Kinara absen dari mengunjungi Will di rumah sakit. Kinara terkena flu. Ia tidak ingin ambil risiko menularkan virus kepada Will sehingga ia menahan diri tidak berjumpa dengan Will hingga flunya benar-benar sembuh. Hingga beberapa hari kemudian.
Will tak bisa menahan rasa rindunya karena sekian waktu tak bertemu Kinara.
"Bang, lo pernah nggak sih kangen banget sama seseorang gitu?"
Will tengah bersama Farel, di ruangan kamar Will. Mereka bermain gitar seperti biasanya. Will sedang mengerjakan sebuah lagu karyanya sendiri, perdana, dan ia ingin meminta masukan dari Farel. Tadinya Daniel ikut juga, tetapi ia harus kembali lebih dulu karena ada urusan lain. Tinggallah Farel di sana sendiri yang masih ingin bersama Will.
"Apaan dah pertanyaan lo tiba-tiba."
"Hehe, gua kangen banget sama Kak Kin masa. Seminggu lebih nggak ketemu."
Farel menghentikan petikan gitarnya, melihat ke arah Will.
"Will, lo suka sama Kinara?" tanya Farel.
"Gue nggak tau, Bang. Rasa suka yang lo maksud itu gimana modelnya, gue nggak paham."
Farel menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ehm ... gimana ya? Suka ya suka. Lo tenang, bahagia kalo orang itu lagi sama lo. Dia mau ngapain juga di mata lo selalu terlihat menarik. Lo senang kalo dia senang, lo nggak pengen liat dia sedih. Kalo dia nggak ada, lo kangen. Sampe nyesek malah saking pengen ketemunya. Kurang lebih kaya gitu."
"Wah, detail juga ya. Coba gue pikirin ..."
"Lo serius, Will? Ya kali naksir sama pacar orang? Pacar Daniel pula. Abang-abangan lo."
"Hahaa, ya enggak lah Bang. Not in romantic way. Bang Daniel itu udah yang paling cocok buat Kak Kin. Mereka sama-sama beruntung punya satu sama lain. Gue cuma nyaman aja sama Kak Kin. Dari cara dia treat gue juga kerasa banget dia lebih kayak sosok kakak yang baik."
"Ah, yang bener? Dari perasaan kakak-adik zone, bukan nggak mungkin merembet ke romantic way loh."
"Bang, lo malah ngeledekin gini!"
"Hahahaa," Farel menertawakan ekspresi Will yang wajahnya tampak mengkerut, bingung.
"Nggak salah kok Will kalo lo naksir Kinara. Siapa coba yang nggak naksir Kinara? Udah baik, pinter, perhatian, manis lagi tingkah lakunya. Kaya Ndoro Putri. Aneh malah kalo ada cowok kenal Kinara, tapi nggak tertarik sama dia."
"Jangan bilang lo naksir juga dong sama Kak Kin?"
"Gue pengecualian. Naksirnya udah sama yang lain soalnya, hehe."
"Halaaah, ngeles."
"Tapi serius deh, Will. Kinara tuh tipikal independent woman yang anggun. Nggak bossy, tapi classy. Ya gitulah. Di UKM aja dia banyak yang naksir. Jadi ya, intinya bukan nggak mungkin kalo lo naksir juga sama Kinara. Apalagi selama ini kalian deket."
"Jadi nggak papa kalo misal gue naksir Kak Kin?"
"Nggak salah bukan berarti nggak papa, Will. Perasaan itu memang kadang muncul nggak terduga. Tapi kita punya kuasa untuk mengontrol perasaan itu kalo emang tidak pada tempatnya."
"Gimana dah maksudnya tinggi banget bahasa lo, Bang."
"Gini, kalo lo naksir sama Kinara, itu sumber muncul perasaannya bisa aja tanpa lo kehendaki. Tiba-tiba naksir gitu. Tiba-tiba suka. Itu nggak salah, karena alamiah. Tapi, kalo liat situasinya sekarang, Kinara pacaran sama Daniel. Udah punya orang lain. Berarti perasaan naksir lo itu bisa dibilang nggak pada tempatnya, kan? Karena naksir sama pacarnya orang. Jadi ya menurut gue perasaan itu perlu dikontrol demi kebaikan bersama."

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow (END)
FanfictionWill bertemu Kinara ketika usianya sudah di ujung tanduk. Kinara memberikan cahaya kehidupan baru bagi Will; menghadirkan kisah dan orang-orang baru untuk mewarnai hari-hari Will yang sebelumnya kelabu. Bagi Will, Kinara dan gitar adalah bahagianya...