UKM yang diikuti Kinara di kampus—yang juga diikuti Daniel dan Farel— tengah mengadakan kegiatan di sebuah panti wreda di daerah puncak. UKM mereka memang banyak bergerak di aktivitas bakti sosial dan inklusivitas, sangat sesuai bagi Kinara dengan darah dermawan yang mengalir turun-temurun dari orang tuanya.
Kinara tengah menikmati waktunya dengan mendengarkan cerita dari seorang kakek yang berusia tiga perempat abad. Kakek tersebut antusias mengisahkan cerita masa mudanya pada Kinara, yang konon kata si kakek ia dulunya adalah seorang playboy kelas kakap dambaan kembang desa.
Dari kejauhan, Daniel memperhatikan kekasihnya itu turut tertawa menanggapi cerita sang kakek. Seulas senyum terpatri di wajah Daniel. Ia tak bisa menahan kekagumannya pada Kinara setiap kali melihat gadis itu berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Kinara terlihat paling cantik saat tertawa bersama orang lain di dekatnya.
"Gitu amat tatapan lo. Buruan lamar aja nggak sih kalo udah nggak sabar?" Farel menepuk bahu Daniel yang membuat si empunya tersadar dari lamunan.
"Diem lo," sanggahnya masih dengan pandangan terpaku pada Kinara.
"Kinara tuh cantik banget ya kalo lagi sama aki-aki gitu. Eh sama nini-nini juga. Sama bocil juga sih. Gitu lah."
Daniel menoleh pada Farel begitu mendengar kawan laki-lakinya itu "memuji" Kinara.
"Cantik emang. Cewek siapa dulu dong? Cewek gua," sahut Daniel penuh kebanggaan, dengan sedikit nada cibiran.
"Iye iye, cewek lo," jawab Farel ikut mencibir.
"By the way, Rel, lo mau ke tempat Will lagi?" tanya Daniel membawa pembicaraan menuju arah lain.
"Harusnya besok sih kalo dari janji pekan lalu. Tapi kapan hari dia bilang untuk sementara ini mau temenin Theo dulu karena bunda mereka lagi keluar kota, jadi belum bisa lanjutin lagunya. Semalem gue chat lagi kagak ada balesan sampe sekarang."
"Ahh gitu ... Kemarin pagi apa siang, dia chat Kinara. Bilang, kalo ada waktu mau dong ketemu lagi sama kucingnya Kinara. Theo suka kucing banget, biar bisa mainan. Terus dibilang paling besok baru bisa ke sana karena kita lagi ada acara di sini. Sejujurnya, Kinara masih rada ngeri bawa kucing gara-gara waktu itu Will alerginya parah. Sampe batuk darah, ngeri nggak sih?"
"Sumpah?"
"Makanya Kinara takut juga kalo mau bawa kucing lagi. Tapi nggak salah juga sih kalo Will pengen Theo main sama Lizzy."
"Lizzy?"
"Nama kucing Kinara. Elizabeth, nama lengkapnya."
"Gila!"
Daniel terbahak, tak ingin mengakui kalo nama itu adalah pemberiannya. Farel pasti akan menghujatnya.
"Ya udah kalo besok lo sama Kinara ke tempat Will, gue titip salam aja, Dan. Belum bisa ikut udah ada janji lain. Kalo dia udah bisa lanjutin lagunya, feel free kabarin gue."
"Ututuu... kok lo baik banget sih Rel?"
"Baru sadar lo?!"
*
Tiga harian ini Will menjalankan rutinitas barunya menjemput Theo dari sekolah, bermain sebentar atau mengajari adiknya itu menyelesaikan PR, lantas sore kembali ke rumah sakit ketika Farah, tantenya, sudah tiba.
Hari keempat, Will meminta izin untuk menginap di rumah, hendak menemani Theo karena Farah akan pulang larut dari kantor. Alih-alih Theo yang harus menginap di rumah sakit, bagi Will akan lebih baik jika ia saja yang tidur di rumah malam untuk satu malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow (END)
FanfictionWill bertemu Kinara ketika usianya sudah di ujung tanduk. Kinara memberikan cahaya kehidupan baru bagi Will; menghadirkan kisah dan orang-orang baru untuk mewarnai hari-hari Will yang sebelumnya kelabu. Bagi Will, Kinara dan gitar adalah bahagianya...