Avalle berjalan santai mengelilingi kebun bunga sambil sesekali menghirup udara segar. Askar dan Latasha sudah meninggalkan rumah sejak pagi-pagi sekali, belakangan mereka memang sibuk dengan acara osisnya.
"T-tuan muda, maaf a-anu..." Seorang pelayan menghampirinya dengan tergesa, pelayan itu terlihat gugup.
Avalle mengernyitkan dahinya, "Ada masalah apa?"
Pelayan itu mengelus-mengelus jari-jarinya dengan gugup, "A-ada masalah di gudang belakang mansion pekerja. A-ada kerusakan yang parah di sana. Saya mau memberitahu tuan muda Askar, tapi dia sedang tidak ada."
Avalle menganggukkan kepalanya, "Ayok, aku akan mengeceknya."
Avalle, dan pelayan itu berjalan bersama menuju gudang di belakang mansion ke dua.
Avalle menatap gudang itu dengan seksama, gudang yang terlihat sangat tidak terawat, wajar jika gudang ini mengalami kerusakan parah.
Apa gudang ini yang di novel menjadi tempat Avalle mengurung Latasha?
Avalle berjalan perlahan membuka pintu lalu masuk ke dalamnya. Gelap. Gudang ini bahkan tidak memiliki jendela, satu-satunya sumber cahaya hanya berasal dari pintu.
Avalle berjalan perlahan, banyak sekali barang usang dan penuh debu. Avalle memalingkan kepalanya menoleh ke belakang ke arah pelayan yang tadi bersamanya, "Mana kerusakan-" Avalle membelalakkan matanya, melihat beberapa pelayan sedang tersenyum mengejek ke arahnya, mereka adalah pelayan yang sebelumnya menindas Latasha. Seorang dari mereka memegang kedua pintu, lalu menutupnya.
Avalle dengan panik berlari ke arah pintu, tapi dia terlambat. Avalle menggedor-gedor pintu itu dengan sekuat tenaga, "BUKA, BUKA PINTUNYA. KUMOHON BUKA PINTUNYA." Terdengar suara puas dari para pelayan.
Avalle dengan lemas meluruh ke lantai. Gelap. Itulah yang dia rasakan, tidak ada cahaya sama sekali. Avalle menghirup napas dengan rakus, dia phobia pada gelap. Setiap kali dia berada di tempat yang benar-benar gelap, dia akan merasakan sesak napas. Bahkan jika Avalle sedang tidur lalu tiba-tiba mati lampu, dia akan langsung terbangun.
Avalle meremas dada sebelah kirinya. Sakit. Rasa sakit yang luar biasa. Avalle kemudian perlahan merangkak ke depan, mencoba menjauhkan dirinya dari pintu. Dia berpikir jika ada orang yang mencarinya, dan menyadari dia ada di gudang, mereka pasti akan mendobraknya.
Perlahan kesadaran Avalle semakin menipis, karena rasa sesak napas dan sakit dadanya.
(╯°□°)╯︵ ┻━┻Latasha melempar tasnya dengan asal, setelah itu dia langsung berlari dengan semangat menuju kamar kakak kesayangannya. Askar berjalan memasuki mansion dengan santai, lalu menggelengkan kepala melihat tingkah adik perempuannya.
Latasha mengetok pintu kamar Avalle dengan semangat, "Kakakkk... Aku udah pulang, main yuk."
Karena tidak kunjung mendapat jawaban, akhirnya Latasha membuka perlahan pintu kamar Avalle, "Permisi, izin masuk."
Latasha mengedarkan pandangannya, lalu mengernyitkan dahinya karena tidak mendapati keberadaan Avalle. Latasha berjalan ke arah walk in closet lalu mengetuk pintu, tidak ada jawaban, dia membuka pintu, masih tidak ada Avalle di sana. Latasha kemudian berjalan ke arah kamar mandi, dia mengetuk pintu, tetap tidak ada jawaban, Latasha membuka pintu kamar mandi, dan kosong.
Oh, mungkin Avalle sedang di dapur.
Dengan pemikiran itu, Latasha keluar dari kamar Avalle berniat mencarinya ke dapur. Saat keluar dari kamar Avalle, Latasha berpapasan dengan Askar yang juga mau mengunjungi Avalle.
![](https://img.wattpad.com/cover/338634777-288-k328566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Avisha or Avalle : An Extra
Ficção AdolescenteAvisha Ansell Nayaka. Seorang pemuda yang terkenal karena kelembutannya. Suatu hari ia harus meregang nyawa karena penyakit yang dideritanya, atau lebih tepatnya karena kondisinya tambah down setelah menangisi karakter figuran di novel yang ia baca...