Kinara menceritakan tentang Will pada Daniel dengan penuh semangat. Sejujurnya Daniel tidak terlalu peduli dengan siapa yang diceritakan Kinara, ia hanya suka menyimak Kinara bercerita. Gadis itu sangat lucu saat berapi-api menyampaikan kisah yang dianggapnya menarik.
"Aku jadi pengen ke Helmina lagi. Tapi kalo nunggu acara Bunda kelamaan. Kamu mau nemenin aku?"
"Eh, kapan?"
"Yang jadwalmu kosong aja, Dan. Kalo aku sih kosong terus, selain buat rapat UKM. Atau bantu Bunda di komunitas."
"Ehm, yaudah. Kamu mau kapan emang? Nanti juga bisa. Aku lagi kosong kok."
"Serius?"
Daniel mengangguk.
"Yey, makasih, Sayang."
"Tapi emang beneran kamu bakal bisa ketemu Will Will itu di Helmina? Siapa tau dia nggak ada di sana lagi?"
Kinara menghela napas. Betul juga, bisa jadi Will tidak ada di rumah sakit. Tidak ada jaminan Kinara bisa bertemu Will di sana.
Bisa saja Will adalah pasien yang sudah sembuh kemudian pulang. Atau kerabat pasien yang menjenguk, lalu tak datang kembali. Atau mungkin anak freelance yang iseng-iseng mengisi waktu dengan mengisi acara di rumah sakit. Ada banyak kemungkinan.
Namun, Kinara tetap ingin mencoba. Daniel pun tak keberatan meskipun sebenarnya ia merasa aneh.
Ini gue beneran nganter cewek gue buat ketemu cowok lain?
*
Will sedang duduk di kursi taman tengah. Salah satu spot favoritnya di rumah sakit ini, ia bisa melihat berbagai suasana yang baginya seperti cerminan kehidupan.
Ada anak-anak kecil yang sudah duduk di kursi roda, mengenakan pakaian rumah sakit sama sepertinya. Di sisi lain, ada pula mereka yang tertawa bahagia. Berlarian riang saling berkejaran. Ada suster menyuapi pasien kecilnya yang menangis menolak makanan, ada orang tua yang menggandeng anaknya berjalan-jalan menapaki rerumputan. Semua ada, seperti paradoks dunia. Senang-sedih, sehat-sakit, tawa-tangis.
Will tenggelam dalam lamunan ketika tepukan pelan mampir di pundaknya.
Will menoleh.
"Kak Kin?"
"Hai, Will. Apa kabar?"
Kinara sudah duduk di ruang kosong sebelah Will bahkan sebelum Will menjawab sapaannya.
"Ngapain di sini?" tanya Will penasaran.
"Mau ketemu kamu," jawab Kinara.
"Ngapain mau ketemu aku?"
"Pengen ngobrol aja. Kamu keberatan?"
Will menggeleng.
"Syukurlah. Tadinya aku udah overthinking kalo ternyata nggak ketemu kamu lagi. Iseng-iseng aja aku datang ke sini, terus tanya resepsionis. Ada nggak sih orang yang namanya Will di sini? Eh mba mbanya langsung ngeh dong, kalo yang aku maksud kamu."
"Ya iyaa, soalnya aku terkenal."
Kinara terkekeh.
"Sudah kubilang kan kamu itu kaya artis. Mereka semua kenal kamu, cowok 16 tahun yang ke mana-mana selalu bawa gitar."
"Ralat, udah mau 17 tahun."
"Ya tapi masih 'mau', belum beneran 17 tahun."
"Terserah deh."
Will membuang muka. Ia sedang dalam suasana hati kurang baik. Psikisnya letih. Belum lagi efek kemoterapi masih membuatnya mual dan pusing. Will berusaha mengenyahkan perasaan itu dengan duduk di taman ini. Tak ia sangka akan berjumpa lagi dengan Kinara, gadis yang sempat membuatnya penasaran hingga mencari tau di internet.
"Kamu nggak main gitar lagi?"
Will menggeleng.
"Eh pengen dong kapan-kapan kita kolab. Kamu main gitar, aku main piano. Plus bonus kalo kamu mau nyanyi nggak papa banget. Asal bukan aku aja yang nyanyi hehe."
Ucapan Kinara berhasil mengambil perhatian Will. Ia pun memalingkan wajah ke arah Kinara.
Dari jarak sedekat ini, Will baru sadar betapa gadis di hadapannya itu sangat manis. Lesung pipinya yang muncul sedikit ketika Kinara sedang bicara, matanya yang berbinar memancarkan ketulusan, dan paras eloknya yang ... membuat Will terpikat beberapa saat.
"Dari lama aku pengen main musik sama orang lain. Bosen main sendiri. Tapi yang aku bayangin itu duet gitar sih, bukan gitar sama piano," ujarnya.
"Aku bisa belajar gitar dulu kalo gitu. Aku fast-learner kok. Apalagi dari kecil udah main piano, seenggaknya aku nggak buta nada. Pasti cepet bisa," balas Kinara semangat.
"Kalo emang fast-learner mending belajar nyanyi aja nggak sih?"
Kinara melotot dan memberikan tatapan diam-atau-kubunuh.
Will tertawa.
"Lagu favorit kamu apa, Kak Kin?" Will mencoba mengalihkan pembicaraan agar tidak terus dipelototi Kinara.
"Ehmm, apa ya? Ah, Chopin! Fantasie-impromptu in C-Sharp Minor, Op. 66 No. 4. Aku selalu suka lagu itu, meskipun belum beneran mahir maininnya."
"Bentar, bentar. Itu apa itu judulnya?"
"Fantasie-impromptu in C-Sharp Minor, Op. 66 No. 4."
"Pemain piano emang beda, ya."
"Nggak gituuu."
"Orang biasa kalo ditanyain lagu favorit, paling sebutinnya lagu Justin Bieber, Taylor Swift, atau Ariana Grande. Ini kamu out of the box banget, Kak Kin."
"Ya abisnya aku emang nggak terlalu tahu lagu-lagu pop. Dari kecil dengerinnya lagu klasikal sama paling lagu jadul kesukaan Ayah dan Bunda. Paling lagu pop taunya dari Daniel."
"Daniel?"
"Pacarku."
"Ah, Kak Kin punya pacar."
"Iya, tadi dia yang antar aku ke sini. Mungkin kapan-kapan kali ya aku kenalin. Aku aja belum kenal yang properly sama kamu."
"Iya, Kak."
Baru saja Will merasakan mood-nya membaik usai berbincang dengan Kinara, sekarang ia kembali merasa kesal. Entah apa yang membuatnya kesal.
Fakta bahwa Kinara ternyata sudah punya pacar? Mengapa hal itu membuat Will kesal? Will aneh dengan diri sendiri.
"Kak Kin, mau nggak jadi teman ngobrolku? Aku nggak ada temen di sini. Paling bocil-bocil atau suster gabut doang yang bisa diajakin ngobrol. Bosen. Kalo Kak Kin mau, aku akan sangat senang dapat temen baru."
"Dengan senang hati, Will."
Senyuman dan lesung pipi Kinara kembali membuat Will salah tingkah.
Bagaimanapun Will berusaha menampik perasaan yang tidak diperlukan. Ia hanya butuh teman, dan Will merasa Kinara akan bisa menjadi teman yang baik.
Itu saja cukup baginya. Will tak ingin serakah, takut Tuhan marah.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow (END)
FanfictionWill bertemu Kinara ketika usianya sudah di ujung tanduk. Kinara memberikan cahaya kehidupan baru bagi Will; menghadirkan kisah dan orang-orang baru untuk mewarnai hari-hari Will yang sebelumnya kelabu. Bagi Will, Kinara dan gitar adalah bahagianya...