepalanya melihat Arthur.

"Ya." Arthur menatap malas anak-anaknya, apakah salah jika dia ingin ikut?

Awalnya Arthur memang tidak ingin ikut, tapi setelah dipikir-pikir lagi, dia di rumah juga mau ngapain? Jadi Arthur pikir mending dia ikut aja.

Avalle langsung memeluk lengan Arthur dengan semangat, lalu menggoyang-goyangkannya, Avalle menatap Arthur dengan berbinar, "Serius mau ikut?"

Ini lama-lama Arthur pengen banget buang Avalle ke got. "Kenapa? Gak boleh? Okedeh." Arthur melepas genggaman tangan Avalle, dan berniat pergi dari sana.

Avalle langsung menahan tangan Arthur, "Eh eh eh, boleh kok. Ayok ayok, papa jangan ngambek gitu dong, kayak anak kecil aja."

Sementara itu Askar dan Latasha hanya memandang heran pada tingkah Arthur, ini ayah mereka lagi kerasukan setan macam apadeh?

"Kita ke mall dulu ya pak." Avalle memberi arahan pada sopirnya.

Posisi duduknya, di depan ada sopir pribadi keluarga dan Arthur, di tengah ada Askar-Avalle-Latasha, dan dibelakang ada 2 pengawal yang dibawa Arthur. Tadinya Avalle tidak mau mereka membawa pengawal, dia maunya ya mereka jalan-jalan seperti keluarga normal lainnya. Tapi Arthur tetap kekeuh kalau mereka harus membawa pengawal, melihat Arthur sendiri bukan orang biasa, jadi untuk jaga-jaga saja.

"Iyeeyyy, kita jalan-jalan keluarga. Nanti di sana kita ke timezone kita main banyak permainan, pasti seru. Terus habis itu kita belanja-belanja kebutuhan masak, aku pengendeh bikin kue buat camilan nanti. Terus-terus nanti kita juga beli makanan ringan buat stok. Terus beli buku-buku bagus. Terus nanti kita beli mainan biar gak bosen di rumah. Oh ya! Nanti beli bibit tanaman hias buat di balkon. Terus beli boneka buat hiasan kamar, biarkamarnya jadi cantik. Terus......"

Sepanjang perjalan Avalle terus berceloteh dengan riang, tentang apa saja yang ingin dia lakukan setelah sampai di mall nanti. Semua orang yang ada di mobil hanya mendengarkan sambil tersenyum tipis. Avalle rasanya bahkan lebih cerah dari matahari pagi itu.

😇

"Papa nggak capek?" Avalle menatap khawatir pada Arthur yang sedang fokus pada mesin capit di depannya.

Saat ini mereka sedang di timezone lebih tepatnya di permainan capit, apalah itu namanya.

Awalnya Avalle yang mencoba lebih dulu, dia tertarik melihat sebuah boneka kelinci yang imut di dalam sana. Tapi, Avalle terus gagal. Setelah Avalle, Latasha kemudian mencobanya dan dia juga gagal terus. Berlanjut pada Askar yang juga mengalami kegagalan. Arthur yang kesalpun mengatakan kalau mereka bertiga sangat payah, hanya mengambil 1 boneka saja tidak mampu. Akhirnya Avalle menantang Arthur untuk mencobanya sendiri, awalnya Arthur sangat percaya diri kalau dia pasti bisa mendapatkan boneka itu. Namun, sampai saat ini dia terus gagal, entah berapa kali sudah Arthur mencoba.

Arthur menatap kesal pada alat di depannya. Ingin sekali dia menghancurkan alat itu, "Sudahlah, kalau kau mau boneka, kita nanti beli saja di toko boneka."

Avalle menganggukkan kepalanya, dia juga kesel banget pada alat itu. Avalle curiga alat capit itu sudah di design untuk membuat orang-orang gagal saat menggunakannya.

Kruyukk

Arthur dan lainnya langsung menatap pada Avalle, yang langsung menyengir dengan pipi yang sedikit memerah, "Hehe, laper..."

Avisha or Avalle : An ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang