Will tidak ingat kapan terakhir kali bergadang yang benar-benar bergadang, dalam artian ia sengaja tidak tidur sampai pagi yang bukan dikarenakan sakit. Dan ini kali pertama setelah sekian lama.
Semalam suntuk Will bercengkerama dengan Kai. Saling bertukar cerita, sesekali mengingat momen mereka masih kecil dulu, saat Kai masih tinggal di kompleks yang sama dengan Will. Mengenang masa kecil yang mereka habiskan bersama.
Tak lupa petikan gitar mereka berdua yang mengalunkan lagu-lagu favorit, mengiringi kesunyian malam.
Pukul 03.00 dini hari.
Orang tua Will dan Theo telah menjelajah alam mimpi, sedangkan orang tua Kai beristirahat di villa mereka yang berada di sebelah—Kai tetap tinggal di villa keluarga Will.
Will dan Kai berada di ruang tengah villa, berpindah tempat dari halaman sejak pukul 10.00 karena Will terus saja bersin akibat udara dingin. Mereka berdebat kecil ketika salah satu dari mereka salah nada di lagu I'm Yours-nya Jason Mraz, lagu kebangsaan mereka berdua.
"Lo seberapa lama nggak main gitar sampe lupa nada lagu legend ini? Parah lo, Kai!" omel Will.
"Lo kali yang salah nada, udah bener gue. Udah mainin ini lagu ratusan kali, nggak mungkin salah!" Kai membela diri.
"Ulang aja deh. Yang salah lagi, besok traktir makan siang," tantang Will.
"Cool!" balas Kai.
Mereka pun kembali memainkan Im Yours untuk ke sekian kalinya pada malam itu.
Well, you done, done me in, you bet I felt it
I tried to be chill, but you're so hot that I melted
I fell right through the cracks
Now I'm trying to get backBefore the cool done run out, I'll be givin' it my bestest
And nothing's gonna stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn
To win some or learn someBut I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yoursSebelum mencapai bagian chorus, petikan gitar Will terhenti. Kai ikut menghentikan permainannya. Ia melihat Will yang tiba-tiba terkikik tidak jelas.
"Lo kenapa dah?" tanya Kai heran.
"Lo inget nggak sih? Dulu gara-gara kita manggung lagu ini, ada satu cewek yang ngejar-ngejar lo gila-gilaan. Siapa tuh nama? Sarah apa ya?"
Kai mengernyitkan dahi sesaat, mencari dari sela-sela ingatannya untuk menemukan kenangan yang Will maksud. Kemudian Kai ikut terkekeh.
"Clara nggak sih? Epik banget dia ngikut gue mulu ke mana-mana hahaha. Sampai lo sama Terry kudu ngejagain gue di lorong tiap ke kamar mandi biar si Clara nggak aneh-aneh. Emang dasar bocah!"
Will dan Kai terbahak.
"Gimana ya kabar tuh anak sekarang? Kalo ketemu lo masih naksir nggak tuh? Kan lo makin cakep. Makin keliatan kayak bule beneran nggak sih?" tanya Will, yang sebenarnya pertanyaannya lebih seperti pernyataan.
"Ya emang gue bule ori anjirlah!" Kai melempar bantal pada Will. Will menangkapnya dengan sigap dan melempar balik.
"Lucu juga ya kalo diinget-inget. Padahal dulu kita ngerasa si Clara nyebelin. Kayak psycho. Tapi kalo diinget sekarang, lucu juga. Cegil kalo bucin serem-serem lucu," ujar Will.
"Cegil?"
"Cewek gila."
"Astaga. Ada lagi singkatan baru."
"Maklum sih ya bule UK mana tau singkatan-singkatan kayak gitu."
Lagi-lagi Kai melempar bantal sofa ke arah Will. Will pasrah saja menerima lembaran bantal dari Kai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow (END)
FanfictionWill bertemu Kinara ketika usianya sudah di ujung tanduk. Kinara memberikan cahaya kehidupan baru bagi Will; menghadirkan kisah dan orang-orang baru untuk mewarnai hari-hari Will yang sebelumnya kelabu. Bagi Will, Kinara dan gitar adalah bahagianya...