Beberapa bulan berlalu...
Avalle mengibas-ngibaskan buku ke wajahnya, untuk mengusir panas. Saat ini dia dan para mahasiswa baru lainnya sedang dijemur di lapangan.
Avalle sedang melaksanakan ospek, ada Lan juga disebelahnya. Avalle sudah tidak sabar untuk segera menyelesaikan ospek yang melelahkan ini.
Setelah sekian lama, akhirnya mereka dibubarkan. Avalle dan Lan segera berlalu dari sana, mereka berniat untuk ke cafe dekat kampus untuk menemui teman-teman mereka, mereka sudah janjian untuk bertemu di sana.
Saat sampai diparkiran, seseorang tiba-tiba memanggil Avalle.
"Avalle!"
Avalle dan Lan sontak menoleh ke arah orang yang barusan memanggil Avalle. Seorang laki-laki yang adalah teman sejurusan mereka juga.
Orang itu mendekat lalu menatap Avalle dengan malu-malu, "Uhmmm anu... Boleh minta no kamu gak?"
Avalle tersenyum lembut, "Bol-"
"Nggak." Sebuah suara dingin menginterupsi perbincangan mereka.
Ketiga orang itu refleks menoleh ke sumber suara. Askar.
Askar memperhatikan mereka dengan tatapan dinginnya, dia lalu mendekat dan langsung memeluk pinggang Avalle dengan possessive, "Gue pacarnya, dan gue gak akan kasih izin dia buat ngasih nomornya ke lo."
Orang itu langsung gugup seketika, "A-ah begituya... Yasudah, kalau begitu saya permisi dulu." Orang itu membungkuk lalu langsung ngibrit dari sana.
"Kamu marah?" Avalle menatap Askar dengan khawatir.
Askar tersenyum lembut, lalu mengecup bibir Avalle, "Nggak kok, cuma kesel aja sama orang tadi."
Avalle memeluk Askar dengan erat, "Hmmm... Maaf ya, aku tadi nyaris kasihin nomorku."
Askar lalu mengangkat Avalle ke gendongan koalanya, "Gapapa sayang, aku tau kamu gak berniat apa-apa."
"Maaf ajanih... Tapi gue ini manusia loh, bukan pot bunga."
Avalle dan Askar menoleh menatap Lan yang sedang menatap malas mereka, beneran dunia serasa milik berdua yang lain cuma numpang.
Askar tersenyum mengejek, "Makannya punya pacar sono, jangan menjomblo mulu."
Avalle tertawa kecil, "Iya. Masa Lan mau sendiri terus?"
Lan mengangkat satu alisnya, "Gue udah pacar kok..."
Avalle dan Askar langsung terdiam, mereka bertatapan, lalu tertawa. "Pacarnya Lan pasti karakter anime atau game." Avalle tersenyum mengejek Lan.
Lan menatap malas pasangan itu, "Apaandah, orang manusia asli kok."
"Eh?"
Avalle langsung turun dari gendongan Askar, kedua orang itu lalu mendekat ke arah Lan.
Avalle memegang bahu Lan yang lebih tinggi darinya, "Siapa? Manusia mana yang mau sama kamu?"
Askar menatap tidak percaya pada Lan, "Beneran manusia? Matatuh orang pasti bermasalah, bisa-bisanya mau sama manusia kayak lo."
Lan mengernyitkan dahinya, apa dia seburuk itu ya di mata orang-orang?
Lan memalingkan wajahnya, "Cih, gini-ginikan gue ganteng. Jelaslah ada yang mau."
Askar dan Avalle semakin menganga mendengar itu.
Drrrt drrtt
Askar mengambil ponselnya yang bergetar. Sammy menelponnya.
"Dimana? Tuh 2 makhluk udah selesai ospeknyakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avisha or Avalle : An Extra
Teen FictionAvisha Ansell Nayaka. Seorang pemuda yang terkenal karena kelembutannya. Suatu hari ia harus meregang nyawa karena penyakit yang dideritanya, atau lebih tepatnya karena kondisinya tambah down setelah menangisi karakter figuran di novel yang ia baca...