Mobil Yaris berwarna hitam itu berhenti di halaman luas sebuah gedung yang berdiri gagah dengan tulisan megah RUMAH SAKIT KANKER HELMINA di pelatarannya.
Seorang gadis turun dari dalam mobil, disusul lelaki yang membawa tumpukan kardus. Kedua orang itu mengikuti arus lalu-lalang manusia yang beranjak dari satu sudut ke sudut tempat lainnya, merayap padat.
"Maaf, Dan. Kamu jadi ikut aku repotin. Harusnya aku bisa ikut rapat, tapi Bunda kasih taunya dadakan. Aku nggak bisa nolak."
Gadis itu, Kinara, berjalan tergesa di sebelah kekasihnya, Daniel. Sementara Daniel, lelaki 181 cm itu hampir tak bisa melihat jalan di hadapannya karena kardus yang dibawanya menggunung hingga nyaris sebatas mata.
"Nggak papa, Sayang. Aku paham kok. Ini taruh di lobi, kan?"
"Iya, Sayang. Di depan. Dikit lagi. Ah, itu Bunda! Bundaaa ..."
Kinara berlari kecil menghampiri wanita anggun berbalut blazer yang dipanggilnya "Bunda".
Usai mengucapkan sepatah dua patah kata, Kinara mengarahkan Daniel agar meletakkan kardus-kardus bawaannya ke tempat. Kinara mengajak Daniel duduk di salah satu kursi yang telah ditata di sudut lobi. Memberikan air mineral untuk diminum.
"Berat banget, ya? Sampai bertumpuk-tumpuk kardusnya."
"It's okay. Anggap aja work out, udah lama aku nggak angkat beban, haha."
Kinara tersenyum menanggapi tawa Daniel yang selalu renyah. Salah satu hal yang sangat ia sukai dari Daniel adalah cara lelaki itu tertawa. Ringan dan menyenangkan.
"Ini emang mau ada acara apa, Kin?" tanya Daniel.
"Komunitas Bunda bikin acara sosial gitu untuk menghibur anak-anak pasien di sini. Agenda rutin sih, tapi baru pertama kali aku ikut yang di sini. Katanya ada lomba kecil-kecilan, ada pentas seni, terus nanti aku juga tampil sama Kak Tika nyanyi," terang Kinara.
"Kamu nyanyi?" Daniel membulatkan mata tak percaya. Alih-alih menjawab, Kinara justru memukul lembut bahu Daniel. Lelaki itu kembali tertawa.
"Ngeledek ya kamu? Mana mungkin aku nyanyi, nanti kacanya pecah semua."
"Ya makanya aku tanyaaa, Sayang..."
"Enggaak. Aku main piano kaya biasa, Kak Tika yang nyanyi."
"Oh, hahahaha. Semoga lancar, ya!"
"Wish me luck, Dan. Aku deg degan."
"Aku tau kamu pasti bisa! Pacarku kan keren."
"Pacarku lebih keren!"
Daniel pun lantas undur diri dan pamit kepada Kinara beserta bundanya. Ia harus kembali ke kampus untuk mengikuti rapat organisasi yang sempat ditinggal karena mengantar Kinara.
"Aku balik dulu, Sayang. Nanti kabarin aja kalo udah selesai. Aku jemput."
"Enggak usah. Aku sama Bunda pulangnya. Kamu langsung istirahat aja kalo udah selesai. Salam buat anak-anak, ya. Maaf skip rapat. Jadi nggak enak."
"Nggak papa, aku bilangin ke anak-anak. Yaudah, aku balik ya. Kabarin kalo udah sampai rumah."
Kinara mengangguk.
Daniel menyibak helai rambut Kinara dan menyelipkannya ke belakang telinga. Kebiasaan lelaki itu sebelum berpisah dengan kekasihnya. Kinara menyambut dengan senyuman dan lesung manis yang terukir di pipi bawahnya. Kinara menyukai setiap hal kecil yang dilakukan Daniel.
*
Kinara hendak menuju ke basement rumah sakit untuk mengambil barang di mobil bundanya, ketika di salah satu koridor yang sunyi, sebuah suara merebut atensinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow (END)
FanfictionWill bertemu Kinara ketika usianya sudah di ujung tanduk. Kinara memberikan cahaya kehidupan baru bagi Will; menghadirkan kisah dan orang-orang baru untuk mewarnai hari-hari Will yang sebelumnya kelabu. Bagi Will, Kinara dan gitar adalah bahagianya...