Askar dan Latasha berjalan beriringan memasuki gedung sekolah. Semua tatapan menuju ke arah mereka, tatapan yang penuh dengan rasa penasaran.
Bagaimana tidak, Latasha datang dengan ekspresi yang sangat murung, seolah dia akan membunuh siapa saja yang berani berbicara dengannya. Sementara itu Askar justru kebalikannya, dia terlihat sangattt cerah, seolah dia baru saja memenangkan jackpot, bahkan terlihat jelas Askar tersenyum tipis, hal yang tidak pernah dia lakukan.
"Lihat saja. Aku pasti akan membunuhmu." Latasha bergumam pelan, tapi masih di dengar Askar. Tangannya terkepal dengan kuat, sebisa mungkin menahan diri untuk tidak memukul wajah kakaknya itu.
Mendengar itu Askar justru semakin melebarkan senyumnya membuat orang-orang disekitar mereka langsung menjaga jarak, merasa ada yang benar-benar tidak beres dengan dua kakak beradik itu.
Latasha benar-benar marah dan ingin menangis saat ini. Dia masih tidak terima dengan fakta bahwa kakak kesayangannya sudah melakukan 'itu' dengan abang sulungnya. Rasanya dia ingin mencincang-cincang abangnya saat ini juga.
😇
"Sumpah, lo kenapadah?" Kaisar mengernyitkan dahinya melihat Askar yang terus tersenyum.
Saat ini Askar, Kaisar, Jo, Arkanna, dan Arsenna, sedang berada di kantin, ini sudah jam istirahat jadi tentu mereka ingin makan.
"Hm? Nggak papa kok." Askar kembali melebarkan senyumnya sampai matanya menyipit.
"Stress anjir." Kaisar langsung memeluk dirinya sendiri merasa merinding.
"Ekhem." Ke lima orang di meja itu langsung menoleh mendengar deheman itu.
"Oh, tumben lo ke kantin."
Orang itu tidak menjawab perkataan Kaisar dan langsung duduk di tempatnya.
Kaisar bangkit dari duduknya, berniat untuk memesankan orang itu makanan, "Lo mau pesan apa?"
"Bakso sama Jus alpukat aja."
Kaisar menganggukkan kepalanya dan berlalu dari sana.
Setelah Kaisar pergi, orang itu lalu menatap tajam Askar yang duduk di depannya masih sambil tersenyum lebar.
Orang itu mengernyitkan dahinya, "What's wrong with you?"
Askar lalu menatap orang itu dan kembali tersenyum lebar, "I'm fine, of course."
Tidak lama Kaisar datang dengan nampan di tangannya.
"Sumpah, Sam. Temen lo yang ini kayaknya harus dibawa ke RSJ." Kaisar menunjuk Askar dengan ngeri.
Orang yang dipanggil Sam itu kembali menatap Askar, "Kemana Avalle? Kok dia masih belum masuk juga?"
"Oh lo tau soal Avalle?" Askar menatap terkejut pada Sam, diakan jarang ada di sekolah, kok bisa tau?
"Orang-orang gue ada dimana-mana. Of course I know."
"Heee. Dia gak masuk dulu hari ini, mungkin minggu ini dia juga gamasuk dulu, hehe." Askar mengatakan itu sambil menyengir.
"Lo apain dia? Lo nggak nyiksa diakan?" Jo menatap tajam Askar, sekarang dia benar-benar khawatir pada Avalle, mungkin setelah pulang sekolah nanti dia akan mengecek keadaan Avalle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avisha or Avalle : An Extra
Teen FictionAvisha Ansell Nayaka. Seorang pemuda yang terkenal karena kelembutannya. Suatu hari ia harus meregang nyawa karena penyakit yang dideritanya, atau lebih tepatnya karena kondisinya tambah down setelah menangisi karakter figuran di novel yang ia baca...