Kinara datang kembali ke kafe itu. Sekadar untuk menyesap cokelat panas di tengah guyuran hujan yang lagi-lagi menghadang langit kota. Sedikit harapnya ia akan kembali mendengar lagu itu, Over the Rainbow.
Namun ternyata, irama lain yang terdengar indra pendengarannya. Bukan lagi lagu klasik, melainkan lagu pop. Kinara menghela napas. Apa yang ia harapkan dari playlist coffee shop random?
Kinara tak terlalu mengenal lagu pop, kecuali yang dikenalkan Daniel kepadanya. Meski demikian, ada sebagian lirik dari lagu yang tengah diputar tersebut tertangkap Kinara. Dan gadis itu menyukainya.
You're the sun to the moon
You're my ocean painted blueKinara tersenyum kecil mendengarnya. Entah mengapa lagi-lagi Kinara tertarik menuju ingatan tentang seseorang, yang ternyata masih memiliki ruang tersendiri di hatinya. Kendati 1.095 hari telah berlalu.
Will.
Kinara masih sering membayangkan jika ia berada di pantai bersama Will, dan mungkin dengan Daniel, atau Farel. Mereka berlarian di pasir putih yang lembut, sesekali merasakan hempasan ombak yang menyapa kulit kaki. Hanya ada tawa riang bersahutan.
Kinara menghirup aroma cokelat panasnya yang baru saja disajikan. Asap manis dari olahan Theobroma cacao L. itu menarik Kinara kembali ke kenyataan. Bahwa tak seharusnya ia berlama-lama dalam angan semu. Dunia yang dihadapinya sekarang adalah dunia tanpa ada Will lagi di dalamnya—hanya tersisa kenangan. Namun, semua tetap berjalan.
Kinara membuka laptop. Menyelesaikan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi ia perlu bereskan. Gadis itu membuka email dan mengecek beberapa pesan baru. Mata Kinara membelalak saat melihat sebuah pesan baru di kotak masuk. Dari sebuah nama yang selalu diingatnya.
William E.H.
Dearest Kak KinTertulis demikian subject email tersebut. Tak sabar, Kinara mengeklik pesan baru itu dan gadis itu dilanda ketidakpercayaan luar biasa. Takjub, bahagia, heran, bingung, beragam perasaan menjadi satu. Rasanya Kinara seperti menemukan harta karun paling mahal di seluruh dunia. Priceless.
Dearest Kak Kin
Hai, Kak Kin. Apa kabar?
Kuharap Kak Kin selalu diliputi kebaikan dan kebahagiaan di manapun Kak Kin berada.
Kudoakan semoga hari-hari Kak Kin dijauhkan dari kelabu yang membuat langit Kak Kin mendung, dan didekatkan dengan cahaya yang membuat langit Kak Kin berwarna.Jiaakhhh, puitis banget nggak tuh?
Kak, aku nggak tahu sudah berapa lama aku pergi saat Kak Kin dapat pesan ini. Satu tahun? Dua tahun? Tiga tahun? Sepertinya sih tiga tahun. Aku tidak yakin bisa bertahan sampai akhir tahun ini, makanya iseng aja bikin scheduled message yang kukirim tiga tahun kemudian. Berterima kasih banget sama teknologi bernama scheduled mail jadi bisa set waktunya ke masa depan. Canggih!
Kak, terima kasih ya untuk semuanya. Aku bingung kalau harus merinci satu per satu kebaikan seorang Kak Kinara di hidupku. Terlalu banyak soalnya. Bukan hanya Kak Kin yang merupakan bahagia itu sendiri, melainkan Kak Kin menghadirkan bahagia-bahagia lain untukku.
Kak, aku dengar, manusia akan perlahan lupa dengan suara, wajah, hingga kenangan sosok yang sudah meninggal. Ya wajar sih, life must go on. Yang hidup harus move on. Tapi aku nggak rela kalau Kak Kin akan melupakanku. Makanya juga aku kirim pesan ini dengan harapan, kalau Kak Kin perlahan mulai lupa sama aku, jadi ingat kembali. Aku ingin diingat Kak Kin selama mungkin.
Kak, kalau kata lany (ini nama penyanyi btw, kalau Kak Kin nggak tau) —Kinara tertawa saat membaca bagian ini:
You're the sun to the moon
You're my ocean, painted blue
You, I'm nothing without you

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow (END)
FanfictionWill bertemu Kinara ketika usianya sudah di ujung tanduk. Kinara memberikan cahaya kehidupan baru bagi Will; menghadirkan kisah dan orang-orang baru untuk mewarnai hari-hari Will yang sebelumnya kelabu. Bagi Will, Kinara dan gitar adalah bahagianya...