Avalle memperhatikan dirinya di cermin, saat ini dia sedang fitting baju pengantin. Pernikahannya dengan Askar tinggal 4 hari lagi.
"Yang, gimana menurut kamu?"
Avalle menolehkan kepalanya ke arah Asar, yang muncul dari bilik ganti baju. Askar dan Avalla sama-sama memakai tuksedo berwarna putih. Avalle membantu Askar merapikan bajunya, "Bagus, kamu pakai baju apapun tetap cocoksih."
Askar mengecup bibir Avalle, "Kamu juga. Kamu selalu cantik."
Avalle mengerucutkan bibirnya, "Aku cowok."
Askar terkekeh pelan, "Iya, cowok yang cantik."
Avalle lalu memeluk tubuh kekar Askar, "Aku deg-degan nunggu hari pernikahan kita."
Askar balas memeluk erat Avalle, dan mengecup puncak kepalanya, "Sama. Aku juga deg-degan, gak sabar mau bikin kamu jadi milik aku seutuhnya."
Avalle terkekeh, lalu mendongakkan kepalanya. Keduanya saling bertatapan sambil sesekali terkekeh pelan.
"Teruss aja terusss. Nih baju masih ada yang harus kalian coba. Bisa-bisa satu tahun baru selesai buat fitting baju doang."
Askar dan Avalle menoleh ke arah Arthur yang sedang ngomel-ngomel. Avalle berlari kecil ke arah Arthur, dan memeluknya, "Papa bentar lagi jadi papa mertuaku, gaboleh galak-galak sama menantu."
Arthur tersenyum tipis, lalu mengelus lembut rambut Avalle, "Nggak. Kamu bukan menantu papa, Askar yang menantu papa." Avalle dan Arthurpun langsung tertawa.
😇
"Serius lo mau beli itu sebagai kado?" Jo mengernyitkan dahinya melihat barang yang dibeli Kaisar sebagai kado untuk pernikahan Askar Avalle.
"Iyalah masa iya iya dong."
Jo semakin menatap heran Kaisar. Bagaimana tidak, Kaisar malah membeli sebuah lingerie seksi.
Saat ini teman-teman Askar dan Avalle sedang belanja bersama, untuk kado pernikahan teman mereka itu. Mereka berkumpul di restoran yang ada di mall.
"Ini juga. Ngapain coba lo beli itu? Kalau itumah si Askar juga pasti udah nyetok banyak." Jo mengalihkan perhatiannya pada Sam yang membeli beberapa kotak kondom.
"Ya gapapa, buat stok gitu. Nantikan mereka pasti bakal bulan madu." Sam tersenyum bangga melihat kado yang akan dia berikan.
Jo menghela napas lelah, "Gak waras semua."
Jo sendiri membeli sebuah album foto, agar nanti Askar dan Avalle bisa menyimpan moment-moment indah kehidupan mereka di album itu.
"Vie beli ini gapapa kali ya." Arvie menunjukkan barang bawaannya.
"Kenapa buku?" Sam menatap bingung kekasihnya.
"Ya biar Valle nanti bisa catat perjalanan-perjalanan hidupnya di buku ini."
Tidak lama kemudian, Arkanna dan Arsenna menghampiri mereka.
"Kalian beli baju?" Sam melihat barang bawaan pasangan itu.
"Iya kami beliin baju tidur, sama seprai." Arsenna menunjukkan barang-barang yang dia beli.
Kaisar menatap pintu masuk resto dengan tatapan khawatir, "Kok dia belum balik ya?"
Sam ikut melihat pintu masuk resto, "Jangan-jangan ketiduran di tempat belanjanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Avisha or Avalle : An Extra
أدب المراهقينAvisha Ansell Nayaka. Seorang pemuda yang terkenal karena kelembutannya. Suatu hari ia harus meregang nyawa karena penyakit yang dideritanya, atau lebih tepatnya karena kondisinya tambah down setelah menangisi karakter figuran di novel yang ia baca...