16. Avalle

24.3K 2.8K 44
                                    

Note : Di part mimpi ini Avalle balik nama dulu jadi Avisha

😇

Avisha memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menyejukkan.

"Jadi... Kamu beneran Avalle yang asli?" Avisha menoleh menatap seseorang di sebelahnya. Jiwa Avalle asli.

Tadi saat Avisha tertidur karena kelelahan habis menangis, dia tiba-tiba sudah berada di tempat ini. Tidak lama kemudian muncul sosok dengan wujud Avalle. Dan sosok itupun memperkenalkan diri sebagai Avalle asli.

Avalle tersenyum lembut, "Iya. Gue Avalle yang asli."

Avisha menatap sekelilingnya, "Terus kenapa kita di sini? Dan ini di mana?"

"Ini alam bawah sadar lo. Gue sengaja narik lo ke sini, karena ada yang mau gue omongin."

Avisha menatap Avalle dengan bingung.

"Ini tentang perpindahan jiwa lo. Dan tentang novel yang lo baca."

Avisha langsung membulatkan bibirnya, lalu dia semakin merapatkan tubuhnya dengan Avalle, "Ohhhh iya. Aku juga penasaran, kok bisa aku nyasar ke dunia novel."

Avalle terkekeh melihat antusiasme manusia di sebelahnya, "Avisha, sebenarnya dunia lo sekarang bukanlah dunia novel, semua itu asli."

Avisha mengernyitkan dahinya, "Maksudnya?"

Avalle menghela napas, "Novel itu sebenarnya adalah manifestasi dari mimpi gue. Sejak dulu, entah mengapa setiap kali gue bermimpi, mimpi itu selalu menjadi nyata. Awalnya gue merasa itu hanya kebetulan. Sampai suatu hari, gue mimpi orang tua gue meninggal karena kecelakaan, dan 1 minggu setelahnya mimpi itu beneran terjadi. Lalu, gue mimpi saudara gue yang lain merebut semua harta ortu gue, dan gue dibuang ke jalanan. Dan hal itupun beneran terjadi. Sejak saat itu, gue gak pernah main-main soal mimpi gue."

Avisha menatap Avalle dengan berkaca-kaca. Semua cerita hidup Avalle, Avisha baru mendengarnya. Di novel tidak dijelaskan apapun soal latar belakang Avalle, dan Avallepun tidak meninggalkan ingatannya.

"Lalu sampai suatu hari gue mimpi soal apa yang ada di novel itu. Mimpi ini beneran nggak biasa, karena mimpinya sampai berpart-part dan saling menyambung. Awalnya gue biasa aja, tapi sampai gue melihat diri gue sendiri di mimpi itu. Gue... Gue takut. Gue takut ketika melihat diri gue menyakiti orang lain, gue takut ketika ngeliat diri gue jadi penyebab penderitaan orang lain, gue takut ketika ngeliat diri gue jadi penyebab kematian orang lain. Gue takut Avisha, gue gabisa menerima kenyataan kalau suatu hari gue akan jadi orang jahat. Selama berhari-hari gue terus hidup dalam rasa khawatir, berharap bahwa mimpi itu gajadi kenyataan. Tapi suatu hari, gue gak sengaja berpapasan dengan anak-anak dari sebuah sekolah elite, gue denger anak-anak itu lagi ngomongin soal Alistor dan gengnya. Saat itu gue sadar, mimpi itu akan jadi kenyataan. Lalu gue memutuskan untuk menulis mimpi itu, gue sisihin uang hasil ngamen gue dan gue pake uang itu buat ke warnet dan gue ngetik semua mimpi gue, alur yang gue inget, lalu gue print semua ketikan gue dan gue bikin jadi kayak novel. Niatnya gue mau mencoba merubah takdir gue, jadi gue sengaja membukukan mimpi gue, agar gue ingat langkah apa yang harus gue ambil. Tapi setengah tahun yang lalu, gue bermimpi hal lain, gue... Mimpiin lo."

Avisha mengerutkan dahinya, mimpiin dia?

"Saat gue tidur, tiba-tiba gue udah ada disebuah rumah sakit. Saat itu, gue ngeliat lo yang lagi menyulam sambil bernyanyi. Lalu dokter datang, saat itu gue ngeliat kalian ngobrol-ngobrol aja, dan gue terpesona waktu ngeliat lo tersenyum. Gatau kenapa, gue bisa merasakan perasaan hangat saat itu juga. Lalu, hari-hari berikutnyapun seperti itu, gue terus-terusan mimpiin lo, sampai-sampai merasa lebih baik gue terus bermimpi dan gamau bangun lagi. Gue benar-benar merasa tenang ketika ngeliat lo."

Avisha or Avalle : An ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang