31. Tertangkap

19.5K 2.3K 105
                                    

Sekolah tempat Askar dkk bersekolah saat ini sedang sangat ricuh, itu karena beberapa waktu lalu kepala sekolah baru saja ditangkap oleh polisi.

Alistor menggigit kukunya, ekspresinya terlihat jelas sangat khawatir. Baru saja 2 hari lalu, Arthur kepala keluarga Allaver tiba-tiba memutus kerjasama bisnis dengan keluarganya .

Awalnya keluarganya ingin santai saja, toh bisnis keluarga mereka juga sedang berkembang pesat, jadi mereka tidak terlalu bergantung pada Allaver. Tapi, kemudian mereka mendapatkan kabar kalau salah satu investor sekaligus orang tua dari temannya yang bernama Angela, mereka yang merupakan seolah pejabat ditangkap atas dugaan korupsi dan pengedaran narkoba. Hal ini membuat beberapa mitra bisnis menjadi was was kepada mereka.

Dan sekarang kepala sekolah tiba-tiba ditangkap, jika kepala sekolah membuka mulut atas kelakuan kotor yang selama ini dia dan teman-temannya lakukan, hancur sudah reputasi yang selama ini dengan susah payah mereka bagun.

"Wah wah, kayaknya ada yang ketar-ketir nih."

Alistor refleks membalikkan badannya. Kaisar. Kaisar menyenderkan badannya pada daun pintu sambil tersenyum mengejek ke arah Alistor. Mereka sedang berada di salah satu kelas kosong.

"Mau apa lo?!"

"Gak mau apa-apasih. Cuma mau liat gimana seorang Yang Mulia Alistor yang terhormat ketar-ketir takut kelakuan busuknya terbongkar."

Kaisar berjalan ke arah Alistor lalu menepuk-nepuk bahu pemuda itu, Alistor langsung menepis tangan Kaisar. Kaisar lalu memegang dagu Alistor dan mengarahkannya untuk menatap Kaisar yang lebih tinggi, Kaisar menatap tajam Alistor membuatnya merinding seketika, "Lo tau, lo udah cari lawan yang salah. Sekarang kami benar-benar gaakan tinggal diam lagi. Dalam beberapa hari, kami pastiin hidup lo akan jadi sangat menderita."

Alistor mengernyitkan dahinya, "Perasaan gue cuma bikin salah sama Askar dan keluarganya. Tapi kenapa lo dan yang lainnya ikut-ikutan?"

Kaisar tersenyum mengejek, "Entahlah, mungkin karena kami sama-sama benci orang arogan kayak lo. Ditambah lagi lo adalah seorang pembully, lo tau? Samael sangat benci seorang pembully."

Kaisar melepaskan dagu Alistor, lalu menepuk-nepuk puncak kepalanya, "Persiapkan diri lo. Karena sebentar lagi, lo akan hidup susah." Setelah mengatakan itu, Kaisar berlalu dari sana.

Alistor mengepalkan tangannya, dia lalu menendang meja di dekatnya, "SIALAN! SIALAN! SIALAN!"

Drrt drrt drrrt

Alistor meraba saku celananya, mengambil ponselnya yang bergetar, "Apa?!"

"Al, lo harus cek twitter sekarang!"

Alistor mengernyitkan dahinya mendengar suara panik dari salah satu temannya, "Emang ada apa?"

"Lo cek aja dulu."

Alistor yang penasaran lalu membuka twitternya, matanya membelalak melihat timelinenya. Twitter saat ini sedang dipenuhi oleh video pembullyan yang dia dan teman-temannya lakukan, ada juga video kesaksian dari para korban, selain itu ada juga video dari orang tua korbannya yang bunuh diri tahun lalu, video dia dan teman-temannya yang sedang merokok dan mabok-mabok di halaman sekolah, dan video saat orangtua mereka menyogok kepala sekolah dan para guru untuk tutup mulut atas kenakalan mereka.

Alistor membanting ponselnya begitu saja, "Sialan! Hancur semuanya!"

😇

Arthur menatap kumpulan boneka di depannya. Arthur teringat kembali kenangan saat dia dan anak-anaknya jalan-jalan ke mall, saat itu mereka bermain permainan mesin capit, tapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil mendapatkan boneka dari mesin itu. Arthur ingat, Avalle saat itu mengincar boneka kelinci yang ada di mesin itu, tapi karena terus gagal, Arthur akhirnya menyarankan untuk langsung beli saja. Sayangnya, karena lupa, mereka malah tidak membeli boneka itu.

Avisha or Avalle : An ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang