"A-aku b-bisa jelaskan." Avalle menatap gugup 4 orang di depannya yang kini menatapnya dengan tatapan kaget.
"P-papa, Askar, aku bisa jelaskan..." Suara Avalle bergetar sudah siap untuk menangis.
Dihadapannya kini ada Arthur, Askar, Sammy, dan Jo yang melihatnya dengan tatapan tak percaya.
Bagaimana ke 4 orang itu bisa tiba-tiba ada di sana?
Untuk Askar, Sammy, dan Jo, itu karena laporan yang diberikan bawahan Sam. Ingat soal Sam yang menyuruh beberapa orang kepercayaannya untuk mengawasi Avalle? Tadi tiba-tiba Sam mendapat laporan dari bawahannya kalau ada orang mencurigakan yang mengikuti Avalle, Sam yang saat itu sedang bersama Jo langsung tancap gas ke lokasi. Lalu, Jo menelpon Askar yang sedang rapat osis. Tentu saja dia juga langsung ke sana, meninggalkan rapat osisnya.
Bagaimana dengan Arthur? Sebenarnya Arthur juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Sam. Arthur menaruh beberapa orang kepercayaannya untuk mengawasi Avalle dari jauh. Dan tadi diapun mendapatkan laporan yang sama. Arthur yang saat itu sedang mau mengadakan rapat penting langsung membatalkan rapatnya begitu saja, dan cepat-cepat ke tempat Avalle.
Arthur, Askar, Sam, dan Jo akhirnya bertemu di jalan. Merekapun sama-sama menyusul Avalle, sambil berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk kepadanya. Tapi saat sampai, mereka justru mendapati hal yang lebih mengejutkan.
Avalle yang melihat keterdiaman orang-orang di depannya langsung mendudukkan dirinya, pikirannya seketika kacau. Bagaimana jika mereka berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya, bagaimana jika mereka berpikir dia orang yang jahat, bagaimana jika Arthur dan Askar akan berbalik membencinya?
Lalu Avalle tersentak ketika merasakan pelukkan erat, Avalle mendongakkan kepalanya melihat siapa yang memeluknya, Arthur.
Arthur mengelus pelan rambut belakang Avalle. Avalle balas memeluk Arthur erat, dan mulai menangis keras, "M-maaf, Valle gak berniat buat hajar mereka. Aku bukan anak nakal. Maaf papa maaf..."
"Gapapa, papa gak marah kok. Kamu bukan anak nakal, Avalle anak baik." Arthur menghapus air mata Avalle, lalu mengecup keningnya, "Gapapa, jangan nangis. Gaada yang bakal marahin kamu."
Sam, Jo, dan Askar hanya menyimak saja, mereka masih kaget dengan apa yang mereka lihat. Avalle menghajar 7 orang sendirian?
Sam menghela napas, lalu dia memberi tanda pada orang-orangnya untuk membereskan kekacauan yang terjadi.
Askar berjalan menuju Avalle yang masih dipeluk ayahnya, "Sayang..." Avalle mendongak dan mengulurkan tangannya pada Askar.
Askar yang mengerti langsung membawa Avalle kedalam gendongan koala. Avalle mengulurkan tangannya, mengelus rahang Askar, "Kamu jangan salah paham ya. Aku nggak jahat kok. Kamu jangan takut sama aku ya?"
Askar menghela napas kemudian tersenyum lembut pada Avalle, "Aku sama sekali nggak berpikir kamu jahat, cuma... Agak kaget aja."
Ya lagi pula kalau ngomong soal kejahatan, kayaknya apa yang dilakukan Avalle masih jauh dengan apa yang dilakukan Askar. Askar hanya kaget saja, karena selama ini dia lihat Avalle itu orang yang lembut jadi dia tidak berpikir Avalle memiliki sisi yang begitu juga.
Askar mendekatkan wajahnya pada wajah Avalle dan langsung menyatukan bibir mereka. Hal itu membuat Sam dan Jo membulatkan matanya dan langsung melihat ke arah Arthur. Masalahnya apa Arthur tau tentang hubungan 2 anaknya itu?
Sementara itu Arthur langsung terdiam melihat apa yang dilakukan 2 anaknya itu. Arthur mengangkat tangannya lalu...
Plak
Arthur memukul kepala Askar sampai si empunya meringis, "Nggak bisa banget, tau tempat dikit?"
Askar langsung menatap Arthur tajam, "Pengganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Avisha or Avalle : An Extra
Fiksi RemajaAvisha Ansell Nayaka. Seorang pemuda yang terkenal karena kelembutannya. Suatu hari ia harus meregang nyawa karena penyakit yang dideritanya, atau lebih tepatnya karena kondisinya tambah down setelah menangisi karakter figuran di novel yang ia baca...