14. Rencana

25.3K 2.9K 54
                                    

Kalau ada typo tolong tandai ya. Males cek ulang :". Ini juga nama pemeran utama pria sebelumnya salah, harusnya Alistor bukan Alister.

(⁠。⁠・⁠/⁠/⁠ε⁠/⁠/⁠・⁠。⁠)

"Jangan keras-keras cubitnya sayang, nanti dede bayinya kesakitan." Avalle mengusap lembut rambut anak lelaki yang baru saja mencubit bayi di dalam gendongannya.

"Dedek na cakit?" Anak itu menatap Avalle dengan mata berkaca-kaca. Avalle terkekeh, lalu dia mengelus pelan rambut anak itu, "Sekarang dedeknya udah gak sakit. Tapi jangan diulangi ya. Kay mau jadi abang yang baikkan?" Kaylo mengangguk dengan semangat.

Ya, anak itu adalah Kaylo. Anak laki-laki yang bertemu dengannya beberapa hari lalu di pasar malam, bersama dengan Kenneth dan Kenan.

Kaylo tadi habis bermain dengan teman-temannya. Saat dia pulang ke panti dan mendapati Avalle yang ia kenali, Kaylo dengan bahagia langsung mendekati Avalle.

Saat ini mereka sedang berbincang di ruang tengah. Avalle yang menggendong bayi di pangkuannya, ketiga pengawal yang bermain-main dengan anak-anak di sana, ada yang main kuda-kudaan, ada yang main gelantungan di lengan berotot pengawal itu, lalu Askar yang hanya diam saja memperhatikan.

"Kami pulang..."

Semua orang refleks mengalihkan perhatiannya ke arah 2 remaja yang baru saja memasuki rumah, Kenneth dan Kenan.

"KAKAKKKK." Anak-anak panti lainnya berbondong-bondong berlari ke arah keduanya.

Kenneth dan Kenan kemudian menghampiri ibu panti untuk salim. "Kalian berdua cepat bersih-bersih, ini ada tamu."

"Eh? Kakak kan yang waktu di pasar malam." Kenneth menatap Avalle dengan terkejut. Avalle tersenyum lembut lalu menganggukkan kepalanya.

Setelah itu, Kenneth dan Kenan berlalu untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

(⁠☞⁠^⁠o⁠^⁠)⁠ ⁠☞

"Jadi, kalian sekarang kelas 2 SMP?" Avalle mengelus lembut rambut Kenan yang berada di bahunya.

Saat ini mereka sedang berada di taman depan panti itu, Avalle tadi meminta izin untuk berbicara bertiga dengan Kenneth dan Kenan. Lalu ada Askar yang mengawasi mereka dari kejauhan dengan bayi di gendongannya, tadi Avalle menyuruh Askar untuk mengendong bayi itu, hitung-hitung latihan menjadi ayah.

Posisinya mereka duduk di kursi panjang. Dengan Avalle di tengah, Kenan di sebelah kirinya yang menyenderkan kepalanya ke bahu Avalle, lalu di sebalah kanannya ada Kenneth.

"Iya kami bersekolah di SMP xxx." Kenneth berucap sambil menatap Avalle dengan tatapan kagumnya.

"Lalu, bagaimana kehidupan kalian di sekolah?"

Kennet dan Kenan sontak terdiam mendengar pertanyaan itu. Kenneth yang tadinya menatap Avalle, kini menunduk sambil tersenyum pedih.

"Apa... Terjadi sesuatu?" Avalle mengelus rambut Kenneth dan Kenan secara bersamaan.

Kenneth menggelengkan kepalanya, "Tidak ada... Tidak terjadi apa-apa."

Bohong. Avalle menyadari itu, perkataan dan raut wajah Kenneth sangat bertolak belakang. Selain itu, Avalle sendiri tau apa yang terjadi pada Kenneth dan Kenan di sekolah mereka, karena semuanya diceritakan di dalam novel.

Avalle menghela napas, "Baiklah, kalau kamu masih belum mau bercerita. Tapi, kalau kamu sudah siap bercerita, kakak akan mendengarkanmu. Oh ya, kalau kamu ada masalah, jangan segan-segan untuk meminta bantuan kakak. Oke?"

Avisha or Avalle : An ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang