26. Sammy's Lover

19.6K 2.1K 60
                                    

"Kumpulan? Kenapa mendadak?" Arsenna membantu Arkanna mengenakan pakaiannya.

"Jo bilang, tadi saat pulang sekolah, Avalle diserang sama orang suruhannya Alistor."

Senna langsung menghentikan kegiatannya mendengar itu, "Eh?! Terus Avallenya gak kenapa-napakan?!"

Arkanna menganggukkan kepalanya, "Dia gak kenapa-napa, malahan katanya dia sendiri yang hajar penjahat-penjahat itu."

Senna langsung terkejut mendengar itu, "Masa?"

Arkanna terkekeh melihat ekspresi terkejut Senna yang menurutnya menggemaskan, "Iya sayanggg."

Senna kembali membantu Arkanna berpakaian, saat akan memakaikan sebuah syal Senna sedikit berjinjit karena Arkanna lebih tinggi darinya, Arkanna lalu menahan pinggang Senna.

Arkanna tiba-tiba terkekeh membuat Senna menatapnya bingung, "Kenapa kamu? Nggak kerasukan, kan?"

Arkanna lalu tersenyum lembut sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Senna, menyatukan kening mereka, "Aku ngerasa lucu aja. Kita udah bertahun-tahun bersama, tapi jantungku tetap berdetak kencang kalau lagi di dekat kamu."

Seketika wajah Senna langsung memerah mendengar itu, dia lalu memeluk Arkanna dan menduselkan kepalanya ke dada Arkanna. Arkanna terkekeh melihat itu, dia lalu membalikkan posisinya dan Senna, yang semula Arkanna membelakangi cermin, menjadi Senna yang membelakangi cermin. Arkanna lalu mengangkat tubuh Senna ke atas meja, membuat Senna jadi lebih tinggi darinya.

Arkanna menumpukan tangannya di kedua sisi tubuh Senna, lalu mendekatkan wajahnya membuat hidung keduanya bersentuhan, "Kenapa kamu manis banget? Kan aku jadi tambah sayang."

Wajah Senna seketika menjadi merah, dia lalu memalingkan pandangannya, "Apasih, gombal mulu."

Arkanna mengusap pelan bibir Arsenna, lalu menyatukan bibir keduanya. Senna mengalungkan tangannya pada leher Kanna. Kanna lalu melepas ciumannya setelah Senna memberi tanda kalau dia kehabisan napas.

Arkanna memeluk Arsenna erat sambil menduselkan kepalanya ke leher kekasihnya itu. Arsenna lalu mengelus lembut kepala Kanna, "Maaf ya, gara-gara aku belakangan sakit mulu, kamu jadi gabisa ambil 'jatah' kamu."

Arkanna menghentikan acara dusel menduselnya, dia lalu menempelkan hidungnya pada hidung Senna, "Kenapa harus minta maaf? Itukan bukan suatu kesalahan. Lagipula, aku juga gamau kalau sampe kamu kenapa-kenapa."

Arsenna tersenyum teduh sambil mengelus lembut pipi Arkanna dengan jarinya. Dia merasa bersalah karena sudah 1 bulan mereka tidak melakukan 'itu'. Kondisi kesehatan Senna memang sedang turun belakangan ini, bahkan dia tidak tahan berdiri untuk waktu yang lama, seperti saat memasak dia harus sambil duduk.

Beruntung, Arkanna sangat perhatian, tugas rumah yang lain Arkannalah yang urus, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci pakaian, menyetrika, Senna hanya kebagian memasak saja karena Arkanna tidak bisa memasak. Arkanna tidak membiarkan Senna kelelahan, bahkan saat di sekolahpun Kanna akan menggendong Senna sampai ke kelasnya agar Senna tidak perlu berjalan.

Untung urusan 'itu' Arkanna juga tidak mempermasalahkan, meskipun dia harus 'libur' selama berbulan-bulan. Bagi Arkanna lebih baik dia terus main solo, daripada dia harus memaksa Arsenna untuk melakukan itu disaat kekasihnya itu sedang sakit. Arkanna juga tidak mencoba untuk 'jajan' diluar, karena hanya Senna yang bisa membuatnya 'bangun'.

Perlakuan lembut dan penuh perhatian dari Arkanna inilah, yang membuat Senna betah untuk menetap di sisinya.

Ting tong

Arkanna dan Arsenna yang sedang asik bertatapan langsung mengalihkan pandangannya mendengar suara bel.

"Teman-temanmu yang menjemput mungkin."

Avisha or Avalle : An ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang