Sudah 3 hari lamanya Avalle dikurung oleh Askar. Orang-orang di mansion sudah mencoba membujuk Askar, tapi tidak mempan. Latasha bahkan sampai menghancurkan banyak barang saking marahnya dia pada tindakan Askar.
Keadaan Avallepun sangat menyedihkan. Dia hanya menghabiskan hari dengan menangis, setelah lelah menangis dia akan tertidur, saat bangun dia akan menangis lagi. Avalle menolak untuk makan ataupun minum, membuat dia semakin terlihat lemah.
Hanya Latasha yang diizinkan untuk menengok Avalle, itupun setelah perdebatan yang sengit diantara keduanya.
Saat ini Askar dan Latasha sedang duduk di meja makan. Askar makan dengan tenang, sedangkan Latasha hanya mengaduk-aduk makanannya.
"Bang. Abang gak lupa kan kalau kak Valle punya penyakit jantung? Kakak bisa kenapa-napa kalau terus kayak gini, kakak udah gak makan dan minum selama 3 hari ini, dia juga terus-terusan nangis." Latasha benar-benar tidak mengerti dengan kakak sulungnya ini.
Askar bangkit dari duduknya lalu berlalu begitu saja.
"ASKAR! LO EMANG BENER-BENER BAJINGAN!" Latasha berteriak dengan penuh kekesalan, dia sudah tidak peduli lagi dengan sopan santun atau semacamnya. Lalu dia beranjak menuju kamar Avalle, Latasha akan membolos lagi.
Sudah 3 hari Latasha membolos sekolah, dia tidak bisa meninggalkan Avalle sendirian. Melihat keadaan Avalle yang benar-benar menyedihkan, Latasha takut terjadi hal buruk mengingat penyakit yang diderita kakaknya itu.
😇
Askar membuka pintu rooftop sekolah. Askar berniat membolos sekaligus menenangkan pikirannya. Askar membaringkan dirinya di kursi yang ada di rooftop, lalu menutup wajah dengan lengannya.
Askar bingung. Dia tau keadaan Avalle tidak baik-baik saja, setiap tengah malam Askar akan memasuki kamar Avalle untuk melihat keadaannya. Dia juga sedih melihat Avalle yang menjadi kurus, mata Avalle yang bengkak karena terus menerus menangis, Askar merasa sesak melihat semua itu, tapi dia juga merasa takut untuk membebaskan Avalle. Dia takut kalau saat dia membebaskannya, Avalle akan benar-benar pergi.
Askar terus tenggelam dalam pikirannya. Sampai dia dikejutkan dengan rasa dingin yang menyentuh pipinya. Sebuah kaleng cola menempel dipipinya, Askar sontak menoleh pada pelakunya. Kaisar.
"Minum dulu gak sih, bro. Biar adem tuh otak." Kaisar tersenyum dengan sedikit mengejek.
Askar menerima minuman dari Kaisar, lalu merubah posisinya menjadi duduk. Kaisar lalu ikut duduk di sebelah Askar.
Selama beberapa menit keduanya hanya terdiam.
"Lo... Apain Avalle?" Kaisar mulai membuka pembicaraan.
"Gaada." Askar hanya menjawab dengan singkat dan malas.
Mendengar itu Kaisar lalu tertawa sinis, "Kalau gaada apa-apa, kenapa Avalle gak masuk sekolah 3 hari ini? Lalu, kenapa Latasha sampai pergi ke rumah Jo sambil nangis-nangis."
"As-"
Belum sempat Jo menyelesaikan ucapannya, Askar lebih dulu memotong. "Bukan urusan lo. Apapun yang terjadi sama gue dan Avalle, itu bukan urusan lo."
Kaisar lalu meledakan tawanya, "Lo tau, itu kalimat terpanjang yang lo ucapin selama gue kenal lo. Dan ngomong-ngomong, gue juga baru tau lo punya sisi egois kayak gini."
![](https://img.wattpad.com/cover/338634777-288-k328566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Avisha or Avalle : An Extra
Roman pour AdolescentsAvisha Ansell Nayaka. Seorang pemuda yang terkenal karena kelembutannya. Suatu hari ia harus meregang nyawa karena penyakit yang dideritanya, atau lebih tepatnya karena kondisinya tambah down setelah menangisi karakter figuran di novel yang ia baca...