Kalau ada typo atau kata yang gak jelas tolong tandai ya. Wattpadku lagi error, saddd :((((
😇
Askar berjalan memasuki sekolah, dia mengernyitkan dahinya mendengar bisik-bisik orang-orang di sekitarnya.
"Eh lo tau gak? Si Angela, ternyata dia suka nganuan loh."
"Ihhh iyaaa, padahal selama ini sok sokan jadi girl boss, ehh seleranya yang tua-tua."
Mendengar itu Askar melengos, sudah dimulai rupanya, rencana Sam untuk menghancurkan aliansinya Alistor.
😇
"As, Avalle kenapa gak masuk sekolah, udah 4 hari loh?" Arkanna bertanya pada Askar.
"Sakit." Askar menjawab singkat, walau hatinya agak gusar mengingat kondisi Avalle belakangan ini yang semakin mengkhawatirkan.
Ya, Avalle tidak masuk sekolah 4 hari ini karena sakit. Selama 4 hari ini, kondisi Avalle terus melemah, dia bahkan sudah tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Avalle semakin pucat dari hari ke hari, kondisi kesehatannya benar-benar anjlok parah. Arthur dan Latasha sudah membujuk Avalle untuk mau dibawa ke rumah sakit, tapi Avalle menolak dengan alasan dia tidak suka rumah sakit.
Selama 4 hari ini juga, perasaan Askar semakin gusar. Askar rutin mengunjungi Avalle setiap malam, saat Avalle sudah tertidur. Alasan utamanya tentu apalagi kalau bukan 'gengsi', alasan lainnya karena belakangan Askar disibukkan dengan misinya untuk mencari bukti-bukti kebusukan Alistor and the geng.
"Seandainya aku bernasib sama seperti Arvie, apa yang akan kamu lakukan?"
Lagi, perkataan Avalle malam itu kembali terngiang di kepalanya. Askar awalnya mencoba acuh, tapi melihat kondisi Avalle belakangan ini, seketika hatinya menjadi tidak tenang.
"Kenapa lo?!" Kaisar bertanya dengan ngegas pada Askar. Dia masih kesal melihat keegoisan Askar, ingin rasanya Kaisar mencincang Askar saat ini juga.
Askar menggelengkan kepalanya dan beranjak dari kantin. Hatinya benar-benar tidak tenang sekarang.
Askar berjalan menuju rooftop, bermaksud menenangkan diri. Saat melewati tangga, Askar tiba-tiba berhenti, dia lalu membalikkan badannya. Askar teringat kejadian beberapa hari lalu, saat Avalle mengejarnya dan mencoba meraih tangannya, tapi Askar malah menepis tangan Avalle membuat Avalle nyaris jatuh dari tangga. Askar ingat bagaimana tatapan Avalle hari itu, sedih, kaget, dan kecewa.
Askar terdiam. Apa... Yang sudah dia lakukan?
😇
Avalle membuka mata merasakan usapan halus di kepalanya. Arthur.
Avalle tersenyum lemah melihat Arthur yang kini sedang berbaring di sebelahnya sambil mengelus lembut rambutnya.
Arthur yang menyadari Avalle terbangun, langsung bangkit dari tidurnya, "Kamu mau apa? Biar papa ambilkan."
Avalle menggeleng lemah, dia lalu menyampingkan badannya menghadap Arthur, "Aku cuma mau dipeluk papa. Boleh?"
"Tentu sayang, tentu." Arthur kembali membaringkan tubuhnya dan memeluk tubuh ringkih Avalle.
"Papa..." Avalle berujar dengan nada bicara yang sangat lemah benar-benar tidak bertenaga."Hm? Kenapa? Valle butuh sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avisha or Avalle : An Extra
Novela JuvenilAvisha Ansell Nayaka. Seorang pemuda yang terkenal karena kelembutannya. Suatu hari ia harus meregang nyawa karena penyakit yang dideritanya, atau lebih tepatnya karena kondisinya tambah down setelah menangisi karakter figuran di novel yang ia baca...