Sejak pagi perasaan Rega sudah tak enak. Ia merasa hari ini akan terjadi sesuatu yang besar.
Pengennya seharian nempelin Niel, jadi suami siaga. Sayangnya ia harus berangkat ke kantor, ada pertemuan dengan klien yang tak bisa ditunda.
Semakin cepat Rega menyelesaikan proyek terakhir yang menjadi tanggung jawabnya, maka ia akan semakin cepat bisa mundur dengan tenang.
Toh di apartemennya sudah ada banyak yang menjaga si mungil kesayangan.
Michael, Tata dan bunda adalah kombinasi super bawel, cukup untuk menahan Niel tak bisa dengan mudah pergi sendirian menyelinap ke istana Adiwaskita.
Jangan lupakan uncle Bima yang overprotective.
Sejak mengetahui ada beberapa orang yang sempat mencegat mereka di jalanan, paman mertuanya langsung menyewa beberapa bodyguard untuk berjaga di sekitar apartemen.
Niel akan aman dalam beberapa jam kedepan selama Rega menyelesaikan tugasnya.
Dengan keyakinan itu, ia pun berangkat menuju kantor Imperium Architect.
Sampai di kantor, untuk lebih meyakinkan diri, Rega juga menelepon papa. Memastikan apakah hari ini akan ada pegawai yang berkunjung ke rumah Gunawan Adiwaskita.
Tidak ada. Jadwal kunjungan ada pada hari Jumat besok.
Praise the Lord. Rega bisa meninggalkan Niel dengan tenang sampai sore nanti.
Dan beruntungnya lagi sang papa tidak banyak bertanya untuk apa Rega membutuhkan informasi seperti itu.
Semua aman terkendali.
...
...
Menjelang makan siang, optimisme Rega mulai menipis. Fokusnya tak bisa 100 persen pada klien.
Beberapa menit sekali ia menyalakan layar ponsel menanti balasan dari Tata atau bunda namun nihil.
Niel sendiri sudah tidak bisa dihubungi sejak awal Rega menginjakkan kaki di kantor, padahal sedari kemarin dia sudah menyalakan ponselnya lho.
Rega menghela nafasnya pelan, mata melirik ke arah dinding. Jam rasanya berjalan lambat setiap detiknya.
Kalau tidak memikirkan integritas dan profesionalitas, ingin rasanya Rega segera cabut dari kantor, pulang ke rumah.
"Are you okay?" Mas Bintang yang menyadari kegelisahannya mencondongkan tubuh untuk bertanya pelan.
"Khawatir sama Niel mas. Nggak ada yang ngasih kabar." Rega menjawab jujur. Toh, mas bos ini sudah tahu kondisinya.
"Keluar bentar sana, biar aku yang handle disini. Kamu telpon yang di rumah." Bintang memberikan solusi.
Wajah Rega auto cerah. Dipandanginya pria yang sudah beberapa tahun ini menjadi atasannya dengan tatapan penuh rasa terima kasih.
"Thanks, mas."
Setelah berpamitan kepada klien, Rega segera keluar, menuju salah satu balkon dan menelepon keluarganya.
Niel jelas nggak diangkat.
Tata dan bunda pun sama saja.
Harapan terakhir, Michael juga tak mengangkat telepon.
Kening Rega berkerut dalam. Nggak mungkin banget kan mereka kompakan jauhan dari yang namanya gadget?
Apa jangan-jangan mereka merencanakan sesuatu dibelakangnya?
Tidak. Itu tidak mungkin!
Mama, sebagai tetua diantara mereka berempat pasti tidak akan bertindak gegabah. Sedari kemarin, mama-lah yang getol menasehati Niel untuk tidak melakukan hal-hal berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING AGREEMENT (Completed)
RomanceRenaga Nathaniel Linggadinata, straight to the bone, sudah memiliki pacar cantik yang siap dipinang, namun tiba-tiba dipaksa sang mama untuk menikah. Bukan dengan seorang wanita, melainkan laki-laki. Rega yang tak kuasa untuk menolak permintaan or...