Will yang sedang duduk di beranda rumahnya, tersenyum semringah saat melihat siapa yang datang.
"Kak Kin! Bang Dan!" serunya penuh semangat.
"Hai, Will. Ya ampun gue udah berapa tahun ya nggak ketemu lo?"
Daniel tak kalah semangatnya begitu melihat Will. Ia jadi salah tingkah sendiri saat Will memandanginya dengan mata berbinar. "Lo kenapa dah liatin guenya gitu amat?"
"Rambut lo keren, Bang. Jadi inget mintchoco-nya Baskin Robbins," jawab Will. Ia takjub melihat style baru rambut Daniel yang menurutnya amat keren.
"Ngaco! Udah ganteng pake warna ash blue gini malah disamain es krim rada odol," protes Daniel.
"Tapi emang bener. Keren sih, kayak biru, kayak ijo, tapi kayak grey. Ah, gak tau! Warnanya labil."
"Dibilangin ini warna ash blue, Will. Astaga ini bocah!"
"Bang, kapan-kapan warnain rambut gue kayak gitu, ya. Kalo udah gondrong."
"Ini rambut lo udah mulai tumbuh lagi. Mau diwarnain sekarang aja?"
"Yang bener aja, dipentungin Bunda yang ada!"
Kinara tertawa menyaksikan perdebatan tidak penting Daniel dengan Will. Perasaan lega mulai menjalarinya, setidaknya Will masih bisa bercanda, dan bagi Kinara ini adalah pertanda baik.
"Will, kakak-kakaknya nggak diajak masuk?" suara Bunda Will dari dalam rumah menghentikan situasi adu mulut Daniel-Will.
"Oh iya, gara-gara Bang Daniel sih jadi nggak mempersilakan Kak Kin masuk."
"Oh, jadi Kinara doang yang diajak masuk? Okay, cukup tau!"
Will terkekeh melihat kelakuan pacar Kinara ini yang tidak pernah tidak absurd.
"Iya, Bang Daniel juga. Yuk, masuk."
"Eh tapi sorry nih, Will. Gue nggak bisa lama. Ada janji sama temen. Tadi niatnya antar Ayang doang sih, sekalian mau pamerin rambut baru ke elo. Karena Ayang udah di sini dan gue udah pamer, jadi gue pamit dulu ya!"
"Gila! Ayang Ayang, udah kayak ABG lo, Bang!"
"Biarin aja napa sih? Protes mulu lo, Will."
"Lo ngeselin sih."
"Ya udah deh sampai jumpa besok, ya! Sehat-sehat, Will. See you!"
Daniel melambaikan tangan, berpamitan. Tak lupa ia menjalankan "kebiasaan" setiap akan berpisah dari Kinara. Menyibak rambut panjang gadis itu dan menyelipkannya ke belakang telinga. Seusainya, Daniel bergegas masuk mobil.
"Bye, Bang Dan. Take care, ya." Will melambaikan tangan pula, seiring berlalunya mobil Daniel.
"Fyuh, akhirnya tenang juga. Kalian itu ricuh aja terus tiap ketemu, suka heran." Kinara duduk di bangku teras sebelah Will—yang duduk di kursi roda.
"Haha, Bang Daniel tuh asik buat diajak gelud, Kak. Anyway, Kak Kin gimana kabarnya? Lama ya kita nggak ketemu."
"Hehehe, iya juga. Nggak selama itu sebenarnya, tapi rasanya udah lama kita nggak ngobrol."
"Benar, hehe. Kak Kin, ngobrol di dalem aja yuk, panas di sini."
"Boleh, boleh."
Kinara mendorong kursi roda Will untuk masuk ke dalam rumah. Keduanya berhenti di sofa ruang tengah. Kinara membantu Will pindah menuju sofa yang lebih nyaman.
"Aku ke Bunda sebentar ya, Will. Bawa sedikit makanan nih."
"Wah, repot-repot aja, Kak Kin. Silakan, Bunda di ruang sebelah kayaknya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow (END)
FanfictionWill bertemu Kinara ketika usianya sudah di ujung tanduk. Kinara memberikan cahaya kehidupan baru bagi Will; menghadirkan kisah dan orang-orang baru untuk mewarnai hari-hari Will yang sebelumnya kelabu. Bagi Will, Kinara dan gitar adalah bahagianya...