Chapter 2.

637 50 5
                                    

Sebulan kemudian, Kinara kembali ikut bundanya mengadakan acara di RS Helmina. Kali ini kegiatan dilaksanakan di taman tengah rumah sakit, pagi hari. Ada acara senam kebugaran dan tetap dengan hiburan pentas seni.

Kinara datang terlambat karena harus ke kampus terlebih dahulu. Begitu ia tiba, sudah tinggal sesi pentas pamungkas untuk menutup kegiatan. Gadis itu segera mendekat begitu mendengar suara yang terasa familier dan petikan gitar itu ... Kinara kenal.

"Bunda itu siapa?" tanya Kinara pada bundanya, yang juga menyaksikan penampilan lelaki bergitar dengan beanie di kepala dan berkaos hitam itu.

"Bunda kurang tau, tapi semua anak di sini kenal dia. Mereka memanggilnya Will."

Kinara mengangguk paham. Seketika ingatannya melayang ke kejadian di anak tangga, lelaki bermasker yang mengatai suaranya.

"Dia pasien sini?" tanya Kinara lagi, yang dijawab dengan sang bunda mengangkat bahu. Tak tahu.

Lelaki yang katanya bernama Will itu membawakan lagu Twinkle Twinkle Little Star dan You Are My Sunshine.

You are my sunshine, my only sunshine
You make me happy when skies are gray
You'll never know dear, how much I love you
Please don't take my sunshine away

Entah mengapa Kinara ingin menangis mendengar Will bernyanyi. Bukan menangis karena sedih, melainkan karena perasaan hangat yang ganjil tiba-tiba hadir.

Tanpa sadar Kinara memeluk bundanya, sementara sang bunda kebingungan dengan anak gadisnya yang mendadak terisak.

"Loh loh loh. Kenapa, Kin?"

"Nggak tau, lagunya bikin pengen peluk Bunda. Kinara sayang Bunda."

Bunda Kinara tersenyum dan memeluk balik putri semata wayangnya itu, sembari membisikkan,"Bunda juga sayang Kinara."

Lagu Will telah berakhir.

Kinara tak ingin melewatkan kesempatan untuk berjumpa lagi dengan laki-laki itu. Ia pun mengejar Will yang berjalan perlahan merangkul gitarnya meninggalkan taman rumah sakit.

"Will, tunggu."

Will menghentikan langkah. Matanya menyipit memandang ke arah Kinara, karena siluet Kinara searah dengan arah datang sinar matahari.

"Siapa?" tanya Will asal.

"Kinara. Kalo kamu inget, di tangga belakang. Over the Rainbow. Cewek yang suaranya ancur parah," jawab Kinara.

Mulut Will terbuka membentuk huruf O, diikuti anggukan.

"Kamu anak kuliahan, ya?" Will balik bertanya.

"Iya, ini baru datang dari kampus langsung ke sini. Bantu Bunda beres-beres acara."

"Gimana sih rasanya kuliah?"

"Eh?"

"Lupakan."

Will melanjutkan langkah kakinya memasuki koridor rumah sakit. Kinara mengikuti, berjalan beriringan.

"Kenapa ya tiap kamu nyanyi, rasanya tuh aneh? Waktu itu aku kaya ngerasa sedih, tapi tadi, rasanya aku senang. Bukan senang yang bikin ketawa haha haha gitu, tapi senang yang ... gimana ya deskripsiinnya ... senang yang bikin aku ingin terus berada di momen itu. Tau nggak tadi aku sampai tiba-tiba nangis terus meluk Bunda. Sekeren itu kamu nyanyinya sampai yang denger terbawa suasanaaa!"

Kinara dengan antusias menyampaikan apresiasinya atas penampilan Will. Sementara laki-laki 181 cm di sebelahnya itu hanya menimpali dengan senyum sekilas dan tetap berjalan tanpa menggubris Kinara.

Somewhere Over The Rainbow (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang